Proses Hijrah
Perjalanan hati, proses hijrah menuju sang ilahi. Perlahan memperbaiki diri, perlahan meninggalkan hal yang justru merugikan diri. Namiya sudah memantapkan hatinya untuk terus belajar mengejar cinta-Nya. Tak ada yang pantas dia cintai selain pemilik cinta yang sesungguhnya.
Terdengar mobil berhenti di depan rumahnya. Kedua orangtua Namiya hari ini pulang dari perjalanan bisnis di luar negeri. Ia menyambut dengan membukakan pintu, ia juga tersenyum manis kepada orangtuannya. Reva langsung merangkul putri sematawangnya. Seketika matanya berkaca-kaca melihat Namiya yang mengenakan hijab.
“Sayang,” ucap Reva sambil memeluk Namiya yang ikut terharu melihat mamanya menangis.
“Doain Namiya selalu istiqomah ya ma,” ucap Namiya sambil tersenyum ke arah papanya yang ikut terharu disana.
“Pasti,” balas Reva kemudian melepas pelukannya. Bergantian dengan Namiya yang langsung merangkul papanya.
“Mungkin ini cara Allah agar kita semua semakin mendekatkan diri kepada-Nya,” ucap Ardi sambil mengelus kepala Namiya. Ia juga berulang kali mencium kening Namiya. Namiya sangat bersyukur, orang terdekatnya memberikan dukungan penuh akan keputusannya.
“Yaudah masuk yuk,” ajak Reva.
Mereka memilih untuk duduk di ruang keluarga sembari melepas penat dan melepas rindu dengan putri mereka. “Teman-teman kamu gimana?” tanya Reva.“Aku rasa teman yang baik itu yang akan mendukung teman lainnya untuk menjadi lebih baik. Namiya tetap berteman baik dengan semuanya,” ucap Namiya.
“Meskipun beberapa teman aku yang tidak suka dengan perubahan ini, menganggap aku berubah hanya karena Nizar,” tambah Namiya.
“Siapa Nizar?” tanya Ardi cepat saat putrinya menyebut sosok laki-laki yang belum pernah dia kenal.
“Teman kelas Miya, Mama pernah ketemu sama dia waktu aku diantar pulang karena kaki aku keseleo, dan sosok yang membuat aku ingin belajar itu Tante Najla, beliau mamanya Nizar” jawab Namiya.
Mendengar putrinya dekat dengan seorang laki-laki membuat Ardi mengorek banyak informasi mengenai laki-laki itu. Namiya memang beberapa kali pacaran, tapi tak pernah sekalipun seorang teman laki-lakinya ia ajak masuk. Apalagi berkenalan dengan keluarganya. Ia berpikir putrinya memiliki hubungan yang lebih daripada sekedar teman.
“Nizar suka sama kamu? atau justru kamu yang tertarik sama Nizar?” tanya Ardi penuh selidik.
“Gak ada yang punya perasaan suka. Udah ah, males kalau harus ngomongin Nizar, bahas yang lainnya aja. oh iya, oleh-oleh buat aku mana?” balas Namiya sambil mengalihkan pembicaraan.
“Ada di mobil, biar nanti pak Slamet sama Pak Jo yang bantu turunin,” ucap Reva.
“Sekarang aja,” balas Namiya meninggalkan ruang keluarga. Sengaja ia ingin keluar dari tempat itu, kalau tidak, papanya pasti akan banyak tanya mengenai Nizar.
Obrolan tentang Nizar membuat dirinya merasa tak nyaman. Ia takut orangtuanya melihat ia salah tingkah atau bagaimana. Diantara keduanya memang tak ada hubungan spesial. Namun sekarang Namiya merasa lebih dekat dengan Nizar. Ia juga sering berkomunikasi melalui chat, dan Nizar seolah sudah mulai terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...