Hadiah Surga
"Surga terlalu mahal untuk bisa dimasuki begitu saja"
Najla Hilyah Mumtazah
•••©•••
📖 Selamat Membaca 📖
Namiya melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Ia sebelumnya mengirimkan fotonya keada Aiz dan Intan. Temannya itu meminta untuk mereka bertemu. Namiya mengajak mereka untuk bertemu di kantin sekalian makan siang. Sengaja ia tak mengajak Nizar dan kawan-kawannya, ia ingin sharing dengan teman perempuannya saja.
Intan dan Aiz lebih dulu memakai hijab. Tepatnya saat masih duduk di bangku putih abu-abu. Mereka memutuskan berhijab setelah kenal dekat dengan Ayana. Perempuan itu membawa banyak perubahan kepada mereka semua. Kali ini Namiya ingin bertanya banyak kepada kedua temannya itu.
“Hai, assalamualaikum, masyaallah cantik banget,” ucap Intan yang langsung memeluk Namiya.
“Waalaikumussalam,” jawab Namiya.
“Cantik banget sih, duh,” ucap Aiz.
“Foto dulu dong,” Aiz menyiapkan ponselnya dan mereka bertiga mengambil foto dengan beberapa pose wajah.
Tak berselang lama mereka ngobrol, Nizar dan kedua temannya baru saja datang ke kantin. Aiz langsung meminta mereka bergabung. Sebenarnya mereka tak ada rencana mengajak makan bareng Nizar dan kawan-kawan. Karena kebetulan ketemu di kantin, akhirnya mereka duduk bersama.
“Gila, cantik banget lo pakai hijab gitu, Miya,” puji Reza yang terpesona dengan penampilannya.
“Terimakaasih, mohon doanya semoga selalu istiqomah. Aku masih dalam proses belajar, kalau ada yang salah tolong ingatkan aku,” ucap Namiya.
“Semangat, kita semua disini sama-sama belajar,” ucap Intan kemudian memeluk Namiya dan diikuti oleh Aiz.
•••©•••
Nizar duduk disalah satu kursi di cafe yang tak jauh dari kampusnya. Matanya memandang kosong ke arah jendela kaca dihadapannya. Kepalanya seakan tak berhenti memunculkan pertanyaan yang dirinya pun tak tau kenapa pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.
“Napa sih lo, jadi keseringan bengong gitu?” tanya Ilham yang kembali dari memesan makanan. Sedari tadi, Nizar memang lebih banyak diam, memikirkan perubahan Namiya. Sejujurnya Nizar sangat senang akan hal itu. Tapi dirinya juga menjadi penasaran dengan alasan dibalik keputusan besar yang diambil oleh Namiya.
“Bengong apanya sih, gue lagi kepikiran tugasnya Prof. Iwan aja,” elak Nizar.
“Halah bisa aja lo Zar. Tapi menurut gue, Miya makin cakep sih kalau tertutup gitu. Gak kalah kalau sama Ayana. Tinggal lo bimbing tipis-tipis lah,” Reza menimpali. Matanya masih terus menatap wajah Nizar, ia sangat penasaran dengan ekspresi wajah Nizar saat dirinya mengucapkan nama Ayana dan Mya.
“Masih juga bahas Ayana, dia mah udah bahagia kali sama suaminya, gak usah lah bahas-bahas dia lagi. Ntar malah si Nizar gagal move on lagi,” balas Ilham.
“Lo juga Ja, ngapain bahas Namiya segala, mulai suka lo ya sama dia?” tanya Nizar.
“Hellooo, gue suka sama Namiya? Gue lebih seneng kalau Namiya itu jadian sama lo. Cocok, serasi, cakeplah kalau kalian berdua bisa bersama. Bener kata Uam, tinggal poles dikit, Ayana mah lewat,” jawab Reza.
“Siapa kalian, sok ngatur jodoh gue,” ucap Nizar kemudian menyesap minuman yang baru saja diantar ke mejanya.
Nizar memutar bola matanya jenggah. Tanpa ia sadari sebenarnya memang kini Namiya mulai masuk ke dalam hatinya. Perlahan ia mulai menyembuhkan luka yang ia buat dengan berharap kepada Ayana. Sebuah pesan masuk membuat Nizar mengambil benda pipih di saku jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cintanya ✔ [TAMAT]
Romance[Fiksi Remaja - Romance || Spinoff Separuh Agamaku || On Going] Kesalahanku, pernah menjadikan kamu harapan masa depanku. Harapan yang tak seharusnya ku tanam pada diri seorang hamba. Kamu mengajarkanku bahwa berharap semenyakitkan itu. Mengubahku y...