Menggapai Cintanya - 4

327 39 7
                                    

Bromo

Sebelum resmi menjadi seorang mahasiswa, Nizar dan teman-temannya berencana untuk berlibur ke Bromo. Sebuah trip yang sebelumnya pernah mereka rencanakan bersama Ayana dan yang lainnya. Namun semua urung, setelah wisuda kelulusan, mereka sibuk dengan persiapan masuk perguruan tinggi. Alhasil, sekarang tim cowok yang berangkat.

Sebuah perjalanan yang akan Nizar gunakan untuk healing. Setelah kekecewaan yang dia rasakan karena berharap pada Ayana yang mungkin bukan jodohnya. Ia ingin segera sembuh dari luka yang ia buat dengan sengaja itu. Mungkin bukan Ayana yang terbaik untuk dirinya, melainkan ada sosok lain yang Allah ciptakan yang menantikan kehadiran dirinya.

Ayana mengajarkan banyak hal kepada Nizar. Terutama perihal mencintai dalam diam. Berharap dalam angan, dan hancur dalam kesendirian. Ada sedikit rasa yang membuat Nizar enggan untuk tak berhubungan dengan perempuan. Tapi ia rasa itu adalah hal yang salah. Ia merasa bersalah, jika karena kesalahannya bersama Ayana membuat seolah perempuan sama.

“Mau ikut,” rengek Nasya membuat Nizar harus berulangkali menghindar dari adiknya.

Nizar paham betul dengan Nasya yang suka dengan hal-hal yang berbau alam. Tapi jika mengajak Nasya dia akan merasa kerepotan sendiri. Karena yang berangkat kesana semua teman laki-lakinya.

“Gak bisa Ca, kamu bentar lagi udah masuk sekolah,” balas Nizar kemudian menuju ruang keluarga dimana bundanya sedang bersantai disana.

“Bun, jelasin sama Nasya kalau dia gak bisa ikut aku ke Bromo. Kita berangkat gak ada temen cewek nanti bakal repot. Aku yakin dia juga nggak bakal nyaman sama teman-teman aku, begitupun sebaliknya,” adu Nizar pada bundanya.

“Udah, biar Kak Nizar berangkat sama teman-temannya. Nanti kalau Ayah ada libur, kita bareng-bareng kesana,” ucap Najla lembut sambil mengelus kedua anaknya yang bersandar di samping kanan dan kirinya.

•••©•••

Setelah menempuh perjalanan udara, akhirnya mereka mendarat dengan aman di Bandara Abdurrahman Saleh. Kedatangan mereka langsung di jemput oleh mobil jeep yang sudah di pesan Radwin. Tanpa panjang lebar, perjalanan langsung menuju ke Bromo. Di bawah terik matahari, melewati pepohonan disepanjang jalan, udara dingin mulai terasa.
Mereka sampai di sebuah villa yang tak jauh dari gunung Bromo. Suhu disana lumayan dingin, meskipun ada terik matahari, mereka tetap menggunakan pakaian hangat. Secangkir kopi menemani obrolan mereka sambil bermain uno.

“Makin siang makin dingin aja sih,” ucap Radwin.

“Kayak si Nijar, makin kesini juga makin dingin aja,” celetuk Ilham membuat Nizar menatap tajam ke arahnya.

“Masih belum bisa move on dia,” timpal Reza, seketika ia terdiam saat mendapat tatapan tajam dari Nizar. Sepertinya temannya itu masih belum bisa diajak bercanda kalau soal perasaannya pada Ayana.

“Becanda jar,” balas Ilham diakhiri dengan tawa.

Radwin yang menang game, beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah kolam yang tak jauh dari tempatnya. Air jernih itu membuatnya ingin berenang. Tapi apalah daya, dingin membuat nyalinya menciut.

“Gila, dibawah sinar matahari aja nih air dingin,” ucap Radwin.

“Challenge yuk,” ujar Ilham.

Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang