Camellia - 04. Penasaran Gavin, Gerald

27 3 0
                                    

"Kalian bertiga udah punya pacar?" tanya seorang pria lagi. Sepertinya hanya seorang pria yang kali ini akan bertanya.

"Belum." balas Edelweiss singkat. Kemudian kaum adam bersorak senang karna mereka bertiga belum ada pawangnya.

"Kalian bertiga—saudara?" tanya seorang perempuan dengan tatapan tidak bisa diartikan. Mereka meneliti Camellia, Sakura dan Edelweiss dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"We're cousins," balas Sakura tersenyum.

"Sudah-sudah, Camellia, Sakura dan Edelweiss kalian duduk di belakang ya. Ada tiga kosong bangku. Silakan," ucap guru yang sedang mengajar untuk menghentikan keributan di dalam kelas itu.

Mereka bertiga kemudian mengangguk dan duduk dibangku belakang. "Kalian baca dulu materinya, ibu mau ambil buku paket lain untuk murid barunya," ucap guru tersebut kemudian keluar dari kelas.

Kelas kembali ricuh membicarakan ketiga bidadari itu, ada yang menghampiri bangku mereka untuk berjabat tangan, dan ada juga yang menatap mereka secara terang-terangan. Sedangkan yang ditatap tidak peduli dan memilih memainkan ponsel mereka.

"Va, sepatu mereka, jam tangan mereka, handphone mereka, tas mereka branded semua ya? Gila, tajir melintir pasti,"

Perempuan yang diajak berbicara tadi pun  sontak mengangguk. "Iya lah, lagi pula dia selebgram. Foto-fotonya instagram-able banget. Udah pasti tajir! Gue cuma takut aja nanti SIX 'G' malah kecantol sama mereka,"

"Tapi, walaupun mereka selebgram, mereka ngga ambil endorse kan? Jadi emang orang tua mereka udah tajir pasti! Emang kenapa kalo salah satu dari SIX 'G' suka sama mereka?"

"Gue kan suka sama Gabrian, ngga mau lah kalo salah satu dari mereka disukain Gabrian."

"San, cukup tau diri aja perbedaan lo sama ketiga cewe tadi. Kalo Brian suka sama salah satu dari mereka ya itu sangat normal! Kalo suka sama lo baru ngga normal!"

"Sialan lo!"

🐿🐿🐿

"Ger! Ger!" panggil Gavin menepuk bahu sahabatnya cukup keras membuat sang empu mendengus sebal dan menyingkirkan tangan sahabatnya itu dari bahu.

"Apaan sih, sakit tau!" Gerald dan Gavin engah berjalan di koridor. Mereka berdua ingin menuju toilet. Kebetulan kelas mereka tidak ada guru, jadi mereka bisa bebas keluar kelas.

"Gerald! Liat deh itu di depan ada tiga cewe asing jalan sama pak Abby! Itu siapa ya? Kok gue ngga pernah liat, ya? Murid baru? Anjir cakep woy!" ucap Gavin heboh. Mendengar kata "cewe" Gerald pun segera mengikuti arah pandang Gavin.

Gerald sampai menganga dibuatnya, "Gila. Fix itu mereka murid baru. Vin, kayanya kita harus deketin mereka deh. Pokoknya gue harus dapet salah satu dari mereka!" seru pria tersebut.

Gavin memggeplak kepala Gerald. "Lo liat aja mereka itu highclass, ngga gampang pasti deketin mereka kaya murid-murid disini. Kita harus cari tau siapa dia, Ger! Kita juga harus tau kelasnya, dan juga namanya!"

Gerald pun menyetujui ucapan Gavin, "Kayanya kelas 10 deh, gue ngga jadi kencing. Ayo kesana!" pria tersebut langsung menggandeng tangan Gavin menuju kelas bidadari tersebut.

Gavin sampai melongo dibuatnya, "Bukannya tadi lo bilang kebelet? Nanti lo ngompol, mampus diketawain satu sekolah. Image lo kemana? Fix keluar dari SIX 'G'" cerocos Gavin.

"Udah ngga pengen kencing gue gara-gara liat bidadari. Eh, yah! Kita ketinggalan jejaknya, dia kelas mana, ya?" Gerald mengerang kesal karna ia tidak tau gadis itu di kelas mana. Dan, semua pintu kelas ditutup.

"Gue juga ngga liat anjir, yaudah ke kelas aja balik. Nanti istirahat pasti mereka keluar," ajak Gavin kemudian Gerald pun mengangguk. Baru saja mereka ingin berbalik, pak Abby keluar dari kelas membuat mereka berdua terkejut.

"Pagi, pak!" sapa mereka berdua sopan. Mereka berdua dalam diam merasa senang karna sudah mengetahui kelas adik kelasnya itu. 10 IPS 1.

"Pagi juga, Gavin, Gerald. Kalian kenapa di koridor kelas 10? Ngga belajar?" Pak Abby memang bukan guru yang galak. Ia justru sering berbaur dengan murid-murid disini. Itu mengapa ia disegani oleh murid-murid.

"Free class, pak. Gurunya berhalangan hadir, tadi kita berdua mau ke toilet. Trus kita liat pak Abby bawa tiga bidadari, kenalin dong, pak!" Ya itu adalah ucapan Gerald yang memang penggemar cecan.

Gavin sampai cengengesan karna ulah sahabatnya itu. "Kamu ya kalo soal cewe, cepet banget. Itu murid baru, pindahan dari Bali. Kelasnya di 10 IPS 1. Mau deketin? Kalo mau deketin, ngomong sama saya dulu."

Mereka berdua tidak mengerti, "Kenapa bertiga, pak?"

"Mereka kan sepupu, yaudah kalo gitu saya ke ruangan saya dulu. kalian juga harus balik ke kelas, jangan berkeliaran di luar nanti dilihat guru BK. Ingat ya, kalo mau deketin mereka bilang saya dulu." kekeh pak Abby kemudian pergi meninggalkan seribu kebingungan untuk mereka berdua.

"Ngapain kita harus bilang pak Abby dulu kalo mau deketin cewe? Biasanya juga ngga, padahal gue suka deketin adek kelas," ucap Gavin menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Udah deh mending kita balik ke kelas, trus kasih tau temen-temen yang lain." Mereka berdua kemudian kembali ke kelas 11 IPS 1. Kelas mereka termasuk kelas yang berisi anak-anak hits. Perempuan dikelas itu sangat beruntung karna bisa bergabung di dalam kelas yang berisi SIX 'G'.

MY CAMELLIA

Untuk informasi lebih lanjut tentang 'My Camellia' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!

Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211

My CamelliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang