"Hah?" Camellia menatap Hans seolah kebingungan.
"Lo bilang bercanda setelah gue nolak lo? Gue kira lo pria dewasa, nyatanya engga. Ngga heran juga sih, gue sering ketemu cowo modelan gini. Yang abis ditolak langsung bilang kalo dia bercanda. Padahal awalnya serius." balas Camellia dengan tajam.
Gadis itu segera beranjak dari tempat duduknya. Hans yang melihat Camellia sangat marah pun segera mencegah gadis itu pergi. "Li, bukan gitu maksud gue. Gue serius suka sama lo, dan gue juga pengen lo jadi pacar gue. Tapi, walaupun setelah lo nolak, gue bilang serius, lo ngga bakal terima gue juga kan? Gue ngga perlu tau alasannya kenapa, karna di hati lo udah ada Brian."
"Brian? Lo ngga usah bawa-bawa dia. Nih, gue bayar makanan gue." Camellia kemudian pergi dengan menaruh beberapa lembar uang ratusan diatas meja.
Hans mengacak-acak rambutnya frustasi. "Ah, sial!"
^^^
"Li! Lia!"
"Apa?"
"Soal kemarin, gue minta maaf.."
"Ngga usah dibahas." Camellia kemudian melanjutkan jalannya, namun tangannya dicegat oleh Hans."Please, Li. Gue ngga mau lo menghindar karna masalah kemarin." pinta Hans.
"Menghindar? Gue ngga menghindar," gadis itu menghentakkan tangannya untuk melepas pegangan pria itu di tangannya.
"Kenapa? Lo menghindar dari gue karna ucapan gue kemarin? Atau karna emang lo lebih milih Brian?"
Camellia menghembuskan nafas kasar berbalik menatap Hans. "Ini ngga ada hubungannya sama kak Brian, jadi stop sebut-sebut dia! Udah ya, Hans. Gue ngga mau pagi gue jadi buruk gara-gara lo."
Seakan sikap lembut Camellia kepada Hans hilang seketika karna masalah kemarin.
^^^
Di jam istirahat, Gabrian berencana menuju ke kelas X IPS 1 tepatnya untuk mengajak Camellia makan di kantin. Namun, saat berada di depan kelas, ia melihat Hans berdiri di samping meja Camellia, entah apa yang dibicarakan tapi terlihat Camellia tidak peduli.
Brian pun langsung masuk, gadis-gadis di dalam kelas pun menjadi heboh. Camellia melihat ke arah pintu masuk. "Hai, Lia!"
Camellia pun bisa lihat desas-desus menyebut namanya. "Hai, kak. Ada apa ke kelas ini?"
"Mau ngajak lo makan ke kantin.." balas Brian tanpa ragu, membuat murid-murid lain semakin membicarakan mereka berdua.
"Hah? Gue?"
"Tapi, gue duluan yang ngajak Lia makan." tegas Hans membuat kelas semakin memanas.
"Gila, dua cogan ngerebutin Lia. Lucky banget sih."
"Kira-kira Lia bakal milih siapa? Hans atau kak Brian, ya?"
"Lo tim siapa?"
"Gue sih Lia dan kak Brian."
"Sama gue juga,"
"Tapi, gue tim Hans-Lia, mereka cocok kalo jadi pasangan satu kelas gini."Sakura dan Edelweiss hanya melongo melihat saudaranya jadi rebutan dua pria tampan. Satunya teman kelas dan satunya lagi kakak kelas. "Sa, lo tim apa? Hans-Lia atau kak Brian-Lia?"
"Ih, lo kok jadi ikut yang lain sih?" kesal Sakura.
Brian menoleh kearah Hans. "Oh, sorry gue ngga tau. Gue terima jawaban Lia apa," simple Brian.
Hans kemudian menatap Camellia. "Li, lo harus milih mau makan bareng siapa. Gue atau Brian!"
Camellia melongo sendiri melihat dua pria ini. Apa harus ia memilih hanya untuk makan di kantin?
Sedangkan disisi lain, seorang gadis baru saja keluar dari kelas. "Alamanda mana sih? Belum balik dari toilet juga," gerutu Daisy. Kemudian, melihat banyak adik kelas lewat koridor sembari berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...