Long time no update 😊
Minal aidzin wal faizin,
Mohon maaf lahir dan batin, guyss📖 Selamat Membaca 📖
•••©•••
Poligami
Dicintai oleh orang yang kita cintai adalah anugerah terindah dari Allah untuk setiap insan manusia. Itulah yang sekarang Namiya rasakan. Seiring bertambah usia pernikahannya dengan Nizar, hubungan mereka justru semakin hangat. Allah memang selalu memiliki rencana tebaik untuk hambanya. Hidup hanya berdua saja di apartemen membuat keduanya semakin mandiri dan dewasa.
Akan tetapi, keinginan untuk memiliki momongan masih sangat Namiya harapkan. Segala upaya sudah ia lakukan, hanya Allah yang belum menakdirkan. Pagi ini, ia disibukkan dengan pekerjaan rumah, khususnya menyiapkan sarapan untuk sang suami.
“Bi, buruan, keburu siang loh,” panggil Namiya yang selesai menyiapkan menu sarapan Nizar di piring. Seperti biasa, Nizar selalu minta dibuatkan sarapan omelate dan dua potong kentang rebus.
“Ikat pinggang aku dimana?” tanya Nizar sambil tergopoh dari kamar, tangannya juga sibuk merapikan dasi.
“Nggak pernah juga aku mindahi tempat ikat pinggang kamu.” Namiya menyiapkan segelas air putih dengan wajah datar. Sudah menjadi rutinitas pagi, suaminya selalu kesusahan mencari barang-barangnya. Padahal Namiya juga tak pernah memindahkan ke tempat lainnya.
“Udah, kamu sarapan dulu, biar aku ambilin, sekalian nanti aku rapiin dasi kamu juga,” balas Namiya kemudian berlalu menuju kamarnya.
Namiya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, saat melihat ikat pinggang suaminya berada di tempatnya. Bedanya, ia melihat sebuah kotak kecil yang rapi dengan pita. Seketika ia tersenyum, sepertinya Nizar sengaja melakukan itu agar dirinya bisa mengambil sendiri benda itu.
“Bi,” panggil Namiya yang kembali menuju ruang makan dengan membawa ikat pingang dan kotak kecil itu.
“Iya, sayang,” balas Nizar yang justru sibuk dengan tabletnya.
“Kalau makan tuh jangan sambil main tablet atau hp deh,” ucap Namiya memperingati. Ia memberikan ikat pinggang Nizar, sambil menunjukkan kotak kecil tersebut.
“Ini buat siapa?” tanya Namiya.
“Oh my god, ketemu dimana? Ini hadiah buat temen aku,”
Nizar mengatakan itu dengan entengnnya, membuat Namiya yang mendengar, seketika merasa panas. Sepertinya ia sudah salah sangka kalau benda itu untuk dirinya. Raut wajahnya pun seketika murung. Ia memberikan kotak itu dengan wajah datar kemudian pergi ke dapur.
Namiya berulang kali menghela nafas panjang yang berat. Ia merasa kesal dengan sikap suaminya. kenapa harus temannya yang mendapatkan hadiah itu. Kenapa dirinya tidak. Pertanyaan itu menguasai pikirannya. Meskipun demikian, ia berusaha bersikap setenang mungkin, mencuci bekas alat masaknya.
Deg.
Namiya tersentak kaget, saat kedua tangan Nizar berada di depan matanya. Sambil memperlihatkan sebuah kalung cantik yang kemudian di pakaikan di lehernya.
“Astaghfirullah, Bi, bikin kaget aja deh,” ucap Namiya yang langsung mematikan keran air kemudian berbalik badan ke arah suaminya.
“Sini, aku pasangin dulu,” ucap Nizar.
Namiya menyisihkan surai rambutnya yang semula ia gerai. Kemudian Nizar memasangkan kalung cantik dengan inisial N bertabur berlian. Ia juga melihat kotak semula yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...