Camellia - 54. Benarkah?

10 2 0
                                    

Keesokan harinya Camellia mulai sadar dari obat bius yang diberikan kemarin malam oleh dokter agar pasien bisa istirahat dengan tenang. Camellia masih merasa pusing, seluruh tubuhnya lemas. Ia merasakan tangannya digenggam oleh seseorang.

Dengan matanya yang masih kabur, ia seperti mengenali orang itu. Brian. Apa pria itu semalam menjaganya dirumah sakit? "Kak Brian.." lirih Camellia membangunkan dengan pelan tidur pria itu.

Brian yang merasa tidurnya terganggu pun menggeliat pelan. Matanya perlahan terbuka lalu terkejut melihat Camellia sudah sadar dengan wajah pucatnya. "Camellia? Lo udah bangun? Gimana? Ada yang sakit ngga? Atau gue perlu panggil dokter untuk periksa?"

"Ngga usah kak. Gue udah ngga papa, cuma masih lemes aja."

Brian mengusap rambut Camellia. "Maaf, gue gagal lindungin lo. Padahal gue janji bakal selalu disamping lo." sesal Brian.

Camellia dengan tangannya yang terpasang infus menggenggam tangan Brian. "Ini bukan salah lo, emangnya lo satpam atau bodyguard gue yang harus jaga 24 jam?" kekeh gadis itu.

CKLEKKK!!

"Camellia?" seru Gabriel langsung menghampiri bankar rumah sakit. "Kamu udah sadar? Ada yang sakit ngga?"

"Ngga ada, kak. Maaf ya aku ngerepotin kakak dan banyak orang. Trus camping tahun ini jadi kacau,"

Gabriel menggelengkan kepalanya. "Bukan salah kamu, namanya musibah ngga ada yang tau. Yang penting kamu selamat, tapi gimana kejadiannya kamu bisa pingsan di tepi sungai?"

"Iya, Li. Kamu jatuh?"

Camellia mengangguk. "Awalnya aku mau buang air kecil, trus setelah selesai, senter yang aku bawa jatuh ke sungai. Aku berusaha ambil, tapi malah kepeleset. Kepalaku kena batu-batuan disana. Pusing banget sampe mataku kabur,"

"Untung aja kamu ngga kebawa arus sungai. Lain kali hati-hati, jangan pergi sendirian juga. Walaupun itu mendesak," peringat Gabriel.

"Maaf, kak. Padahal kak Clava udah nawarin untuk ikut sama aku. Tapi, aku nolak karna mau cari Sakura."

***

Karna kejadian itu, Camellia dipulangkan agar bisa pulih dengan baik. Gabriel pun ikut pulang untuk menemani adiknya. Sedangkan yang lain menyelesaikan campingnya. Gabrian sebenarnya juga ingin pulang, begitupun Sakura, Gevano dan Gavaro selaku saudara Camellia.

Namun, Gabriel terus meyakinkan pria itu dan ketiga saudaranya untuk tetap melanjutkan acara camping. Dengan berat hati, mereka semua melanjutkan camping selama dua hari.

"Lo kaya ngga ada gairah hidup anjir!" celetuk Gerald melihat Brian yang hanya bernafas.

"Iya, kaya mau mati besok aja lo!"

"Gimana ngga gitu? Dia kan pengen nemenin Lia," sahut Gavin.

"Lia udah sembuh atau belum ya?" tanya Gerald pada dirinya sendiri.

"Gue cuma merasa bersalah aja, gue ngga bisa berbuat apa-apa waktu Camellia lagi sakit kaya gini," keluh Brian.

"Lo ngga usah merasa bersalah, justru Lia malah ngga suka kalo lo ngga nikmati waktu camping lo. Tahun depan kita udah ngga bisa ikut, bro. Camping memang membosankan, terus ribet juga karna kita harus buang air di sungai, tapi kalo diliat-liat seru juga. Dirumah kita selalu dapet fasilitas bagus kan? Sekarang kita nikmati jadi anak alam." tutur Gevano panjang lebar.

"Gila, tumben cerdas lo!" rangkul Brian.

"Ngga tau aja anaknya memang cerdas kalo lagi normal," timpal Gavaro.

My CamelliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang