Dua tahun kemudian...
"YESSSS!!!" seorang gadis menatap layar laptopnya dengan senang. Bagaimana tidak? Pengumuman lulus pendaftaran kuliah sudah terpampang jelas dilayar laptopnya itu.
University of Amsterdam
Shanghai University
International Film School & Television Paris"Kenapa sih teriak-teriak ngga jelas?"
"Gue diterima!!!" seru gadis itu."Hah seriusan? Coba liat!" salah satu gadis melihat kearah laptop.
"Gila keterima ketiganya? Asli lo bakal bingung milihnya, Li."
Gadis itu adalah Mawar Camellia Garbera, ia sudah lulus dari SMA, dan sekarang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari dulu gadis itu berkeinginan untuk kuliah di luar negeri. Dan, dengan prestasi akademinya ia mendaftar di tiga Universitas terkenal.
"Lo kapan mau kasih tau tante Amel, Om Arazka sama kak El?"
"Nanti aja lah, mereka pasti sibuk. Lagi pula gue belum tau mau ambil yang mana. Gue mau kasih tau finalnya aja."
Untuk jurusan, Camellia bertekad untuk mengambil jurusan Acting & Film Theater. Ia memilih jurusan itu karna ingin terjun ke dunia entertainment. Kedua sepupunya juga memilih kuliah diluar negeri.
Sakura mengambil kuliah Management di University of Singapore, sedangkan Edelweiss memilih kuliah di kampung halaman ibundanya, Korea. Tepatnya Hankuk University jurusan kecantikan.
Gabriel, kakak laki-lakinya itu sudah menjalani satu tahun kuliah di Perth, ia tinggal bersama bunda dan papanya. Pria itu mengambil juusan IT. Sekedar informasi, kakaknya menjalani hubungan bersama Indah Indira, gadis yang ia suka di SMA.
Gadis itu mendapat beasiswa penuh di University of Sydney. Gavaro, kakak sepupunya itu mengambil sekolah hukum di Amsterdam, sedangkan Gevano mengambil jurusan hubungan Internasional di Singapore.
Hubungan Edelweiss dan Rein sudah berakhir, mereka berpisah secara baik-baik dan masih saling berkomunikasi untuk menanyakan kabar.
***
Seorang gadis tengah menunggu di depan Universitas megah di Jakarta. Beberapa kali ia melihat jam tangan yang melingkar manis di tangan kirinya. "Camellia? Lo Camellia kan?" ucap seseorang menghampiri gadis itu.
"Kak Daisy?"
"Bener, lo Camellia. Apa kabar?"
"Baik, kak. Lo kuliah disini?""Iya, gue ambil jurusan psikologi. Lo disini sama siapa?"
"Sendiri, gue lagi nunggu Brian."
"Oh, lo lulus tahun ini kan? Mau kuliah dimana? Gue denger-denger lo ditawarin akting drama ya?" seperti yang kita tau, Camellia adalah selebgram. Banyak job yang mendatanginya karna memiliki fans banyak walaupun bukan seorang artis papan atas.
"Ternyata beritanya menyebar luas, ya. Gue keterima di universitas luar negeri, cuma gue belum tau mau ambil yang mana. Untuk jurusannya Acting & Film Theater. Mungkin setelah gue lulus, baru gue berani terjun ke dunia entertain. For now, gue belum bisa."
"Wah, greaaatt! Gue yakin lo bisa, semangat."
"Lo juga, kak.""Kalo gitu gue masuk ke kelas dulu." Daisy pergi meninggalkan Camellia, walaupun tak lama ia melihat gadis itu dihampiri oleh seorang pria. Siapa lagi kalau bukan Brian? Pria yang masih ia cintai. Perasaannya berubah, berubah menjadi obsesi setelah 2 tahun.
***
"Lama ya nunggu? Maaf, ya."
"Lama lah, ternyata lagi digoda mahasiswi," kekeh Camellia karna sebelum itu ia melihat kekasihnya dihampiri oleh banyak mahasiswi, entah apa yang dibicarakan.
"Digoda sebanyak apapun, kamu juga ngga pernah cemburu." ucap Brian.
"Ya ngapain cemburu? Kan kamu punya aku."
