Hai, maaf baru sempet update, banyak hal yang harus aku lakukan di real life aku.
Kalian apa kabar? Selamat menunaikan Ibadah puasa yaa, semoga puasanya lancar..
🥀
Matt tidak menyangka kalau Kellani Vallery Renner malah menikahi pria lain setelah ia menyelidiki mantan pacar gadis itu yang ketahuan berselingkuh. Kellani sudah seperti seorang Adik perempuan yang berharga untuk Matt, bahkan keluarga gadis itu adalah rumah baginya.
Awalnya Matt ragu dengan keputusan Kellani yang buru-buru ingin mengakhiri masa lajangnya, ia pikir hal itu hanya emosi sesaat atas rasa sakit hati karena perselingkuhan mantan pacarnya. Nyatanya bukan, lalu yang lebih mengejutkan lagi kenapa Kellani harus menikahi Om-om yang umurnya hampir mencapai setengah abad, memangnya Kellani tidak bisa mencari pria muda, tampan dan banyak duit seperti dirinya, Matt berdecak sombong waktu itu. Tapi setelah mengetahui alasannya Matt hanya bisa menghela nafas seraya mendukung keputusan Kellani.
Alhasil, disinilah dirinya sekarang, mengenakan tuxedo yang merupakan seragam keluarga berdiri di tengah-tengah ballroom De Opera tempat berlangsungnya acara resepsi pernikahan Kellani, untuk menyambut para tamu.
Termasuk tamu perempuan yang terang-terangan mengerling ke arahnya padahal sedang bersama pasangan mereka. Matt tersenyum sebagai bentuk kesopanan. Entah mengapa Matt tidak tertarik sama sekali, atau seleranya yang sudah berubah? Siapa yang tahu.
Hingga beberapa saat kemudian Matt di buat sangat terkejut dengan ekspresi bodoh yang terpampang jelas di wajahnya saat sedang asik mengobrol bersama Kellani dan suaminya, Robin Waldron. Dia, wanita asing yang membuatnya menggila di Havana beberapa bulan lalu sekarang berada tepat dihadapannya, memotong pembicaraan mereka.
"Kak!" Panggil wanita itu, Matt masih mengenali suaranya. "Sudah waktunya untuk memberi sambutan. Mommy meminta kalian bersiap-siap." Katanya menatap sang Kakak.
"Oke. Sayang, kamu dan Rachel duluan ya. Mas masih mau menemui beberapa kolega penting." Ucap Robin pada Istrinya, Kellani.
Paras cantik yang sangat Matt kenali setiap lekuk tubuhnya, harum mawar kulitnya selalu sukses membuat Matt mabuk kepayang, atau gemetar bulu romanya ketika menyadari aroma pekat darah yang berasal dari Matt selalu berhasil membuat Matt menahan tawa. Ingatan itu tertanam jelas di dalam kepala Matt.
"Rachel?" Matt berbisik pelan, bibirnya reflek menyebut nama yang baru ia ketahui beberapa detik yang lalu, dan rupanya malah didengar oleh si-pemilik nama.
"Kamu?" Rachel sama kagetnya ketika pertama melihat pria gagah itu berdiri di hadapannya.
Rachel sangat mengenalinya, bagaimana mungkin ia bisa melupakan begitu saja wajah tampan dengan rambut hitam berantakan serta sorot mata hitam legamnya, bak malam yang sanggup menenggelamkan lautan.
Dengan terheran-heran keduanya saling menatap, Matt dan Rachel. Mirip sebuah drama, untuk beberapa detik netra mereka saling mengunci sehingga menampilkan ekspresi syok bersamaan. Tapi, mereka memilih untuk pura-pura tidak saling mengenal walaupun kekacauan pada mimik wajah masing-masing tidak dapat disembunyikan sepenuhnya, tak ada yang berusaha menyapa lebih dulu.
Kemana sikap jumawa Matthew Wyman menghilang?
Mengapa wajah anggun Rachel mendadak menjadi pucat?
Jelas seluruh perhatian keduanya langsung tersita pada sosok masing-masing. Matt menjadi semakin tidak waras karena hanya bisa menatap dan mengendurkan dasinya yang mendadak sesak.
Layaknya semesta sedang berkonspirasi akhirnya ia bertemu dengan wanita yang tiga suku kata namanya memenuhi pikiran Matt, Rachel La Waldron. Terlihat jelas, wanita itu juga sama gugupnya sehingga lebih memilih mengalihkan pandangannya dari Matt.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIDOW ON MY BED
Romance"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik. Rachel hanya mengangguk. "Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...