"Li, lo kok bisa ngga dihukum? Sedangkan kak Brian dihukum? Padahal lo juga ngga ikut upacara," tanya Sakura saat mereka sudah diperbolehkan istirahat. Sedangkan Camellia sudah kembali dari UKS.
"Dia nolong gue,"
"Hah, maksud lo?""Ya pokoknya dia nolong gue, kalo gue ikutan dihukum gue ngga bakal bisa ikut ulangan. Dan, kalian tau kan kalo gue ngga suka nyusul. Karna itu sama aja buang-buang waktu," balas Camellia santai.
"Trus tadi kenapa gue panggil lo ngga nyaut? Mana cepet-cepet keluar lagi, gue kan mau minta jawaban," kesal Edelweiss.
"Kalian juga kenapa ngga bangunin gue? Kan gue jadi telat," sahut Camellia juga kesal.
"Heh lo tau ngga kita kaya lagi nyari orang hilang di hutan pake teriak-teriak tapi lo tetep aja ngga bangun. Mana kamar isi dikunci lagi," cerocos Sakura cepat membuat Camellia hanya bisa terkekeh.
"Tau tuh! Siapa suruh lo kemarin begadang, udah tau sekarang hari senin," timpal Edelweiss yang semakin memojokkan Camellia.
"Yaudah, maaf." kemudian Camellia kembali melanjutkan bacaannya tanpa menghiraukan dua sepupunya itu.
🎃🎃🎃
"Bener kata kalian, Edelweiss emang udah punya pawang. Gue sendiri yang denger mereka telfonan," lirih Gavin membuat sahabat-sahabatnya menoleh kearah pria tersebut.
"Serius? Gimana bisa?" tanya Gevano cepat.
"Dia ngajak Edelweiss ke Mall buat bantuin cari kado untuk tante Nazla, trus pacar Edelweiss nelfon deh pas mereka lagi berduaan," sahut Gerald.
"Gue turut berduka untuk hati lo, Vin." ucap Gavaro sembari menepuk punggung pria tersebut. Pria yang dulunya tidak pernah galau karna seorang perempuan, kini bisa terlihat sedih hanya karna Edelweiss Anne Gavaro.
"Inget, Vin. Kalo dia jodoh lo, dia pasti ke lo kok. Tapi, jangan berusaha rebut apa yang bukan milik lo," nasehat Gabriel.
"Gue tau kok, Gab. Mungkin pacarnya yang sekarang bisa buat dia bahagia. Sedangkan gue, gue belum tentu bisa buat dia bahagia. Dan, mungkin karna karma gue juga yang suka ganti-ganti cewe,"
Mereka menatap Gavin dengan raut sedih pula, disaat Gavin mulai serius, ada saja hambatan. "Kayanya ini doa-doa para perempuan yang kena php dari lo deh, Vin!" celetuk Gerald mencairkan suasana.
"Brian! Lo kok senyum-senyum mulu? Gue kan jadi ngeri," ucap Gevano menyenggol lengan pria tersebut.
"Siapa sih yang ngga senyum-senyum setelah tangannya ditarik doi sambil dikasih makanan dan minuman bejibun," celetuk Gabriel membuat Gabrian menatap sahabatnya itu.
"Hah? Lo liat? Lo penguntit, ya?"
"Hah? Siapa anjir? Daisy?" tanya Gerald tak mengerti obrolan dua pria tampan itu.
"Ya kaga lah, oon! Daisy kan bukan doi Gabrian," cerca Gavaro kepada Gerald. "Ngga mungkin Camellia, kan?" lanjut pria tersebut.
Dengan bangganya, Gabrian merapikan kerah seragam sekolahnya. "Memang Camellia. Mawar Camellia Garbera,"
"WHAT? Seriously? Kok bisa? Mimpi apa
Camellia habis lo dihukum trus dikasi makanan sama minuman?" ucap Gavin tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...