Menggapai Cintanya - 34

117 24 2
                                    

Hari Pertama Menjadi Istri

Namiya merasa berat untuk membuka matanya. Sudah beberapa kali dering alaram ponselnya membangunkan tidurnya. Matanya masih ngantur, ia dan Nizar baru bisa tertidur jam tiga pagi. Sekarang sudah masuk waktu subuh. Nizar baru saja turun dari ranjang untuk terlebih dahulu bersih diri.

Hari ini adalah hari pertama Namiya menjadi istri. Badannya masih sangat lelah usai resepsi. Ditambah semalam ia dan Nizar tidak bisa tidur membuat keduanya memilih untuk unboxing. Belum lagi, sebenarnya Namiya merasa belum nyaman tidur, ada orang di sampingnya.

"By, udah," ucap Nizar yang baru keluar dari kamar mandi. Namiya memberikan handuk kecil untuk Nizar mengeringkan rambutnya yang basah.

"Baju kamu, aku siapin ini ya," ucap Namiya yang menunjukkan baju koko dan sarung untuk sholat.

Namiya berdiri dari duduknya menuju kamar mandi. Ketika ia melangkah melewati Nizar, tanpa ia sangka Nizar langsung memeluknya. Tangan kekar Nizar langsung merangkul perut Namiya. Ia mendengus menghirup aroma wangi rambut Namiya.

"By, sakit," ucap Namiya melepas tangan Nizar yang berada di atas perutnya.

"Kenapa?"

"Nggak tau," balas Namiya sambil mengelengkan kepalanya.

"Mau aku antar kamu ke kamar mandi?"

"Gimana?"

Nizar langsung mengendong Namiya ala bridal style. Namiya yang tidak dengan perlakuan Nizar tersentak kaget sambil berteriak. Pegangan Nizar cukup kuat dalam mengendongnya. Nizar langsung menceburkan Namiya ke bathup yang sudah terisi air hangat juga sabun aroma terapi.

"By," teriak Namiya, saat melihat Nizar pergi meninggalkannya di kamar mandi. Ia masuk ke dalam bathup masih dengan pakaian lengkap. Ia juga belum menyiapkan handuk dan sebagainya.

Meskipun merasa kesal, tapi perlakuan Nizar kepadanya membuat hatinya berbunga-bunga. Suaminya itu sudah menyiapkan bathup untuknya berendam, sekalipun ia masih menggenakan piyama. Perempuan mana yang tidak senang, diperlakukan manis seperti itu oleh suaminya.

"By," panggil Namiya setelah hampir setengah jam berendam di bathup, ia ingin membilas tubuhnya, tapi suaminya itu tidak menutup pintu kamar mandi membuat ia urung untuk keluar dari bathup tanpa handuk yang bisa ia kenakan.

"Iya, kenapa sayang kuh? Mau di gendong lagi?" tanya Nizar membuat Namiya memanyunkan bibirnya kesal.

"Ihh, enggak, tutup pintunya, aku mau bilas dulu. Oh ya, handuk aku mana?"

"Kenapa harus tutup pintu, di kamar ini kan cuma ada aku sama kamu,"

"By, malu ih," ucap Namiya kesal karena Nizar terus saja menggodanya. Padahal Namiya tau bahwa suaminya itu mengerti maksudnya, tapi tetap saja suaminya itu terus menggoda.

"Malu kenapa?"

"By," ucap Namiya dengan sedikit nada tinggi, ia kesal harus menanggapi suaminya yang terus menggodanya di ambang pintu.

"Keburu habis subuhnya," tegas Namiya kemudian membuat Nizar akhirnya mengalah.

Ia mengambil handuk di laci kemudian memberikan pada Namiya. Ia tidak lantas keluar dari kamar mandi, ia masih menunggu Namiya keluar dari bathup. Sengaja ia melakukan itu, ia ingin tau bagaimana reaksi Namiya. Sekarang ia memiliki hobi baru, yaitu menggoda istrinya.

"Hubby, keluar nggak? Nangis nih aku," ucap Namiya dengan kesal.

Nizar justru tertawa melihat Namiya yang kesal karenanya. Bukanya langsung keluar seperti perintah Namiya. Nizar terlebih dahulu mendekat ke bathup dan mengacak lembut puncak kepala Namiya. Kemudian menciumnya sekilas.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang