Perihnya Harapan
"Berharap kepada manusia adalah patah hati yang disengaja,"
Nizar Alvian Narendra•••©•••
📖 Selamat Membaca
Ayana datang dalam kehidupan Nizar seolah menjadi warna baru dalam sejarah hidupnya. Dekat sebagai teman membuat Nizar sedikit mengharap sesuatu kepada gadis itu. Sebuah kesalahan Nizar lakukan dengan berharap kepada seseorang.
"Berharap kepada manusia adalah patah hati yang disengaja," ucap Nizar yang masih belum bisa menerima apa yang sedang menimpanya.
Bayang-bayang Ayana dengan semua kelemah lembutanya, kesantunan dan kewibawaannya belum bisa Nizar lupakan. Beberapa hari lagi, perempuan itu akan resmi menjadi istri orang. Patah hati yang sempurna ia ciptakan, tak akan ada lagi celah untuk dirinya bisa masuk kedalam hidup seorang Ayana.
"Arghhhhh," geram Nizar meremas surat undangan Ayana.
"Bahkan aku belum mengutarakan perasaan ini An, tapi justu penolakan yang aku dapatkan dari selembar kertas undangan ini,"
"Inikah yang dinamakan kalah sebelum berperang?"
"Semenyakitkan itu An, menaruh harapan padamu"
Dering ponsel Nizar yang berada di atas nakas membuatnya semakin kesal dan membuang benda itu sembarang arah. Nizar tau pasti siapa yang sedang menghubungi dirinya. Reza dan Ilham tau betul bagaimana perasaannya pada Ayana. Itu juga yang membuat mereka beberapa kali menanyakan keadaannya.
Untuk pertama kalinya Nizar merasa hatinya hancur. Kecewa karena apa yang diharapkan olehnya tak sesuai dengan rencana sang pencipta. Untuk pertama kalinya Nizar jatuh cinta, dan untuk pertama kalinya Nizar merasakan sakitnya kecewa.
Nizar melangkahkan kakinya menuju lantai satu. Di ruang makan, Nizar mengambil duduk di kursi yang biasa dia tempati. Menikmati makan malam, makanan kesukaannya yang di masak langsung oleh bundanya. Seperti biasa celotehan Nasya selalu mendominasi ruangan itu.
"Bun, Nasya tuh berharap banget tau, nanti aku di daftarin jadi peserta perkemahan Nasional. Keren kan, kalau aku jadi salah satu peserta di kegiatan yang tingkatnya udah nasional gitu. Semoga aja nanti Pak Arif daftarin aku juga," ucap Nasya asyik bercerita. Pernyataan tersebut membuat Nafis ikut menanggapi.
"Jangan berharap kepada manusia," ucap Nafis.
"Bener kata Ayah, Sayyidina Ali pernah berkata : aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia." Jelas Najla
"Imam Syafii juga pernah berkata : ketika kamu berlebihan berharap pada seseorang, maka Allah akan timpakan padamu pedihnya harapan-harapan kosong. Allah tidak suka bila ada yang berharap pada selain dzat-nya, Allah menghalangi cita-citanya supaya ia kembali berharap hanya kepada Allah SWT," tambah Nafis.
"Artinya Nasya nggak boleh berharap kepada manusia gitu ya? kalaupun berharap harus kepada Allah?" Nafis mengiyakan.
Mendengar percakapan antara Nasya dan orangtuanya membuat Nizar berpikir. Apa yang ditanyakan oleh adiknya, kasus yang sama dengan apa yang kini sedang dialami oleh dirinya. Kecewa karena berharap pada seorang manusia yang sebetulnya tak memiliki kuasa apapun atas hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...