Menggapai Cintanya - 21

165 29 6
                                    

Warning ⚠⚠

Author tidak bertanggung jawab kalau ada yang merasa baper atau berharap ada sosok seperti Nizar yang datang ke rumah kalian dengan niat baik.

📖 Selamat Membaca 📖

Niat Baik

Namiya sangat senang bisa diterima dengan baik oleh keluarga Nizar. Hanya saja, kini ia mulai bertanya-tanya, apa sebenarnya status keberadaannya dalam kehidupan Nizar. Ia merasa memiliki tempat khusus dimata keluarga, tapi apakah tempat itu juga disediakan Nizar untuknya? Namiya tak tau itu.

Nizar mengantar Namiya pulang setelah acara tasyakuran rumah baru selesai. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Nizar merasa ia sudah membawa Namiya terlalu lama. Setelah berpamit dengan keluarganya, Nizar segera mengantar Namiya pulang.

Dalam perjalanan pulang, Namiya dibuat gamang. Ingin sekali ia menanyakan apa arti dirinya di dalam hidup Nizar. Ia seolah diberi keistimewaan, namun semuanya masih abu-abu. Ia tak ingin terlanjur nyaman, ia ingin kepastian.

“Zar,” panggil Namiya membuat Nizar sekilas menoleh ke arahnya.

“Aku pengen ngomong sesuatu deh,” lanjut Namiya.

“Iya, ngomong aja, kenapa?” tanya Nizar

“Maaf ya, kalau pertanyaan aku, nanti buat kamu nggak nyaman. Tapi kalau aku nggak tanya, justru aku yang semakin nggak nyaman,” jawab Namiya.

Ucapan Namiya barusan membuat Nizar mulai berpikir, Namiya ingin mengungkapkan keresahannya. Ia sedikit menurunkan kecepatan mobilnya. Ia juga menawarkan pada Namiya untuk berhenti sebentar sekiranya obrolan itu penting, namun Namiya menolaknya.

“Apa posisi aku dalam hidup kamu? jujur aja, aku merasa diistimewakan sama kamu, keluarga kamu. Entah memang seperti itu nyatanya, atau hanya perasaanku saja. Kalau memang nyata, tolong segera diperjelas. Kalau cuma perasaanku saja, tolong sadarkan aku. Aku merasa semuanya abu-abu, kita terlalu dekat, kalau orang diluaran sana, mungkin status diantara kita pacaran, tau komitmen, tapi kita nggak percaya itu kan. Aku butuh jawaban, kalau memang aku istimewa, segera halalkan rasa itu. Jangan dibiarkan larut yang justru hanya akan menciptakan lautan dosa. Kalau memang hanya sebatas teman, bilang dan perlakukan aku sewajarnya teman,” ucap Namiya dengan wajah tertunduk.

Namiya menghela napasnya berat. Entah apa yang baru merasukinya barusan hingga bisa mengungkapkan semua kegamangan hatinya. Ia seorang perempuan, kepastian yang selalu ia harapkan dari sosok yang kini paling dekat dengannya. Namiya tak peduli dengan jawaban Nizar, iya atau tidak, setidaknya ia sedikit lega sudah mengungkapkan isi hatinya.

“Kamu istimewa, Miya,” balas singkat Nizar.

Tak terasa, mobil Nizar sudah berhenti di depan rumah. Nizar meminta untuk mengantar Namiya masuk ke dalam rumah. Ia juga ingin meminta maaf kepada orangtuanya, karena terlambat mengantar pulang.

“Jam segini, papa udah tidur?” tanya Nizar sambil melihat jam dipergelangan tangannya yang menujukkan hampir pukul sembilan malam.

“Aku rasa belum,” jawab Namiya.

Keduanya masuk ke dalam, benar perkiraan Namiya, Papanya belum tidur. Ia tau, cinta pertamanya itu tidak akan tidur terlebih dahulu, sebelum anak perempuan satu-satunya pulang ke rumah. Namiya memberikan bingkisan dari rumah Kak Naura kepada sang mama. Ia juga memberitahukan kepada Papanya, kalau Nizar ada di depan, sudah mengantarkannya pulang dengan selamata.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang