Rumah Belajar
Setelah sekian lama tak menemukan jadwal yang pas, untuk Namiya ikut bersama Nizar ke Rumah belajar. Akhirnya hari ini Namiya dan yang lainnya sudah ada janji untuk kesana. Sebelumnya Reza sudah mengirimkan share location di group chat, Namiya berniat untuk berangkat sendiri. Tapi beberapa jam yang lalu Nizar berniat untuk menjemputnya.
“Bi Arum,” panggil Namiya pada asisten rumahnya.
“Kenapa non?”
“Pak Slamet dimana ya, tadi aku lihat di depan nggak ada?” tanya Namiya.
“Oh ada di belakang, lagi bersihin kolam Papa non,” jawab Bi Arum. “Ada apa memangnya?” tambah di Arum.
“Mau minta tolong bantuin bawa buku,” ucap Namiya sambil berjalan ke belakang.
Setelah menyampaikan maksudnya, Namiya dibantu Pak Slamet membawa buku-buku bacaan yang ingin Namiya berikan untuk anak-anak di Rumah Baca. Bertepatan dengan itu, panggilan masuk dari Nizar yang mengatakan dirinya sudah ada di depan.
“Oke, kamu klakson aja, biar dibukain sama Pak Aris,” ucap Namiya.
Nizar memasukkan mobilnya ke area karport. Kemudian ia turun dan menghampiri Namiya. Ada beberapa buku yang ingin Namiya bawa.
“Ini semua?” tanya Nizar memastikan.
“Iya, biar dibantu sama Pak Slamet ya, aku masuk ambil tas dulu,” jawab Namiya kemudian berlalu masuk ke dalam rumahnya.
Sepanjang perjalanan, Nizar dan Namiya ngobrol banyak hal. Seolah diantara keduanya sudah tidak ada border yang menghalangi. Keduanya asyik dengan obrolan yang selalu nyambung.
“Orang tua kamu memang jarang di rumah ya?” tanya Nizar sambil terus fokus pada kemudinya.
“Iya, keduanya sama-sama orang bisnis, sih. Itu sebabnya aku jadi anak tunggal,” jawab Namiya.
“Ha? Kenapa gitu?”
“Ya, karir itu udah mendarah daging. Mama susah harus mengatur waktunya untuk aku dan pekerjaannya. Mama bilang aja udah merasa bersalah karena kurang begitu meluangkan waktu buat aku, mereka jadi berpikir dua kali kalau harus punya anak lagi. Ya jadinya, aku menjadi tunggal buat mereka,” jelas Namiya.
Sejurus kemudian mobil Nizar berhenti ditempat dimana ia biasa memarkirkan mobilnya. Karena lokasinya yang masuk gang, tentu saja ia tidak bisa membawa masuk mobilnya. Nizar mengeluarkan buku-buku yang dibawa oleh Namiya. Karena cukup banyak, Nizar menyarankan untuk membawa secukupnya saja, biar sisanya bisa dibantu oleh anak-anak.
Mereka berdua berjalan beriringan. Dari kejauhan Nizar memandang, belum ada motor teman-temannya yang datang. Hanya dua motor milik Liodra dan Bagas. Melihat Nizar yang berjalan ke arah Rumah Belajar, anak-anak langsung berlari menuju Nizar dan Namiya.
“Ini, bantuin abang bawa ke dalam ya,” ucap Nizar sambil membagi beberapa buku kepada mereka.
“Di mobil masih ada lagi, ada yang mau bantuin kaka?” tanya Namiya.
Mereka semua berantusias mengikuti langkah Namiya menuju mobil. Nizar juga ikut kembali menuju mobil. Ia melihat bagaimana Namiya terlihat sangat bahagia bersama anak-anak kecil disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...