Camellia menutup telinganya, ia benar-benar takut berada seorang diri di sekolah dengan hujan lebat dan bunyi guntur yang membuat traumanya kembali. Beberapa kali merutuki dirinya yang bodoh, menunggu seseorang yang telah berjanji dengannya selama satu jam.
Ini bukanlah tipe Camellia sekali, seumur-umur ia tidak pernah menunggu, lebih memilih mencari alternatif lain selain menunggu. Karna, ia benci tidak tepat waktu.
"K-kak El... a-ku tak-ut.." lirih gadis itu berulang kali.
"CAMELLIA!"
"LIAA!!"Samar-samar gadis itu mendengar seseorang memanggilnya. Dengan berani perlahan ia membuka mata dan melepas tangan yang menutup telinganya.
"CAMELLIA!" benar seseorang telah memanggilnya.
"Kak Brian?" cicit gadis itu setelah mendengar suara yang tak asing lagi. Dengan cepat ia keluar dari post satpam.
"Kak Brian!" panggil Camellia dengan wajahnya pucat karna ketakutan, dan keringat di dahinya. Brian dengan payung ditangannya pun menoleh ke sumber suara.
"Lia!" Brian segera menghampiri gadis itu kemudian memeluknya.
"Maaf gue minta maaf udah ninggalin lo sendiri disini." Brian merasa bersalah sangat bersalah karna lupa akan janjinya. Sedangkan Camellia hanya diam di pelukan Brian.
Walaupun kesal, ia juga lega karna Brian datang menjemputnya meski terlambat. "Gue minta maaf buat lo nunggu dan ketakutan gini," lirih Brian memandang wajah Camellia.
"Lo kenapa nunggu gue disini? Lo seharusnya langsung pulang. Hp gue habis baterai, gue ngga tau kalo lo nelfon atau ngirim pesan."
Karna gue yakin lo bakal dateng walaupun terlambat. Gue memang ngga tau lo seperti apa. Tapi, gue yakin lo orang yang bertanggung jawab. Batin Camellia.
"Lo juga kenapa telat satu jam? Lo tau gue udah nunggu satu jam lamanya. Gue harus ketakutan sendiri karna hujan sama petir!" ucap gadis itu kesal.
"Maaf, maaf. Gue harus anterin Daisy karna dia sakit, Li. Setelah itu gue lupa kalo ada janji," jelas Brian dengan jujur.
Ternyata memang bener Brian anterin kak Daisy. Anehnya kenapa gue kesel? Lagi pula gue sama Brian ngga ada apa-apa. Bahkan Brian kenal Daisy jauh lebih lama. Dan, Brian nganterin Daisy karna cewe itu sakit. Lanjut Camellia dalam hati.
GRUDUGGG!!
"AAA!!" Camellia dengan spontan memeluk Brian.
"Tenang, Li. Ngga usah takut," bisik Brian. Menyadari bahwa Camellia tengah memeluk pria itu, Camellia segera melepas pelukannya. Ia masih kesal dengan Brian, sekaligus kesal dengan dirinya sendiri yang bodohnya mau menunggu Brian selama satu jam.
5 menit saja gadis itu tidak suka menunggu, apa lagi satu jam? 60 menit? 3600 detik?
"Masih proses pendekatan aja gue udah ngecewain lo. Gue harap kepercayaan lo ke gue ngga hilang," lirih Brian pelan memegang tangan Camellia yang dingin.
"Gue pernah bilang sama lo, gue bakal bantu lo keluar dari trauma lo kan?" lanjut Brian lagi, kali ini dengan senyum lebarnya.
Camellia kemudian menatap Brian. Gadis itu ingat Brian pernah mengatakan hal tersebut. "Lo pengen bisa keluar dari rasa takut karna trauma itu kan?"
Camellia mengangguk pelan, "Gue capek harus punya rasa takut ini seumur hidup gue."
"Selama lo punya keinginan untuk keluar dari rasa takut ini, lo pasti bisa lalui semuanya."
"Gimana caranya?"
"Hadapi rasa takut itu,"
"Jangan bilang?"
"Gue bakal ngajak lo ngerasain enaknya main hujan."Camellia membelalakan matanya. "Ngga-ngga! Setelah kejadian itu gue ngga pernah main hujan lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...