Part 5

16K 1K 50
                                    

Follow dulu sebelum baca. Wajib!
Jangan lupa like dan komennya juga ya.

🥀

"Selama beberapa hari ke depan, temani aku. Aku akan memberikan semua yang kamu minta, jika kamu bersedia menemaniku dengan suka rela."

Rachel tertegun untuk sesaat. Kalimat barusan refleks memenuhi seluruh otaknya. Rachel La Waldron tahu dengan sangat jelas arti menemani yang di maksut sang Big BOSS. Ini bukan permainan anak bau kencur yang hanya sekedar menemani tamasya atau bercerita, karena subject utama dari penawaran ini adalah, tempat tidur.

Rachel tidak ingin membahas lebih jauh tentang sesuatu yang terdengar tidak menyenangkan. Karena sekarang Rachel benar-benar merasa di lecehkan.

Namun diam-diam dirinya merasa bangga, karena pria asing saja menginginkan tubuhnya. Tapi kenapa sang Suami malah menyingkirkannya, menyakitinya. Aaa.. Rachel lupa kalau dirinya tidak sempurna.

Tanpa berkomentar, Rachel pun bangkit dari kursi. Mencoba pergi, namun tubuhnya lebih dulu di tahan oleh bodyguard Matthew Wyman agar menempati kursinya kembali.

"What the fuck!" Maki Rachel kasar, dengan spontan.

Rachel malah makin kasar setelah bodyguard itu justru mengikat tangan beserta kakinya menggunakan tali webbing. Ia berontak, marah dan mencoba melepaskan diri, namun usahanya sia-sia. Di depan seorang Boss Mafia, Rachel cukup berani untuk memaki dan kurang ajar seperti sekarang. Padahal semalam Matt baru saja menghabisi tawanannya. Tapi Rachel tidak tahu siapa Matt yang sebenarnya, betapa sadis dan berbahaya nya pria itu.

Matt tersenyum nakal meski menerima tatapan permusuhan. "Kamu tahu apa salah kamu, cantik?" Tanya nya.

Rachel tidak mau menjawab, ia memilih memalingkan muka. Rachel menyesal sudah mengijinkan pria itu untuk bergabung di mejanya pagi ini.

Sekarang Rachel malah merasa terancam, karena diam-diam Matt justru semakin dekat. Meletakan ujung hidungnya di atas pundak Rachel, nekat menyesap wangi tubuh wanita itu, yang entah sejak kapan terasa seperti kokain. Rachel gelisah, ia merinding dengan hembusan nafas Matthew Wyman yang saat ini merangsang bulu-bulu halusnya.

"Manner, please!" Ucap Rachel yang merasa risih, dan mulai bergairah.

Itu terdengar lucu bagi Matt karena dia benar-benar ikut terangsang sekarang.

Matt mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan suara yang terdengar gentleman. "Aku sungguh akan memperlakukan mu dengan baik selama dua minggu ke depan."

"Tidak kah kamu punya attitude? Setelah mengikatku seperti ini, sekarang kamu malah memberikan undangan bercinta?" Rachel tidak takut berkata blak-blakan. Membuat Matt menaikan salah satu alisnya.

Matt tersenyum miring, rupanya Rachel bukan seperti wanita naif yang ia bayangkan. Pemuda itu semakin mendekat, hingga jantung Rachel merespon dengan debaran yang kian menggila.

"Undangan bercinta? Rupanya kamu sudah mengerti, dan bukankah seharusnya kamu segera menjawab, bersedia atau iya?"

Satu jengkal lagi dan Matt tidak akan bisa mengendalikan diri. Ini bukan tentang jatuh cinta, tapi karena wangi parfum Rachel yang terasa lezat, membuat Matt tak sabar ingin mencicipi sarapan pagi nya.

Rachel tersenyum sinis. "Licik! Keep on dreaming, Boss!" Kata Rachel menegaskan.

Matt tidak marah. Pemuda itu justru mengunci kedua bola mata Rachel, tak membiarkan Rachel lepas begitu saja dari tatapan intimidasi nya. Matt terlihat seperti pria yang begitu mendominasi, berkuasa, dan pandai mengontrol lawan bicaranya. Seperti saat ini, membuat Rachel tak berkutik.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang