Menggapai Cintanya - 1

800 76 9
                                    

Ayana

"Meskipun mungkin kamu tak akan merindukan aku, tapi siapa tau kamu merindukan negaraku,"

Nizar Alvian Narendra

•••©•••

📖 Selamat Membaca 📖


Wisuda kelulusan SMA Bina Mulia baru saja selesai di gelar. Nizar Alvian Narendra menjadi salah satu siswa yang mendapatkan nilai terbaik di angkatannya. Ia juga diterima di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Nafis--- Ayahnya dengan banggak memberikan pelukan pada Nizar, kemudian dilanjutkan dengan Najla---bundanya yang juga banggan dengan prestasi anak laki-laki kesayangannya.

"Selamat ya Kak, akhirnya lulus juga, udah gitu diterima lagi di kampus pilihan kakak," ucap Nasya---adik Nizar yang memberikan pelukan hnagat kepada sang kakak.

"Makasih, Ca," balas Nizar.

Beberapa teman Nizar berlari mendekat ke arahnya, saling memberikan selamat. Pasalnya hari kelulusan bertepatan dengan hari pengumuman penerimaan mahasiswa di jalur SNMPTN. Kebahagiaan semakin dirasakan oleh Nizar, karena sahabat-sahabat yaitu Ardian Fahreza, Ilham Alamsyah, Aizah Syafara dan Intan Maharani juga diterima di kampus dan fakultas yang sama yakni fakultas ekonomi dan bisnis.

Fakultas ekonomi dan bisnis menjadi pilihan Nizar karena ketertarikannya di dunia bisnis. Terlebih Ayhnya juga mengeluti di bidang yang sama. Besar harapan sang Ayah, ia juga bisa menjadi penerus di perusahaan yang sekarang beliau pegang.

Seorang gadis dengan gamis cantik, mendekat ke arah Nizar. Ia adalah Ayana Zahira Daniswara, perempuan yang setahun belakangan berhasil menyelinap ke dalam hati Nizar. Gadis cantik, pandai dan berwawasan agama yang luas yang mampu menarik perhatian Nizar. Namun sekalipun Nizar tak pernah mengungkapkan perasaannya.

"Selamat ya Zar, aku ikut bangga dengan prestasi kamu," ucap Ayana memberikan selamat kepada Nizar. Tak lupa dengan keberadaan orangtua Nizar disana, Ayana juga bersalaman kepada mereka.

"Kak Ayana ya?" tanya Nasya. Ayana menganggukan kepalanya. Ini menjadi momen pertama kalinya Ayana bertemu dengan keluarga Nizar. Lain halnya dengan Reza dan ketiga teman lainnya yang sudah sering main ke rumah Nizar.

"Oh ini yang namanya Ayana, tante sering dengar mereka cerita tentang Ayana. Tapi Ayana belum pernah main ke rumah tante," ucap Najla membuat Nizar sedikit bingung dan salah tingkah.

"Iya, tante, maaf belum pernah main ke rumah tante," ucap Ayana penuh dengan penyesalan.

"Oh ya, Yah, Bun, kita mau ngobrol-ngobrol sebentar boleh ya. Selagi sekarang masih bisa kumpul bareng, kan nanti kalau udah pada sibuk dengan kuliah masing-masing kan jadi susah atur waktu untuk bertemu," ucap Nizar.

Nafis tau maksud perkataan putranya, untuk itu ia memilih untuk meninggalkan mereka. Nizar dan yang lainnya juga melihat mencari tempat untuk mengobrol. Kabar yang mereka dengar, Ayana juga diterima di kampus impiannya.

"Na, kamu juga diterima kan?" tanya Reza.

"Alhamdulillah iya, aku mau ucapin makasih banyak ya sama kalian. Udah mau nemenin aku dua tahun disini. Kalau tanpa kalian, nggak tau aku akan berada di lingkungan yang gimana. Aku harap, walaupun nanti aku sudah jauh disana, kita masih tetap temenan ya," ucap Ayana terlihat sangat serius.

"Pasti lah, Na, kita tetap menjadi teman dimanapun kita berada," ucap Intan.

"Lagian bukan kita yang memberi pengaruh baik sama kamu, justru kamu yang memberikan banyak pengaruh positif ke kita," balas Nizar.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang