Menggapai Cintanya - 45

153 15 2
                                    

Meminta Restu

Semenjak Namiya memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu dari program hamil yang beberapa tahun terakhir intens ia dan Nizar lakukan. Ia kini kembali disibukkan dengan pekerjaan kantornya. Bahkan beberapa kali Nizar atau pun Reva meminta Namiya untuk memperhatikan kesehatannya.

Beberapa waktu terakhir, Namiya juga sering keluar masuk rumah sakit karena kecapean. Belum lagi mengenai persoalan poligami yang terus ia usahakan. Kali ini Namiya benar-benar sudah mengikhlaskan Nizar untuk bersanding dengan Ayana. Apalagi mengingat dirinya yang mudah sakit. Ia takut dirinya justru hanya menyusahkan Nizar.

Namiya selalu memohon kepada Nizar, agar mau menikah dengan Ayana. Semua itu Namiya lakukan, selain ingin memproleh momongan. Namiya juga takut jika dirinya tak bisa terus berada disisi Nizar. Ia tak ingin terus menjadi beban untuk keluarga Nizar.

“Aku mohon By” pinta Namiya sambil memegang tangan yang masih terbaring di atas brangkar rumah sakit. Ia menatap Nizar penuh harap.

“Aku nggak pernah tau, sampai kapan Allah izinin aku untuk terus dampingin kamu. Aku takut nanti ...,” lanjut Namiya namun langsung dipotong oleh Nizar.

“By, aku yang akan selalu dampingin kamu,” ucap Nizar.

“Aku mohon By, sekali ini, aku takut jika aku lebih dulu pergi, meninggalkan kamu sendiri,” balas Namiya lebih mengeratkan hgenggaman tanganya.

“Aku nggak bisa,” balas Nizar.

Seketika Namiya langsung melepaskan genggaman tangannya. Ia menatap ke atas langit-langit sembari mengusap pipinya. Ia juga meminta untuk Nizar meninggalkan ruangannya, ia merasa butuh waktu sendiri.

“Aku butuh waktu untuk sendiri, By,” putus Namiya sambil memalingkan wajahnya dari Nizar. Segala cara sudah ia lakukan untuk mengambil hati suaminya, tapi tak ada satupun yang berhasil meluluhkan hati Nizar. Mungkin dengan diam dan berusaha menghindar bisa membuat Nizar memikirkan permintaannya.

“By,” panggil Nizar.

“Aku butuh waktu untuk sendiri,”Namiya kembali mengulangi ucapannya.
Nizar berdiri dari duduknya. Ia menatap Namiya, namun istrinya itu tak mau melihatnya. Nizar mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Nmaiya.
Nizar berhenti, kemuidan menoleh kembali ke arah Namiya, “Aku akan menikah dengan Ayana, jika itu yang kamu mau. Tapi dengan satu syarat,” ucap Nizar.

Namiya langsung menoleh ke arah suaminya, “Apa?” tanya Namiya.

“Kita perkuat hubungan kita, dan aku mau kamu selalu ada disisi aku, mempersiapkan semuanya. Aku nggak akan menikah dengan Ayana, kalau kamu nggak bisa mendampingi aku melakukan semuanya,” ucap Nizar kemudian ia meninggalkan ruangan Namiya.

“Aku terima syarat dari kamu,” lirih Namiya diakhiri dengan senyum mengembang.

•••©•••

Hubungan Namiya dengan Nizar kini semakin membaik. Seolah keduanya lupa dengan apa yang beberapa waktu lalu mereka lalui, dan apa yang sudah mereka rencanakan ke depannya. keduanya semakin lengkat layaknya pengantin baru, seperti syarat pertama yang diminta oleh Nizar.

“Nanti aku mau ketemu Mama, aku mau obrolin semuanya,” ucap Namiya diakhiri dengan senyuman.

Nizar tak memberi jawaban. Justru ia merasa terpesona dengan kecantikan istrinya. Namiya sedang menyiapkan menu sarapan pagi ini. ia menggunakan setelan baju santi dengan rambut ia ikat asal, serta wajah bersih tanpa sapuan make up. Nizar mencintai Namiya yang seperti itu.

“By,” panggil Namiya saat Nizar tak memberikan respon apapun.

“Iya,” balas Nizar sambil berjalan ke arah Namiya yang sibuk memotong sayur.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang