Part 7

15.3K 1K 30
                                    

Budayakan ngasih like, komen dan follow dulu sebelum baca!

🥀

Setelah semalam Matthew Wyman di buat gila karena sebuah siluet, dan tadi siang malah disuguhi lekuk tubuh Rachel yang sedang mengenakan bikini sialannya, gejolak di dalam darah pria itu justru semakin memanas.

Fantasi liar sudah bergerilya di pikirannya, saking liarnya Matt sampai membayangkan bagaimana rasanya mencicipi tubuh wanita itu di atas yatch mewahnya, di bawah teriknya sinar matahari, di tengah lautan luas, telanjang bersama, merasakan aroma tubuh satu sama lain.

Sial! Batin Matt sambil menghisap cerutunya kuat-kuat, membuang asap putih. Menengadahkan kepalanya ke atas, bersender pada sofa, sedangkan matanya terpejam. Hanya beberapa saat, kemudian menghisap cerutunya kembali.

Undangan makan malamnya baru saja di tolak oleh Rachel La Waldron, dan wanita itu lebih memilih kelaparan di kamarnya. Keras kepala.

Terdengar suara hentakan sepatu dari orang kepercayaannya. "Anda baik-baik saja, Boss?" Tanya Jav, yang baru saja tiba sambil menyerahkan sebuah berkas kepada Matt.

Matt membuka berkas itu, memeriksa secara terperinci. Di balik sifatnya yang tidak sopan, arogan, mesum, bahkan tak jarang kelewatan, namun jika sudah berbicara soal bussines pria itu akan menjadi mengerikan.

Urusan melipat gandakan uang dia jagonya. Entah Hotel, Apartemen, Perumahan, atau bisnis ilegal lainnya, semua Matt kendalikan dengan begitu epic. Kuliah di Standford hanya numpang gelar, karena sejak kuliah lah Matt mulai terjun ke dunia gelap, membangun kerajaan bisnisnya. Menambah rentetan kekayaan pria itu.

"Seperti yang kamu lihat.. aku baik, Jav. Oh, rupanya ada yang mengambil kontainer yang berisi kokain milik kita." Matt tidak kaget, bagiannya hal seperti itu sudah biasa. "Kerugiannya memang tidak banyak, tapi para tikus itu harus segera di singkirkan, bukan?"

Matt menatap Jav dengan tatapan yang tidak bisa di bantah. Membuat Jav merinding setiap kali mendapat tatapan tersebut. Ia tahu Boss nya kesal, namun di sembunyikan.

"Betul, Boss. Damar sudah mulai bergerak untuk membereskannya, Boss akan segera mendapatkan laporannya setelah semua beres."

"Jangan sisakan satu tikus pun. Hama harus di basmi hingga musnah agar tidak menganggu panen kita di kemudian hari. Selalu ingat, dalam bisnis seperti ini tidak ada negosiasi atau belas kasihan.. jika kau tidak ingin di habisi duluan!" Matt menyeringai jahat.

"Pesan Boss akan selalu kami ingat." Jawab Jav penuh kepatuhan. "Kalau begitu saya permi—"

Matt memotong. "Tunggu Jav, ada yang ingin aku tanyakan." Jav hendak undur diri, namun Matt mencegahnya.

Boss nya itu langsung pada inti persoalan. "Aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Bahkan saat aku ingin tidur dengan seorang Artis Hollywood yang film nya sedang naik daun, aku mendapatkan nya. Tapi sekarang ada yang aneh, aku sudah menawarkan uang, mobil mewah, bahkan semuanya, tapi wanita itu masih tetap menolak ku. Katakan pada ku Jav, sekarang aku harus apa?"

Sungguh terdengar lucu, ketika pria yang notabennya Boss mafia kelas kakap dan sudah menginjak kepala tiga menanyakannya hal tersebut pada bahannya. Terasa polos.

Jav menyarankan. "Menurut pendapat saya, Boss harus mendekatinya dengan perasaan. Ambil sisi emosionalnya, mungkin di mulai dengan menjalin pertemanan."

"Tidak Jav, aku tidak bisa. Aku tidak menginginkan hubungan yang seperti itu, seorang wanita akan menjadi kurang ajar jika kita memberikan perasaan. Aku hanya ingin menikmati malam dengannya, itu cukup." Jelas sang Bis BOSS.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang