Menggapai Cintanya - 23

161 32 4
                                    

Weekend Bersama Keluarga

"Kamu menganggap aku ada sebagai partner hidup kamu,"

-Namiya Caera Ariendra-

📖 Selamat Membaca 📖

Weekend kali ini terasa sangat berbeda, untuk Nizar ataupun Namiya. Salah satu keluarga Nizar ada yang akan melangsungkan pernikahannya di Bandung. Setelah kemarin sibuk dengan acara kondangan, hari minggu ini mereka gunakan untuk staycation. Nafis memilih salah satu resort milik rekan kerjannya yang memiliki fasilitas untuk melakukan petik strowberi langsung di kebunnya.

Semalam Namiya memilih tidur bersama Nasya. Sebenarnya bisa saja dia tidur sendirian, tapi Nasya minta untuk tidur dengannya. Suasana disana sangat dingin, membuat mungkin semua orang akan malas untuk keluar dari selimut. Tapi mereka akan rugi jika kesana tapi tidak menikmati pemandangan alamnya.

Usai sholat subuh, Namiya memperoleh pesan singkat dari Nizar. Calon suaminya itu mengajaknya untuk jalan-jalan pagi. Awalnya Namiya menolak dengan berbagai alasan karena dinginnya suasana.

"Ya, nggak bawa sepatu dong, By," balas Namiya.

"Nggak usah pakai sepatu, pakai sendal yang ada aja,"

Karena tak ingin sendirian, Namiya mengajak Nasya untuk ikut bergabung. Sangat mudah mengajak Nasya untuk berpetualang di alam. Namiya tau, Nasya memang anak pecinta alam. Mereka menggunakan pakaian seadaannya, sebelumnya tidak ada agenda untuk jalan-jalan pagi seperti itu.

"Abi nggak diajak juga kak?"

"Susah," balas Nizar.

Mereka jalan-jalan menikmati udara pagi yang masih segar. Susah rasanya merasakan pengalaman itu di ibukota. Berada jauh dari kebisingan kota membuat mereka sedikit relaks. Nasya yang berhasil mengajak Abi untuk bergabung justru sibuk sendiri dengan berfoto-foto. Sedangkan Nizar dan Namiya terus melangkah menikmati setiap kebersamaan berdua.

Nizar berhenti di salah satu tempat yang menampilkan perbukitan hijau yang menenangkan. Terlihat Namiya memejamkan matanya, menghirup dalam udara segar disana. Kabut putih masih menyelimuti pagi itu, sisa hujan semalam membuat dedaunan terlihat lebih segar.

"Gimana rasanya?" tanya Nizar saat Namiya memejamkan matanya menikmati udara segar.

"Nyaman aja disini. Kayak seru deh, kalau nanti, saat usia semakin tua, menghabiskan waktu ditempat yang damai seperti disini, dekat dengan alam, jauh dari kebisingan perkotaan," balas Namiya.

"Aku ada yang pengen aku sampaikan ke kamu," ucap Nizar membuat Namiya menatap serius raut wajah Nizar.

"Apa?" tanya Namiya penasaran.

"Suatu saat nanti, Ayah pengin aku nerusin bisnisnya. Termasuk sekarang, cuma gini, gimana pendapat kamu soal keputusan aku yang akan memilih untuk terlebih dahulu menjadi karyawan Ayah. Datang ke kantor bukan untuk diperkenalkan sebagai pewaris perusahaan, melainkan datang untuk belajar dari bawah," ucap Nizar.

"Aku rasa ini penting, untuk kita bahas sebelum menikah. Gaji karyawan Ayah ya berapa sih, tapi aku butuh tau, seperti apa kinerja karyawan Ayah, yang mungkin nanti jadi karyawan aku juga," lanjut Nizar.

Namiya terlihat berpikir dengan apa yang barusan dikatakan oleh Nizar. Melihat hal itu membuat Nizar sedikit berpikir kalau Namiya akan mundur darinya. Namiya tersenyum sembari menatap Nizar.

"Aku memilih kamu, bukan karna harta kamu, ataupun kamu pewaris bisnis Ayah kamu. Aku memilih kamu karna akhlak kamu, kerja keras kamu, keberanian kamu dan tanggung jawab kamu. Sebelumnya kan kita udah pernah bahas soal keuangan, gimana income kita berdua. Kita akan baik-baik saja sekalipun tabungan kita habis, kalau kita bisa terus bergandengan tangan saling menatap kedepan, dan saling percayaan akan kesetiaan, kita pasti bisa terus bertahan," jawab Namiya.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang