Namun, bayangan mereka sirna. Camellia lebih dulu menahan tangan Alamanda yang menurutnya sudah kelewat batas. Bahkan gadis itu mencengkram tangan kakak kelasnya membuat Alamanda meringis kesakitan.
"Kak, jangan nampar pipi saudara gue dengan tangan lo yang kotor ini. Wajah saudara gue sensitif, skincarenya mahal import dari Korea, jadi gue ngga mau muka saudara gue jerawatan abis ditampar sama lo, kak. Tolong dimengerti, kak." balas Camellia santai membuat semua yang ada di koridor melongo.
Begitu pun dengan Gerald, Gavin, dan Gabrian. Sedangkan Gabriel masih dengan wajah coolnya. "Buseeet, cewe gue yang pendiem dan jarang senyum itu sekalinya kesel langsung jleb banget omongannya, ya walaupun mukanya tetep santai sih," asal Gabrian.
Gabriel langsung menggeplak kepala sahabatmya. "Mimpi dulu kalo dia mau jadi cewe lo!"
Edelweiss dan Sakura tersenyum kemenangan melihat sepupunya yang barbar itu. Alamanda sudah malu setengah mampus, ia kemudian menghentakkan tangannya yang dicengkram oleh Camellia.
"Lo adik kelas ngga usah belagu! Masih anak baru aja udah berani buat masalah sama kakak kelas!" sahut Alamanda masih tak mau kalah.
Camellia terkekeh, kaum adam yang tak pernah melihat itu pun seakan mendapat giveaway. "Lo kesel karna kedatangan gue dan dua sepupu gue kesini buat lo jadi tersingkirkan? Most wanted dan attention yang lo maksud terarah untuk kita bertiga?"
Camellia tersenyum miring dan menatap Alamanda penuh dengan keseriusan dan ketegasan. "Seharusnya lo sadar, Tuhan ngirim gue kesini itu untuk nyadarin lo. Kalo di dunia ini bukan cuma lo aja yang cantik, bukan cuma lo aja yang tajir, masih banyak yang ada diatas lo. Lo cuma disadarkan aja dengan kedatangan kita bertiga. Lo ke sekolah bukan gila ilmu? Tapi gila gelar most wanted dan attention dari orang-orang? Seharusnya orang kaya lo yang ngga usah sekolah di tempat elite kaya gini. Buang-buang uang,"
Keadaan koridor tiba-tiba hening mendengar Camellia pertama kalinya berbicara sepanjang itu dan kata-katanya menyakitkan semua. Alamanda masih diam dan menatap penuh amarah ke Camellia.
"Lo bilang kita masih murid baru tapi udah belagu? Seharusnya lo sebagai kakak kelas yang senior bisa ngajarin adik kelasnya dengan baik. Bukan malah sebaliknya. Dewasa bukan dinilai dari seberapa tua umur kita, tapi seberapa bisa dia menghadapi masalah. Dan menurut gue walaupun lo lebih tua dari gue, sikap lo masih childish. Oke, sampai jumpa lagi, kak. Nice to meet you,"
Camellia kemudian dengan santai berjalan melewati Alamanda seolah tidak peduli dengan kakak kelasnya itu yang sudah menahan amarah. Sakura dan Edelweiss pun tak bisa menahan tawa membuat Alamanda semakin kesal.
"Sampai jumpa, kak Alamanda." ucap mereka berdua melambaikan tangan seolah mengejek.
Gabrian sampai melongo melihat adik kelasnya itu berulang kali tersenyum. "Kaga senyum aja udah cakep, tambah senyum kaya tadi bikin pembengkakan jantung." asal pria tersebut.
"Gue sekarang ngga mau bilang lo lebay, karna emang Lia cakep banget. Apalagi kata-katanya jleb sekali, bund. Sampai Alamanda Isabelle yang mulutnya barbar itu tidak bisa berkata-kata." sahut Gerald membenarkan.
"Kagum banget gue sama, Lia. Gue kira anaknya pendiem, tapi ternyata bisa barbar juga!" timpal Gavin.
"Justru yang diem kaya gitu sekalinya marah nyakitin banget, ke kelas yuk. Udah bel," ajak Gabriel dan mereka pun mengangguk, lagi pula drama itu sudah selesai. Daisy sudah memaksa Alamanda untuk masuk ke kelas.
"Tapi, gue bingung deh. Lia tadi itu marah atau kaga sih? Kok mukanya kelewat santai banget," tanya Gavin bingung.
"Marahnya dia berbeda, senyumnya dia berbeda, sifatnya dia berbeda. Pokoknya Mawar Camellia Garbera itu berbeda, dan sekarang incaran gue." balas Gabrian polos membuat tiga sahabatnya itu mendengus sebal.
"Bucin lo bakal kambuh bentar lagi," Gabriel kemudian mendudukan bokongnya ditempat duduk miliknya bersama Gabrian.
"Al, makanya kalo ngga ada hak sama Gabriel ngga usah sok-sokan nyuruh adik kelas itu untuk jauhin Gabriel atau jauhin SIX G. Sekarang malu sendiri kan?" ledek Gavin membuat Alamanda ingin menghilang saja.
"Iya udah malu terus Gabriel denger lagi. Aduhh, makin ngga suka deh dia sama lo,"
Alamanda kini membulatkan matanya dan menatap Gerald dengan serius. "HAH?!"
MY CAMELLIA
Untuk informasi lebih lanjut tentang 'My Camellia' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!
Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...