Camellia - 37. Clava pingsan

6 2 0
                                    

    Clava tengah pergi ke kamar mandi, ia membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Gadis itu kemudian menatap cermin untuk menghapus bulir-bulir air menggunakan tissue.

    "Sebaiknya lo memang harus perbanyak ngaca supaya tau malu dikit lah," desis seseorang membuat Clava menoleh ke pintu kamar mandi.

     Clava kemudian mematikan keran wastafel. "Maksud lo apa, Alamanda?" sebenarnya gadis itu sangat malas meladeni Alamanda yang tak pernah berhenti mencari masalah.

    "Apalagi? Soal lo yang udah ninggalin Gabriel tapi lo juga yang pengen dapet kesempatan untuk balik lagi," sahut Alamanda santai sembari berjalan berdiri disamping Clava untuk mencuci tangannya pula.

    Clava menghela nafas kasar. Ia harus ekstra sabar menghadapi nenek sihir ini. "Gue bukan ninggalin dia, kita putus baik-baik. Jadi, jangan berspekulasi dengan opini lo yang murahan."

    Alamanda berdecih, "Opini gue yang murahan? Yang ada lo yang murahan. Buktinya, Gabriel ngga ada kepikiran untuk kasih kesempatan ke lo kan? Lo tau karna apa? Karna, ngga akan ada yang berubah kalo kita balikan sama mantan."

    Alamanda kemudian mendekati Clava, ia merapikan rambut gadis itu. "Cla, coba pikir deh alasan Gabriel ngga mau nerima lo lagi."

    "Kehidupan di Indonesia dan Amerika serikat yang bebas itu sangat berbeda. Especially, pergaulannya. Tidur sama cowo di Amerika itu udah biasa, oh atau mungkin lo udah ngga perawan lagi? Oopss!"

PLAAKKK!!

    "Jaga ucapan lo ya! Walaupun gue udah tiga tahun tinggal di LA, bukan berarti gue udah ngelakuin hal kotor yang ada dipikiran lo. Al, gue udah sabar menghadapi lo, tapi sekarang gue ngga terima kalo lo ngomong buruk tentang gue." tegas Clava.

    "LO BERANI NAMPAR GUE?" bentak Alamanda kemudian menarik rambut Clava membuat sang empu meringis kesakitan.

    "Aww! Sakit, Al! Lo apa-apaan sih!" Clava berusaha melepas cengkraman Alamanda dari rambutnya.

    "Siapa tau? 3 tahun itu ngga sebentar, banyak yang terjadi. DASAR JALANG!" Alamanda kemudian mendorong Clava sampai terjatuh dan kepalanya terbentuk wastafel. Clava jatuh pingsan.

BRUKKK!!

    Alamanda terkejut sekaligus panik. "C-clava? Clava! Lo pura-pura pingsan kan?" gadis itu mendekati Clava namun tak kunjung bangun.

    "Ngga! Ngga, gue ngga salah!" Alamanda kemudian keluar dari kamar mandi dan berlari ia tak ingin ada saksi mata melihatnya berdua bersama Clava di dalam kamar mandi.

....

    "Ger! Bacot amat lo, free class bukannya tidur malah konser pake sapu segala! Suara lo jelek bego." dumel Gavin yang tengah tidur terlentang diatas lantai kelas dengan tas sebagai bantalan.

XI IPS 1 tengah free class karna guru berhalangan hadir. Maka dari itu banyak siswa melakukan kegiatan beragam sesuka mereka. "Molor aja kerjaan lo, sana pulang kalo lo mau tidur!" balas Gerald tak peduli.

    "GAB! Gabriel! Mending lo ke toilet perempuan sekarang!" seru Gevano dengan nafas tersendat-sendat menghampiri Gabriel yang sedang duduk bersama Gabrian.

    "Dih, ngapain lo suruh Gabriel ke toilet perempuan? Mesum lo!" desis Gabrian.

    "Bukan gitu, goblok! Clava pingsan!!" ucap Gevano membuat satu kelas terkejut. Dengan cepat Gabriel berlari menuju toilet tanpa bertanya mengapa gadis itu bisa pingsan.

    "Van! Kenapa Clava bisa pingsan?" tanya Gabrian sebelum menyusul Gabriel.

     "Kaga tau gue, gue cuma denger murid-murid diluar!" seru Gevano.

    "Yaudah gue susul Gabriel, lo sama yang lain tetep disini. Gue takut kalo guru tau kita keluar kelas ramai-ramai. Kalo ada guru yang tanya soal ketua kelas sama wakil, lo bilang aja ada urusan sama guru!" suruh Gabrian dan disetujui Gevano.

    Gabrian kemudian pergi menyusul Gabriel. "Clava sakit kali, ya?" ucap Gavin.

    Sedangkan, Gabriel melihat Clava yang masih belum sadarkan diri. Pria itu langsung mendekati Clava. "Cla! Clava! Bangun!" Gabriel menepuk pipi Clava berulang kali.

     "Bawa ke UKS, Gab! Lo kok malah masih disini," seru Gabrian dan dengan cepat Gabriel membopong Clava menuju UKS.

     Di dalam kamar mandi terdapat beberapa gadis yang sepertinya mengetahui lebih dulu Clava jatuh pingsan. "Kalian yang ada disini jangan ada yang lapor ke guru dulu, ya. Oh ya, kalian tau kenapa Clava bisa pingsan?"

     "Gue ngga tau, pas gue mau ke kamar mandi dia udah ngga sadarkan diri," balas seseorang yang ada disana. Gabrian pun segera menyusul Gabriel menuju UKS.

     Dokter yang menjaga UKS pun segera menangani Clava. "Gimana, dok? Apa dia sakit? Tapi, dia ngga demam."

     "Sepertinya kepalanya terbentur, makanya dia jatuh pingsan. Jika dalam beberapa jam dia belum sadar, sebaiknya dibawa ke rumah sakit, takutnya ada luka dalam." jelas dokter tersebut.

     "Makasih, dok."

     "Gab, gimana?" tanya Gabrian yang baru memasuki UKS.

     "Kepalanya terbentur. Gue juga ngga ngerti,"
     "Apa dia jatuh, ya?"
     "Brian, lo disini jaga Clava dulu ya. Gue mau keluar sebentar, kalo dia udah sadar lo telfon gue."

     Gabrian mengangguk. "Oke, tapi lo mau kemana?" tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu, Gabriel segera keluar meninggalkan UKS.

      Gabriel keluar menuju ruang CCTV. Sekolah tersebut dipasang CCTV di semua sudut sekolah. Tak ada ruangan yang tidak tertangkap CCTV. Gabriel ingat di salah satu sudut lorong dekat kamar mandi terpasang satu CCTV, ia akan melihat siapa saja yang memasuki kamar mandi bersamaan dengan Clava.

    Ia yakin Clava pingsan bukan karna jatuh, ia mengenal gadis itu dengan baik. Clava tak pernah ceroboh, apalagi mustahil jika gadis itu jatuh di dekat wastafel, lantai pun tidak licin karna tidak ada air yang tergenang, ataupun sesuatu yang menghalangi jalan hingga ia tersandung.

    "Clava masuk kamar mandi jam 11.23, 5 menit kemudian Alamanda masuk ke kamar mandi? Tapi, setelah Alamanda keluar, Clava ngga keluar-keluar sampe jam 11.28. Dan, setelah itu anak lain masuk ke kamar mandi." gumam pria itu.

     Gabriel pun kembali mengecek saat Alamanda keluar dari kamar mandi. "Tapi, kenapa Alamanda keluar sambil lari gitu dan liat kanan-kiri? Dia juga keliatan panik. Jangan bilang?"

My CamelliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang