Love Language
Sudah cukup lama, Namiya dan kawan-kawannya tidak berkumpul, setelah satu persatu diantara mereka memutuskan menikah. Beberapa bulan lalu, Aiz dan Ilham sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Setelah perebatan cukup panjang menyesuaikan jadwal masing-masing, akhirnya malam ini mereka bisa reunian.
Sebenarnya mereka juga bukan yang putus kontak, beberapa kali Namiya juga masih ketemu Intan, Aiz, begitupun dengan yang lainnya. Tapi belum pernah mereka kumpul bareng lagi. Termasuk Ayana, yang belakangan sepertinya selalu menghindari Namiya.
"Assalamualaikum," ucap Ayana yang datang seorang diri.
"Waalaikumussalam, aaa, kangen banget, Habil nggak ikut?" tanya Intan yang duduk bersebelahan Rio, calon suaminya.
Tak lama dari itu, Namiya dan Nizar juga datang. Sekarang hanya menunggu kedatangan si jomblo sukses super sibuk. Siapa lagi kalau bukan Reza.
"Assalamualaikum," ucap Reza, kemudian menyalami satu persatu teman-temannya. Meskipun terlambat, ia masih bisa bertemu dengan sahabatnya. Semua menjawab salam Reza, serempak.
"Manusia paling sibuk nih. Sibuk ngurusin pekerjaan mulu, tapi. Sesekali napa, sibuk cari jodoh gitu, nggak bosen apa, dari SMA jomblo mulu," ucap Ilham yang langsung meledek Reza.
Reza hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Sudah biasa ia mendapat cengan itu, apalagi semenjak kedua teman laki-lakinya sudah menikah. Sebentar lagi, Intan juga menyusul. Hanya tinggal dirinya yang masih setia sendiri.
"Ham, jangan gitu dong," ucap Namiya.
Hidangan makanan kloter ke tiga sudah hampir habis. Beberapa sudah meninggalkan meja makan malam, dan memilih ngobrol masing-masing dengan menikmati keindahan malam di roftop yang mereka pesan."Ayana," panggil Namiya saat dirinya hendak mendekati Ayana, namun perempuan itu sepertinya menghindari dirinya.
"Iya," jawab Ayana terdengar tegang.
"Udah lama kita nggak ketemu, gimana kabar kamu? Habil?" tanya Namiya.
"Alhamdulillah baik,"
"Apa aku ada salah sama kamu, An. Aku merasa kamu menghindariku, kalau aku ada salah, aku minta maaf," ucap Namiya to the poin.
Ayana kembali duduk di kursinya, begitupun dengan Namiya. Ayana tertunduk, dengan berat kemudian ia memegang tangan Namiya sembari minta maaf. Matanya sudah mulai berair membuat Namiya bingung.
"Kamu kenapa, An?"
"Aku minta maaf sama kamu, Miya. Benar yang dikatakan Nizar, aku akan menyesali ucapan aku waktu itu. Sekarang, aku sangat menyesal. Aku memang tidak cukup berani untuk minta maaf sama kamu. Justru kamu yang minta maaf sama aku, aku malu dengan itu. Aku yang seharusnya minta maaf sama kamu, karena aku pernah menyatakan perasaanku kepada lelaki yang sehari kemudian menjadi suami kamu," ucap Ayana dengan air mata mulai berurai.
"Astaghfirullah, An. Jadi karena itu kamu menghindar dari aku,"
"Aku belum cukup berani mengakui kesalahanku itu, Miya. Aku takut jika pernyataanku itu, justru membuatmu dan Nizar ada dalam masalah,"
"Nizar sudah menceritakan semuanya, termasuk soal itu. Aku memeng tidak tau banyak soal kalian semasa SMA. Aku juga tidak ingin tau soal itu, biarlah itu menjadi kenangan buat kalian dari masalalu. Sekarang sudah berada di lembar yang baru, orang baru dan cerita baru," ucap Namiya.
"Maafkan aku, Miya,"
Namiya menyeka sisa air mata di pipi Ayana. Meskipun awalnya, dulu ia merasa cemburu. Tapi Nizar berhasil meyakinkan dirinya. Nizar memilih dirinya dan menutup masalalunya bersama Ayana. Masalalu yang hanya sekedar harapan namun menghancurkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...