Menggapai Cintanya - 17

230 36 2
                                    

Ulang Tahun Namiya

Semenjak pertemuan yang tak disengaja di loby hotel. Kemudian menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bareng di Kota Batu. Kini hubungan Namiya dan Nizar semakin dekat. Nizar sudah mulai mencair dan mulai bisa move on dari apa yang pernah membuatnya patah.

Entah mengapa, saat ini Nizar merasa Namiya sudah berubah menjadi lebih baik. Terlebih dengan penampilannya yang berhijab membuatnya lebih nyaman. Setelah gamis yang kemaren ia beli melalui marketplace, kini ia ingin menyiapkan kado untuk ulang tahun Namiya yang hanya menghitung hari.

“Dek, kakak masuk ya,” ucap Nizar setelah mengetuk pintu kamar adiknya. Meskipun tak mendengar sautan dari dalam, Nizar membuka pintunya dan langsung nyelonong masuk ke dalam.

“Ngapain sih?” tanya Nasya yang tak suka melihat kakaknya masuk ke dalam kamarnya.

“Kamu mau belanja gak?” tanya Nizar membuat Nasya menatapnya penuh tanya. Ia memastikan apakah tidak salah kakaknya itu menawarkan kepada dirinya untuk berbelanja. Nasya ingin mengetes keseriusan Nizar dengan menolak tawaran tersebut.

“Nggak,” singkat Nasya kemudian kembali fokus pada tabletnya.

“Ayolah,” ajak Nizar membuat Nasya semakin penasaran dengan tujuan utama kakaknya itu menawari belanja.

“Kakak mau kasih hadiah buat temen. Makanya mau ajak kamu sekalian belanja,” tambah Nizar.

“Bukannya kemarin udah Nasya bantu buat beliin kado kak Namiya, terus sekarang buat siapa lagi?” tanya Nasya.

“Udah nggak usah kepo, buruan siap-siap gih,” balas Nizar tanpa menjawab pertanyaan adiknya. Setelahnya ia keluar dari kamar Nasya.

Nizar melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sebenarnya ia sendiri tak yakin, apakah dengan memberikan hadiah itu sebuah tindakan yang benar. Ia takut jika orang yang akan diberikan hadiah justru tidak suka dengan kejutan. Sambil mengisi kekosongan waktu di jalan. Nizar mulai bertanya pada adiknya.

“Hubungan kak Nizar sama Kak Miya itu apa sih?” tanya Nasya penasaran.

“Udah deh, bocil gak usah banyak tanya,” jawab Nizar justru merasa kesal.

Sejurus kemudian mobil Nizar sudah sampai di pusat perbelanjaan. Nizar berencana memberikan temannya hadiah berupa hijab ataupun fasion muslim lainnya. Nasya yang juga ingin membeli beberapa hijab, mengajak kakaknya ke salah satu store langganannya. Disana mendisplay bermacam pakaian muslim juga beraneka ragam jenis hijab.

Melihat store pilihan adiknya yang sangat kompleks dengan pakaian muslim membuat Nizar merasa bingung. Hal itu membuat ia berulang kali meminta saran Nasya. “Kasih tau, buat siapa dulu?” tanya Nasya.

“Yaudah iya, buat Namiya, karena beberapa hari lagi dia ulang tahun,” jawab Nizar pada akhirnya.

“Oke, menurut aku ya, kita beliin hijab aja, kita cariin hijab yang cocok buat gamis yang kemarin,” usul Nasya.

“Ketauan dong nanti kalau gamisnya dari aku,” balas Nizar.

“Ha? Kan kemarin aku kasih kartu ucapan, kemana?” tanya Nasya menelisik.

“Nggak aku kasih, udah deh, cariin hijab yang cocok buat gamis kemarin,” jawab Nizar pada akhirnya.
Nasya menarik kakaknya menuju deretan hijab di toko yang ia datangi. Ia kembali membuka ponselnya, memadukan hijab dengan aksen bordir digamis yang kemarin ia pilihkan. Tak hanya satu hijab, Nasya memilih beberapa hijab dengan warna yang sama namun bentuk yang berbeda.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang