Part 17

12.2K 949 54
                                    

Please, spam LIKE dan KOMEN kalo kalian suka cerita ini! Thanks 😉

🥀

"Kau akan mati!"

Matt membuat berdarah seorang pria yang telah diam-diam membocorkan lokasi kontainer kokain miliknya. Setelah Damar menyelidiki, rupanya masalah yang mereka hadapi sejak kemarin di sebabkan oleh orang dalam.

Sekarang mereka ada di sebuah gudang tua yang terbengkalai. Matt belum puas membuat hidung dan mulut pria itu muntah darah setelah ia hajar dengan tangannya sendiri.

Sang Big BOSS berdiri di tengah ruangan dengan mainan yang kesepuluh jarinya telah ia buat remuk, dan satu-persatu kuku-kukunya telah di cabut paksa. Matt baru saja mulai tapi tontonan itu membuat semua anak buahnya menahan nafas sesak.

"Seharusnya kau tidak main-main dengan mulutmu." Matt memperingatkan dengan suara menggeram. Mirip Iblis yang berupaya menahan amarah agar tidak mengamuk detik itu juga.

"Sa—saya mohon.. saya akan menjaga ucapan saya Boss, saya tidak akan termakan suap lagi. Sa—saya janji akan menjadi budak anda sese–selamanya Boss." Pria itu gemetar, memohon dengan putus asa seolah kesempatannya untuk hidup sudah habis. Mencoba meronta, sayangnya sia-sia.

Matt memperingatkan mereka tajam. "Kalian lihat, ini hanya pelajaran kecil. Kalau ini terulang lagi, aku akan langsung membakar orangnya!" Pria berdarah dingin itu menekan suaranya serendah mungkin sehingga menimbulkan kengerian akan neraka.

Tidak ada ampun, tentu saja setelah ultimatumnya Matt langsung memotong urat-urat leher tawanannya tanpa berkedip. Pria itu kehilangan nyawanya dengan tragis.

Bau darah, suara memohon, merintih, jasad tanpa tanpa nyawa yang terbujur kaku di bawah kakinya, serta bilah pisau yang berlumuran darah baru saja membuat bibir Matthew Wyman melengkung ke atas.

Pemandangan yang sama setiap kali seseorang berusaha merusak rencananya. Tidak ada negosiasi, tanpa belas kasih.

Hati pria itu sudah menggelap. Dia tidak akan mengubah rencananya yang sudah di atur, dan pasti melakukan yang sudah di tentukan. Selama ini Matt selalu bekerja keras, kristal-kristal es di hatinya sedikit pun tidak pernah mencair.

Tapi kenapa aku memikirkan perempuan itu?

Sebenarnya apa yang aku harapkan dari perempuan itu?

Aku ingin jawaban,

Padahal selama ini aku selalu marah jika ada wanita yang kurang ajar di hadapanku,

Jangankan marah, jutru aku nyaris kehilangan akal sehat di depan perempuan itu. Kenapa?

Matt baru selesai meneguk setengah air mineral, lalu membahasahi kepalanya dengan sisa airnya karena cipratan darah yang mengenai wajahnya. Rambut gelapnya menjadi lebih berkilau karena basah dan makin seksi dengan aroma darah.

Matt memerintahkan anak buahnya keluar setelah itu. Menyisakan Jav, Damar dan seorang pria dengan balutan seragam sekolah yang ternganga takjub setelah menyaksikan tontonan seru barusan.

"Nggak gue sangka Kakak yang seorang Boss besar akan menyeret gue kesini. Padahal tiga hari lagi gue Ujian Nasional, seharusnya Kakak memberi gue cuti sebentar." Benara tidak berpikir panjang kalau suasana hati Matt belum membaik.

"Ada masalah di Indonesia?"

"...." Benara menelan ludahnya kasar.

Matt mengendus. "Gue dengar beberapa orang Dokter yang bekerja untuk D-Jack nyaris bikin masalah besar?" Matt menghela napas, menahan emosi. "Sekarang jelaskan, selama ini polisi nggak bisa menyentuh lo, lalu setelah gue beri wewenang penuh lo malah membuat masalah. Brengsek.. dimana pertanggung jawaban lo, anak nakal?"

"Ohh ayolah Kak, jangan panggil gue dengan panggilan kekanak-kanakan itu."