"Alaah, pinter ya sekarang! Mau kemana?"
"Cafe di kampusmu aja, pegel berdiri."
"Let go, sayang.."Banyak pasang mata yang melihat kedua insan itu, bagaimana tidak keduanya adalah selebgram. "Jadi, itu pacarnya Gabrian? Itu Camellia yang ditawarin main drama ngga sih?"
"Iya selebgram yang terkenal itu."
"Bening banget ngga ada cacat, pantes aja Brian mau."
"Bukan mahasiswa sini?"
"Bukan, dia baru lulus tahun ini. Mereka udah pacaran sejak SMA.
Sedangkan di dalam cafe, Camellia dan Brian sudah duduk dengan nyaman. "Kamu ngga ada kelas lagi?" tanya Camellia.
"Ngga ada, tadi terakhir. Oh ya, udah ada pengumuman tentang pendaftaran universitas?"
"Udah ada."
"Terus, keterima dimana?"
"Ketiganya.""Serius? Ngga ragu lagi, pacar aku kan pinter. Tapi, kenapa kamu kaya ngga seneng?" karna terlihat wajah Camellia yang biasa saja.
"Bukan ngga seneng, aku bingung mau ambil yang mana."
"Ya juga sih, ketiganya universitas bagus."
"Itu dia."
"Udah tanya bunda, papa sama Gabriel?""Aku bahkan belum kasih tau kalo aku udah keterima. Aku mau kasih tau nanti keputusan finalnya."
"Menurut aku, kenapa kamu ngga kuliah di negara yang bahasanya lebih dominan kamu bisa?"
"Maksud kamu France? Aku kan ikut les bahasa France sejak SMP."
"Iya, sedangkan kamu baru setahun belajar bahasa Belanda kan?"
"Iya juga, yaudah aku ambil International Film School Paris. Tapi, kamu ngga keberatan sama hubungan kita?"
Gabrian meraih tangannya dan menggenggam tangan gadis itu. "Ngga masalah, kita masih satu alam. Aku bisa kesana, atau kamu kesini. Yang penting kamu kejar mimpi kamu disana, dan aku kejar mimpi aku disini." sikap dewasa Brian yang membuat Camellia enggan pergi atau melepaskan Brian.
"Makasih ya untuk dua tahun ini."
Hubungan kita memang masih baik-baik aja. Perasaan ini juga masih sama, bahkan cinta ini semakin hari semakin besar. Tapi, siapapun ngga pernah tau apa yang terjadi nanti. Batin Camellia.
Camellia melihat gelang tridatu khas umat Hindu ditangan kanannya yang digenggam Brian, lalu melihat kalung salib yang melingkar indah di leher Gabrian.
Akankah perbedaan itu menyatu dan berakhir bahagia?
***
"Al!"
"Hai, sorry gue baru abis diskusi sama temen jurusan. Lo lama ya nunggu, Dai?"
"Ngga kok, gue udah pesen Americano."
"Thankyou, pas banget gue lagi stress nih."
"Sabar Al, nikmati aja prosesnya."
"Tumben banget lo ngajak keluar, ada apa nih?"Alamanda dan Daisy satu universitas, namun mereka mengambil jurusan yang berbeda. Tapi, sesekalu mereka bertemu di cafe kampus. "Ngga papa, kita udah lama ngga kumpul gini gara-gara sibuk."
"Bener, gue jadi pengen balik ke masa-masa SMA."
"Semakin dewasa ya semakin sulit. Oh ya, Al. Setelah setahun, gue tadi ketemu Camellia di depan kampus lagi nunggu Brian." ucap Daisy.
"Oh ya? Mereka masih pacaran ya, langgeng juga. Padahal udah dua tahun, tapi perasaan lo sama Brian belum juga selesai. Katanya lo lagi dideketin sama salah satu cowo sefakultas lo, kenapa ngga sama dia aja sih?"
"Kalo bisa mah udah, Al. Tapi, perasaan gue ngga bisa. Al, gue rasa kali ini gue harus bisa manfaatin keadaan untuk dapetin Brian."
"Ha-hah? Maksud lo?"
"Oke, gue ngga akan percaya diri untuk bisa dapetin Brian. Minimal, ngeliat mereka pisah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...