Mahasiswa Baru
Gelar mahasiswa, sebuah status yang kini Nizar sandang. Bukan lagi datang ke gedung sekolah, melainkan gedung kampus. Tak lagi berseragam melainkan memakai pakaian bebas sopan. Sepekan lalu, Nizar sudah menyelesaikan ospek universitas juga ospek fakultas. Sengaja Ia memilih kampus dalam negeri, karena ia merasa tak ingin jauh dari keluarganya, terutama sang Bunda.
Tawaran sang Ayah mengenai kuliah di Jerman sengaja Nizar tolak. Ia tau, pendidikan di luar sana mungkin lebih baik daripada di negeri sendiri. tapi banyak hal yang membuat Nizar akhirnya mantap untuk menempuh pendidikan tingginya di dalam negeri. Jika ada kesempatan, mungkin nanti, master ia akan melanjutkan ke luar negeri.
Saat ini Nizar menjadi mahasiswa fakultas ekonomi bisnis di universitas negeri di Jakarta. Kampus yang sedari dulu menjadi impiannya. Baru beberapa hari lalu, Nizar memperoleh jadwal kuliah serta kelasnya. Entah suatu kebetulan atau apa, ia sekelas dengan kedua sahabatnya, Reza dan Ilham. Kedua temannya tersebut diterima di jalur yang berbeda.
"Emang kita ditakdirkan untuk selalu bersama-sama," ucap Ilham yang kemudian duduk di bangku kosong bagian belakang. Kelas masih terbilang sepi, belum banyak yang datang, padahal itu adalah hari pertama mereka memulai kuliah.
"Padahal urutan presensi juga jauh, nomor nim juga beda jauh, kenapa juga ketemunya kalian lagi-kalian lagi," balas Reza.
Seorang perempuan masuk dengan tergopoh sambil membawa tas dan beberapa buku ditangannya. Tanpa panjang kata, ia langsung berjalan ke belakang, mencari kursi kosong disana. Ia langsung mengambil duduk di samping Nizar yang masih kosong. Ia juga masih sibuk dengan ponselnya membuat ia tak banyak ngobrol dengan orang di sampingnya.
Setelah ia selesai menerima telfon, ia kemudian menyimpan ponselnya ke dalam tas. Baru setelahnya ia ngobrol dengan teman di sebelahnya. "Namaku Namiya, boleh kita kenalan?" ucap Namiya sambil mengulurkan tangannya di depan Nizar.
"Hi, aku Reza," ucap Reza langsung menjabat tangan Namiya. Sengaja ia mendahului Nizar, karena ia tau, temannya itu pasti akan sangat lama menerima uluran tangan Namiya.
Setelah itu, Ilham dan Nizar bergantian menerima uluran tangan Namiya sembari menyebutkan namanya. Tak berselang lama, dosen masuk membuat semua mahasiswa duduk tenang di kursi masing-masing. Seperti biasa, diawal masa sekolah maupun perkuliahan akan dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu. Dan kata kating, biasanya berlaku selama sepekan awal.
Dosen mulai memperkenalkan diri, kemudian mengabsen satu persatu mahasiswa sambil melakukan perkenalan singkat. Pak Agus namanya, dosen muda yang mengampu mata kuliah pengantar manajemen. Perkenalan hanya dilakukan dua puluh menit saja, dan sisanya dilanjutkan dengan membuat kontrak belajar antara dosen dengan mahasiswa.
"Karena waktunya masih sisa dua puluh menit lagi, saya akan menyampaikan sedikit materi dasar," ucap Pak Agus sembari menyiapkan PPT.
Semua mahasiswa mendengarkan dengan seksama yang kini sedang dijelaskan oleh Pak Agus. Materi dasar yang diberikan lebih banyak mengupas materi-materi di SMA. Beberapa pertanyaan yang diajukan secara bergantian dijawab mahasiswa.
"Baik, mengingat waktu tatap muka kita sudah habis, sebelumnya saya mau kalian bentuk kelompok kecil. Oh koordinator kelasnya siapa ya?" tanya Pak Agus namun semua terdiam.
Nizar mengedarkan pandangannya singkat, kemudian mengacungkan tangannya. Tepat bersamaan dengan Namiya, perempuan disampingnya itu juga mengacungkan tangannya. Keduannya siap dipilih menjadi koordinator kelas untuk mata kuliah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...