D-Jack adalah salah satu cabang bisnis Matthew Wyman yang ada di Jakarta, Bali dan Surabaya. Sekilas tempat dugem itu hanya Club elite yang berisi anak-anak muda berpesta. Namun, kedok di belakangnya luar biasa mencengangkan, prostitusi, narkoba dan penyaluran tenaga kerja.

Dokter yang di katakan Matt memiliki tugas lain selain memeriksa, mereka bertanggung jawab atas obat-obatan dan pembersihan lokasi prostitusi serta narkotika.

D-Jack punya privat room yang menyediakan hiburan dewasa yang hanya sanggup di pesan oleh konglomerat, pejabat dan Artis papan atas. Tentunya Dokter-dokter itu adalah profesional yang memiliki masalah dalam dunia Kedokteran.

"Bokong gue bahkan belum menyentuh kursi, tapi Kakak udah membahas masalah pekerjaan? Bisa kita ngomong dengan santai, Kak?"

Bocah itu bernama Benara Theodore Halim. Keluarganya punya reputasi yang baik dalam dunia Medis, bahkan Ayahnya—Basuki Pradjaya Halim— digadang-gadang menjadi kandidat Menteri selanjutnya. Dan anak keduanya Benara Theodore Halim merupakan seorang pelajar sekolah menengah yang menggerakkan semua bisnis kotor itu.

"Gue akan langsung mengeluarkan isi kepala lo kalau alasan lo tidak masuk akal!" Suara Matt meninggi.

Segera Benara membungkuk sembilan puluh derajat. "Saya minta maaf kepada Kakak, dengan segala hormat, saya tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi." Benara menyelesaikan kata-kata sopannya dengan tenang.

Matt berdehem. "Lo langsung berubah sopan, itu tandanya lo tahu kesalahan lo." Benara terlihat ketakutan. Matt menatap mayat anak buahnya yang sudah tidak bernyawa. "Lo pasti belajar anatomi kan di Sekolah? Ikuti perintah gue, sekarang keluarkan jantung, paru-paru dan isi kepalanya, Benara."

"Kak," Suara Benara memohon. "Gue memang suka berantem, tapi melakukan perintah Kakak adalah hal sinting. Lagipula gue anak IPS Kak." Benara tidak ingin mengotori tangannya, membunuh orang memang perkara mudah, tapi mengeluarkan organ tubuhnya adalah gila.

Matt langsung menarik kerah jaket yang di kenakan Benara setelah mendengar jawaban yang tidak ia suka. "Pilihannya hanya dua, brengsek! Isi kepalanya yang keluar, atau isi kepala lo?" Matt mengeram, Benara terpojok, merinding.

Benara mengambil pisau dari mayat itu, lalu mulai mengeksekusi tanpa berdebat. Sungguh, dia ingin muntah. Menjijikan.

Setelah selesai pemuda itu langsung membuang jaket Dolce Gabbananya yang terendam darah. "Ini adalah hal paling berdosa yang pernah gue lakukan, dan itu karena lo, Kak." Kalimat Benara yang sarkas malah membuat Matt terbahak. Pria itu puas.

"Lo ini apa, Kak? Boss gue? Tukang jagal? Atau psikopat sinting?" Tanya Benara dengan nada humor.

"Gue Boss lo yang sinting. Ayo anak nakal, gue akan traktir makan enak, setelah itu Jav akan membawa lo kembali ke Indonesia."

Benara menepuk bahu Matt. "Kita harus mabuk sampai pagi Kak. Gue udah jauh-jauh, dan ini akan menjadi sempurna untuk mabuk menjelang Ujian Nasional." Ajak Benara bersemangat.

"Gue gak bisa. Gue harus kembali ke Villa."

Benara menerka-nerka. Dia bukan siswa sekolah yang polos. "Jadi kali ini siapa? Model, Artis atau mungkin anggota girlband?" Tanya Benara santai.

"Chef.."

🥀

Ini jawaban chapter sebelumnya kenapa Babang Matt bau darah.. 😪😪

Hay, kenalan dulu yuk sama support cast kita, Benara Teodore Halim. Yang udah baca 'Show Me Everyting' pasti sudah tahu tentang keluarga Halim, dan harusnya sudah bisa menebak siapa Ben? (Jawab di komentar)

Oya... Benara juga mucul di cerita 'Crush Me' sebagai sepupu dan sahabat tokoh utama, but itu cerita BL. Kalo suka silahkan baca gue gak maksa.

.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang