Pecinta Kopi
"Seperti kopi, jika tau cara menikmati, tak akan terasa pahitnya, begitupun dengan hidup,"
Nuzlatul Afia
•••©•••
Namiya menyimpan laptopnya terlebih dahulu di kursi kosong sebelahnya. Buku dan tas miliknya juga ia simpan di sampingnya. Pesanan mereka sudah tersaji di depan mata. Namiya memesan pasta dan es cappucino kesukaannya.
“Kamu suka ngopi juga?” tanya Nizar.
“Juga?” Namiya bertanya balik, kata juga seolah mengartikan bahwa Nizar juga suka dengan kopi. “Cappucino dan kawan-kawannya menjadi kesukaanku. Makan dulu yuk,” lanjut Namiya.
Nizar menutup laptopnya. Ia malas membaca buku menu dan alhasil ia meminta menu yang sama. Apa yang dipesan Namiya adalah salah satu makanan kesukaannya. Dan soal kopi, Nizar salah satu penikmat kopi yang setia. Pertanyaanya tadi membuat ia salah karena seolah memberitahu Namiya bahwa ia jug sangat suka dengan kopi.
“Kamu nggak suka sama menunya ya? tadi aku pesen pasta, aku pikir kamu denger waktu aku pesen jadi minta disamain,” tanya Namiya.
“Suka,” jawab Nizar, singkat, padat, jelas.
Baru pertama kali ini, Namiya menemukan laki-laki seperti Nizar. Lelaki tampan, cerdas, dan juga cuek tentunya. Ia juga seperti lelaki yang anti dengan sosok perempuan. Tapi bukan Namiya kalau kehabisan bahan pembicaraan.
Di sela-sela makan, Namiya mengajak ngobrol Nizar. Lama kelamaan ia juga kesal dengan jawaban singkat yang diberikan Nizar. Namiya mencoba bertanya seputar sekolahnya dulu, kemudian bertanya mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan kampus. Seperti keikutsertaan dalam organisasi ataupun bergabung dalam unit kegiatan mahasiswa.
“Kalau makan tuh fokus aja, nggak usah banyak ngomong,” ucap Nizar membuat Namiya memanyunkan bibirnya. Memang tak salah dengan ucapan Nizar. Tapi ia tak suka kalau sedang bersama orang lain namun tak ada obrolan.
Usai makan siang, mereka kembali mengerjakan tugasnya. Namiya sudah selesai mengedit power point. Ia meminta agar Nizar mengoreksi terlebih dahulu sebelum ia bagikan di group kerja kelompoknya. Setelah semua dirasa selesai, Namiya dan Nizar berniat untuk pulang.
“Zar, mau foto dulu yuk buat di upload di instagram,” ucap Namiya yang sudah siap dengan ponsel pintarnya. Bukannya tersenyum Nizar justru memandang tak suka ke arah Namiya.
“Jangan di post, foto yang ada akunya,” tegas Nizar.
“Yah, gimana” namiya menjawabnya lirih.
Keduanya sudah menyelesaikan kerja kelompok. Namiya yang sebelumnya berangkat dengan naik taxi online, kini sedang kebingungan mencari kendaraan untuk pulang. Tadi ia lupa tak mengcharger ponselnya. Alhasil sekarang mau pulang ia bingung bagaimana.
“Zar, boleh minta tolong nggak?” tanya Namiya. Nizar menaikkan alisnya seolah meminta penjelasan apa yang bisa dia bantu.
“Pesenin taxi atau ojek online gitu, hp aku mati, lupa tadi nggak aku charger,” jelas Namiya.
“Aku nggak ada aplikasi taxi online, kalau mau, bareng aku aja,” ucap Nizar kemudian meninggalkan tempatnya menuju mobil. Sedangkan Namiya masih berdiri ditempatnya. Ia bingung antara ikut atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...