Tamu Undangan
Sedari pagi tadi, Nizar tidak bisa tenang. Pasalnya hari ini, tepatnya nanti setelah sholat jumat, ia akan melangsungkan proses ijab qobul. Ia sebelumnya sudah hafal dengan apa yang akan di baca. Tapi karena gugup membuatnya beberapa kali salah mengucapkannya.
Reza dan Ilham yang selalu menemaninya di kamar, merasa heran dengan tingkah Nizar. Sepertinya menuju akad lebih menegangkan dibandingkan harus memimpin perusahaan yang besar. Nizar adalah orang kedua yang menikah dalam pertemanan mereka. Setelah sebelumnya Ayana yang terlebih dahulu menikah muda. Kini Nizar juga menyusulnya. Umur 25 untuk seorang laki-laki menikah masih bisa dibilang muda.
“Tenang kali Zar, sekalipun harus satu tarikan nafas, nanti kalau sekali salah juga boleh kali diulang,” ucap Ilham berusaha menenangkan.
“Iya, tenang, masih beberapa jam lagi. Habis ini juga kita harus siap-siap sholat jumat dulu,” timpal Reza.
“Belum ketemu Namiya sama sekali ya?” tanya Reza.
“Si Nizar tuh diblokir sama Aiz, kayaknya Namiya lupa buat buka,”
“Serius?”
“Cewek lo tuh emang kurang ajar, Ham, bikin orang kepikiran aja,” balas Nizar kesal.
•••©•••
Usai pelaksanaan sholat jumat di masjid dekat hotel. Nizar dan beberapa keluarganya yang laki-laki kembali ke hotel. Ia langsung di dandani dengan jas pengantin yang senada dengan milik Namiya. Pada acara akad siang ini mengusung tema adat Palembang. Tema itu dipilih berdasarkan kota kelahiran dari Mamanya Namiya.
Namiya yang sudah siap dengan riasan pengantin adat palembang menunggu di ruang tunggu pengantin putri. Ditempat tersebut Namiya bisa melihat tempat akad dari pantulan layar kaca di depannya. Nizar dan rombongan keluarga memasuki ruang akad.
Namiya merasa sangat gugup. Sepanjang waktu berjalan, ia terus merapalkan doa. Berharap Nizar bisa mengucapkan kalimat qabul dengan satu tarikan nafas dan lancar. Dari layar kaca, Namiya bisa melihat bagaimana wajah gugup Nizar. Lelaki itu masih tetap tampan bagaimanapun keadaannya.
Rangkaian acara adat palembang berjalan dengan lancar hingga kini Nizar sudah duduk di kursi akad. Ia duduk berhadapan dengan Ardi selaku wali nikah Namiya. Ada pula dua orang saksi dari kedua belah pihak keluarga. Nizar berusaha untuk tetap tenang, sekalipun jantungnya berdegup tak karuan.
Sebelum akad dilangsungkan terlebih dahulu dibacakan khutbah nikah. Harapannya semakin menambah keberkahan dalam pernikahan tersebut. Usai pembacaan khutbah nikah, prosesi akad dilangsungkan.Nizar menjabat tangan Papanya Namiya. Usai pembacaan kalimat ijab, Nizar mengucapkan kalimat qabul dalam bahasa arab.
“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, waallahu wliyu taufiq.”
“Bagaimana para saksi. Sah?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...