Part 46

7.2K 632 196
                                    

Part ini hampir 3000 kata, setara 2 bab, jadi please spam komen dan like yaa. Jangan pelit-pelit 😉

Yuk yang belum follow, follow dulu akun gue biar tahu kalau ada cerita baru. Jangan lupa like dan komen ya, biar gue semangat nulis! 😎😎

🥀

Rachel tidak mengerti pada acara lamaran yang dilakukan Matt, dua puluh kali lipat tidak masuk akal. Sangat berlebihan.

Setelah dinner di kedai hamburger yang tidak pernah Matthew Wyman bayangkan, dengan masih mengenakan suit seharga ratusan juta—mungkin dia adalah pria paling rapi yang pernah makan hamburger dengan dasi—kemudian Matt mengajak Rachel pergi ke sebuah gedung tiga belas lantai yang terletak di pinggiran Sydney, dekat Canberra.

Mereka berada di rooftop gedung tersebut saat Matt berkata, "gimana, pemandangan dari atas gedung ini indah, kan?" tanyanya, sambil menggandeng tangan Rachel.

"Yes, this is amazing. Meski nggak terlalu tinggi, dari atas sini kita bisa melihat lampu kota yang sangat ramai, Matt!" ujar Rachel bersemangat. "Tapi, dari mana kamu mendapat ijin masuk ke gedung ini? Sekarang sudah hampir tengah malam."

"Karena gedung ini milik kamu."

"Aku? Tunggu—kamu ngaco Matt, aku nggak pernah membeli gedung..." Rachel kebinggungan. Tersenyum kaku, matanya menatap Matt minta penjelasan supaya pria itu berhenti bercanda. Ini nggak lucu!

Matt menggeleng cepat. "Gedung ini milik kamu sayang. Aku memberikan gedung ini sebagai hadiah untuk calon istri aku." Ucap Matt santai, sambil menyisipkan surai rambut Rachel ke telinga.

Gila! Pria mana yang akan memberikan sebuah gedung kepada wanita yang belum resmi dinikahi? Tolong katakan kalau ini lelucon.

"Apa seorang Matthew Wyman punya hobi membeli gedung untuk para wanita yang dikencai?" Sindir Rachel, straight to the point.

"Para wanita?" Matt menaikan alis tebalnya, apa dirinya seburuk itu di mata Rachel. Bukannya dianggap keren oleh wanita yang dia cintai, malah dianggap playboy. Astagaaa—Matt mulai menyesali masa lalunya yang brengsek.

Lalu pria itu menyetuh pundak Rachel perlahan. "Kamu wanita pertama yang membuat aku rela memberikan segalanya calon Nyonya Wyman, nggak ada wanita lain," Matt tersenyum lembut hanya kepada Rachel. "Sekarang kamu lihat pemandangan di hadapan kamu. Ready? Three, two, one, only you!"

Tiba-tiba terjadi pemadaman serempak.

Seluruh lampu kota yang ada di hadapan Rachel padam seketika, lalu perlahan satu-persatu menyala, namun hanya pada bagian tengah dengan rangkaian kata; I LOVE YOU RACHEL.

Hanya lima detik, kemudian kembali normal. Lampu kota menyala seperti semula.

"Matt... yang tadi, lampunya? Kamu menyabotase penerangan kota?" Rachel tidak percaya dengan sihir yang baru saja ia saksikan.

Seumur hidupnya, Rachel tidak pernah bermimpi apa lagi membayangkan akan dilamar dengan cara yang luar biasa. Benar-benar di luar nalar manusia. Ya Tuhan, ini sangat romantis!

"Tolong jangan pikirkan hal lain sayang..." Matt mencium punggung tangan Rachel cukup lama. "Untuk aku... kamu satu-satunya. Kamu paham?"

Mata Rachel bergetar, takjub, merasa sangat dicintai. Rachel mendekatkan diri kepada Matt agar bisa menatap kesungguhan pria itu dari jarak minimum. Matt membuat hatinya berdebar. Dipenuhi perasaan hangat yang terasa manis.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang