Menggapai Cintanya - 6

290 48 2
                                    

Kerja Kelompok

"Allah maha membolak balikkan hati manusia, jangan berlebih mencintai, pun berlebih membenci,"

Najla Hilyah Mumtazah

•••©•••

📖 Selamat Membaca 📖


Kerja kelompok menjadi kegiatan yang akan sering dilakukan bersama selama masih kuliah. Karena sering kali dosen akan memberikan tugas kelompok untuk membuat paper ataupun tugas presentasi. Setelah pembagian kelompok tugas kemaren, ternyata Nizar satu kelompok dengan Namiya dan Sandi.

Untuk memudahkan komunikasi diantara mereka bertiga, Nizar memutuskan untuk membuat group kecil. Tanpa sengaja tangan Nizar menekan ikon foto profil Namiya. Cantik, kesan pertama Nizar kepada Namiya tapi Namiya masih jauh dari Ayana yang Nizar jadikan standart dalam melabuhkan rasa.

“Hari ini ada kuliah, sayang?” tanya Najla yang duduk disebelah Nizar di ruang keluarga.

“Gak ada bun, cuma rencananya masih tetap ke kampus, mau kerja kelompok sama temen-temen,” jawab Nizar tak mengalihkan pandangannya pada ponsel yang menampilkan sebuah game online.

“Bunda pengen tanya deh, sebenarnya ini udah lama banget pengen bunda tanyain, tapi bunda selalu lupa,” ucap Najla.

“Tentang apa bun?”

“Tentang caption kamu yang membahas berharap, waktu kamu trip ke Bromo, sebenarnya kamu pernah berharap sama siapa? tentang perempuan pasti ya?” tanya Najla berusaha mengorek informasi mengenai putranya.

“Enggak bun, itu caption buatnya juga iseng-iseng aja. Tiba-tiba kalimat itu yang terlintas di kepala,” jawab Nizar.

“Bunda gak akan maksa kamu cerita, tapi bunda gak suka dibohongi loh ya. Terlebih kalau sampai nanti hal-hal yang ditutupi itu bunda ketahui dari orang lain,” balas Najla kemudian beranjak dari duduknya dan meninggalkan Nizar disana.

“Bun,” panggil Nizar sambil meletakkan ponselnya. Najla menahan langkahnya dan kembali menatap anaknya penuh tanya.

“Duduk dulu deh,” ucap Nizar. Najla duduk di sofa panjang dimana Nizar duduk. Kemudian Nizar mengubah duduknya dengan tiduran. Ia meletakkan kepalanya dipangkuan sang Bunda.

Nizar memang sosok yang manja sama Najla. Tapi itu hanya ia lakukan jika bersama bundanya di rumah. Sebuah sisi yang berbeda ketika Nizar berada di luar rumah. Najla mengelus rambut Nizar dan mendengarkan putranya bercerita. Nizar tak ingin membohongi sang bunda, ia menceritakan mengenai perasaan yang pernah tersimpan untuk Ayana.

“Bukannya Ayana sudah menikah kan?” tanya Najla dan Nizar menganggukan kepalanya.

“Kamu harus belajar melupakan Ayana. Kamu harus ingat, Ayana sudah menjadi istri orang lain. Kalau kamu menjadi seorang suami, tentunya kamu nggak akan rela kan kalau ada laki-laki lain yang terus mengharapkan istrinya. Hal itu yang akan di rasakan suami Ayana kalau tau kamu masih terus memikirkan itu,” jelas Najla.

“Tidak ada manusia yang sempurna, dan tidak akan ada manusia yang memiliki sifat yang sama. Jangan jadikan Ayana standart kamu untuk melabuhkan rasa dikemudian hari. Kamu cuma pernah mengagumi luarnya saja, belum tau isinya seperti apa. Perihal jodoh, namanya sudah dituliskan Allah lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi,” tambah Najla.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang