"Biasanya juga kalo lo posting foto selalu lo tags. Kaya si Clava, mantan lo itu!" timpal Gavin, mereka semua seakan menatap Gabriel untuk meminta jawaban. Sedangkan yang ditatap sudah seperti cacing kremi kepanasan.
Bagaimana tidak? Ia bingung ingin menjawab pertanyaan teman-temannya yang bertubi-tubi, ditambah Gabrian. Pria yang tidak peduli dengan obrolan mereka apalagi tentang seorang perempuan sekarang ikut bertanya.
Tidak semua yang meminta jawaban. Gevano dan Gavaro hanya menatap geli kearah sepupunya yang bingung mencari jawaban. Gabriel tampak meminta tolong kepada kedua sepupu laknatnya yang jelas-jelas sedang menahan tawa.
"Jawab lah, Gab! Kok lo cuma diem sih?" tanya Gavaro yang tampak pura-pura tidak tau. Gabriel justru menatap tajam kearah kedua sepupu laknatnya itu. Gevano juga seperti menahan tawanya.
"Bukan siapa-siapa. Lagi pula kenapa kalian kepo sih? Biasanya juga mau gue deket sama siapapun kalian ngga pernah peduli. Gue sengaja ngga tags, karna gue ngga mau cowo-cowo buaya kaya kalian follow instagramnya! Soalnya dia itu punya followers bejibun," jawab Gabriel dengan lantang.
"Selebgram?" tanya Gabrian namun diberikan gelengan sebagai jawaban.
"Bukan. Dia ngga ada nerima endorse apapun, tapi dia punya account fanbase." balas Gabriel enteng namun berhasil membuat mereka semua terkejut.
"Account fanbase? Kaya kita-kita? Trus lo bilang bukan selebgram? Wah gue yakin pasti mukanya emang bener cakep makanya sampe punya fans gitu,"
"Siapa sih? Please kasih tau nama akunnya doang. Kalo itu bukan cewe lo, seharusnya lo ngga masalah dong. Gue ngga akan macem-macem kok." bujuk Gerald. Pria tersebut emang terkenal buaya jika sudah berhadapan dengan gadis bening.
Mereka mendesah kecewa karna Gabriel tidak ingin memberitahu. "Ah, lo mah sekarang mainnya rahasia-rahasiaan. Inget kan kita udah sahabatan lama, harus terbuka dong. Kasih tau insialnya doang, gue kan stalker handal!" mohon Gerald.
Begini, liat yang bening langsung gerak cepat. "Ya, kita selalu peduli kali kalo diantara kita ada yang deket sama cewe. Secara kita semua jomblo. Trus, tiba-tiba lo udah posting foto cewe aja. Mana dari belakang cakep, bening, sexy!" asal Gabrian.
Ya walaupun mereka pria tampan, tajir dan hampir sempurna, tapi salah satu diantara mereka belum ada yang memiliki kekasih. Mereka belum mendapatkan gadis yang mampu membuat mereka jatuh cinta.
Gabriel menggeplak kepala pria tersebut. "Bobrok banget omongan lo! Ngga kelakuan nggak omongan, sama aja!" kesal pria tersebut membuat Gabrian terkekeh.
"Santai dong mas, bro! Udah yuk makan, nasi goreng daritadi nganggur cuma karna nunggu nih curut jawab!" ajak Gabrian kemudian mereka semua langsung fokus pada makanannya yang sempat nganggur.
🔮🔮🔮
"Sa! Sakura! Ayo dong cepet, jalanan di Bali emang ngga terlalu macet. Tapi, gimana sama Jakarta? Supaya ngga terlalu malam," kesal Edelweiss. Sedari tadi ia menunggu sepupunya yang masih saja memasukkan beberapa barang ke koper.
"Sabar dong, Del! Lia aja santai tuh nungguin gue, lo aja yang ngga sabaran pengen ke Jakarta!" balas Sakura dengan kesal juga. Kemudian ia menarik resleting kopernya dan menariknya keluar rumah.
"Ngga usah berantem deh. Udah semua kan, Sa? Lo bisa suruh satpam masukkin kopernya. Trus kita pamit ke oma dan opa, ya!" berbanding dengan kedua sepupunya yang suka kesal dan ribet. Camellia tidak, ia adalah pribadi yang tenang. Tidak suka membuat dirinya ribet.
"Iya, Li. Lo sama Edelweiss duluan aja, nanti gue nyusul. Tuh, liat si Lia, dia baru santai, tenang ngga ngedumel aja kaya lo!" Sakura menuding Edelweiss dan membandingkannya. Edelweiss yang dituding seperti itu hanya memutar bola matanya malas.
"Lo kaya ngga tau si Lia aja, dia rumah tetangga kebakaran aja kaga panik. Gimana soal masalah sepele gini!" balas Edelweiss membuat Camellia hanya menggelengkan kepalanya.
"Udah ayo, Del." tanpa mempermasalahkan hal tadi, Camellia langsung menggandeng tangan sepupunya menuju kamar Oma dan Opa untuk berpamitan.
Mereka adalah saudara sepupu yang seangkatan. Mawar Camellia Garbera, Sakura Agya Lavanya, Edelweiss Anne Gavaro. Mereka memang memiliki nama yang terdiri dari nama-nama bunga. Kedua orang tua mereka sengaja memberikan nama tersebut agar putrinya terlahir cantik seperti bunga.
Tapi, walaupun mereka tidak diberikan nama bunga, mereka akan tetap cantik dan selalu dikagumi.
Paras mereka sangat cantik membuat siapapun pria langsung terpikat walaupun pertama kali bertemu. Sejak SMP, mereka sudah berada di Bali untuk menemani Oma dan Opanya. Sedangkan kedua orang tua mereka tinggal di Australia karna mengurus suatu bisnis. Bisa dibilang mereka lahir di Australia. Asal Bali, tapi besar di Jakarta.
Karna sekarang saudara Oma dan Opa sudah kembali ke Bali, akhirnya mereka bisa kembali ke Jakarta. Mereka juga senang dan sekaligus sedih. Senang karna bisa kembali ke Jakarta, sedih karna harus meninggalkan Oma dan Opa di Bali.
"Oma, Opa! Maaf ya, Lia, Edelweiss dan Sakura harus balik ke Jakarta. Oma sama Opa sehat-sehat disini. Good bye," Camellia mencium kedua pipi oma dan opanya. Begitupun dengan Edelweiss, lalu Sakura. Gadis itu sudah memasukkan kopernya.
"Edelweiss minta maaf kalo selama disini nyusahin Oma dan Opa. Edelweiss sayang Oma, Opa!"
"Sakura juga Oma, Opa. Jangan sungkan kalo misalnya oma dan opa pengen kita ngunjungin kalian kesini."
Oma dan opa tersenyum, "Oma sama opa yang seharusnya terima kasih sama kalian. Maaf karna oma dan opa nyusahin kalian disini dan buat kalian pisah dari kakak-kakak kalian. Hati-hati sayang, jangan lupa kabarin kita kalo udah sampe di Jakarta. Titip salam untuk kakak-kakak kalian. Oma dam opa kangen,"
Sontak Camellia, Sakura dan Edelweiss mengangguk secara bersamaan, "Kita pamit ya, oma, opa. Sampai jumpa," mereka bertiga menyalimi kakek neneknya itu lalu keluar menuju mobil yang sudah disewa oleh oma dan opanya untuk mengantar mereka bertiga selamat sampai tujuan.
"BYE OMA OPA! KITA SAYANG KALIAN!" mereka di dalam mobil serempak melambaikan tangan kearah oma dan opanya. Oma dan opa nya itu langsung membalas, mereka sebenarnya sedih harus berpisah dengan ketiga cucu cantiknya.
"Gue chat El dulu suruh kirim alamat rumahnya." ucap Camellia dan disetujui kedua sepupunya. Mereka dibelikan rumah besar di daerah Jakata selatan oleh orang tua mereka masing-masing. Mereka akan menempati itu bersama-sama.
Kak El
• Li, udah dimana? Lo jadi ke Jakarta sekarang bareng Sakura sama Edelweiss, kan?
•Woy bales elah, cogan dianggurin
• Mawar Camellia Garbera
15.35Camellia Garbera
• gue baru jalan dari rumah oma sama opa. iya gue jadi, kayanya nyampenya malem.
•sorry gue tadi ngga liat hp karna lagi siap-siap
•kirim alamatnya.
16.56• kok sore banget sih?
• Alamatnya jalan Cempaka Putih selatan nomor 16.
•Hati-hati.Camellia Garbera
• okay, thankyou
•Jangan bobo dulu, jemput nanti gue di bandara.
• gue kan udah bilang, gue dapetnya tiket jam 7 malam.
(read)MY CAMELLIA
Untuk informasi lebih lanjut tentang 'My Camellia' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!
Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...