Kalian udah tour apartemennya Nizar sama Namiya belum?? Kalau belum langsung check part sebelumnya ya!!!•••©•••
Menanti Amanah
📖 Selamat Membaca 📖
Genap sudah dua belas bulan Namiya dan Nizar membina rumah tangganya. Tahun pertama ini banyak hal baru yang mereka lalui bersama. Mengenai Ayana yang pernah mengutarakan isi hatinya, sehari sebelum pernikahannya. Cemburu tak beralasan ketika Namiya menemui tamu bulanannya. Hingga pertengkaran kecil saat keduanya sama-sama lelah dengan pekerjaan.
Melewati tahun pertama, Namiya selalu mendapati tamu bulanannya. Setiap kali ia datang bulan, dirinya merasa gagal menjadi seorang istri. Namiya belum mampu membahagiakan suaminya dengan kehadiran buah hatinya. Belakangan ia juga mulai dihantui rasa takut. Takut jika dirinya tidak bisa memberikan keturunan untuk suaminya.
“By, kenapa?” tanya Nizar panik, setelah bingung mencari keberadaan istrinya yang ternyata berada di kamar mandi. Duduk di atas kloset, dengan wajah lesu.
“Nggak papa, cuma pengen istirahat aja,” ucap Namiya kemudian beranjak dari tempat duduknya.
“Lagi nggak enak badan ya? mau ke dokter aja? aku buat janji sama dokter ya,” balas Nizar sambil mengikuti langkah istrinya. Ia khawatir terjadi apa-apa dengan Namiya.
“Nggak perlu, biasa, ini datang bulan. Udah siang, kamu harus ke kantor kan?”
“Aku temenin kamu aja,”
“Nggak,” tegas Namiya sambil memberikan tas kerja Nizar.
Nizar tau bagaimana sensitifitas perasaan Namiya. Ini bukan pertama kalinya, dia bersikap seperti itu. Semenjak tau, Aiz hamil, Namiya seperti merasa tertekan. Ia selalu mengatakan bahwa dirinya menikah terlebih dahulu, tapi tak kunjung diberi amanah. Lain halnya dengan Aiz. Bukan Namiya tak senang, ia sangat senang, pun juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh temannya itu.
Dengan berat hati, akhirnya Nizar berangkat ke kantor meninggalkan istrinya sendirian di apartemen.
“Kalau nanti udah enakan, aku mau main ke rumah Kak Naura,” ucap Namiya saat mengantar suaminya ke lift.
“Okey, hati-hati ya, kalau butuh aku, langsung telfon,” balas Nizar kemudian mencium kening istrinya. Namiya mengangguk sambil memberikan senyuman untuk suaminya.
•••©•••
Namiya selalu merasa nyaman dekat dengan anak kecil. Seperti sekarang ia sedang bermain dengan Nawwara. Kedatangan Namiya ke sana untuk meminta rekomendasi dokter kandungan terbaik dari kakaknya.
“Kalau saran aku, ada dokter Annisa. Beliau itu dosen pembimbing temenku dulu waktu kuliah. Beliau juga kompeten dibidangnya. Ya, tapi semua itu kan tergantung nanti gimana kamu sama beliau, nyaman atau enggak. Kalau mau coba konsultasi awal sama beliau, nanti bisa aku buatkan appointment, di rumah sakit medika,” jelas Naura yang sedang sibuk merapikan pakaian Nawwara.
“Boleh kak,”
Bersama Naura, Namiya tau banyak hal mengenai masalahnya, terutama dari sudut pandang medis. Ada banyak kemungkinan yang membuatnya susah memiliki keturunan. Hingga kemungkinan terburuknya adalah ia memang ditakdirkan mandul oleh Allah.
•••©•••
Namiya sudah kembali aktif dengan kegiatan hariannya. Mulai dari menjadi istri di rumah, menyiapkan sarapan dan semua keperluan suaminya sebelum berangkat kerja. Omelet menjadi andala Namiya untuk mengisi perut suaminya di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...