"Kalo gue emang berjodoh sama dia, sebanyak apapun dia pacaran, sejauh apapun dia pergi ninggalin gue, suatu saat dia akan ke gue, karna gue rumahnya."
- My Camellia
"GUYS GUYS!!! ADA BERITA HOT NIH!"
"IYA NIH! DIJAMIN PARA COWO BAKAL SENENG!"
Dengan akhlakless, Gavin dan Gerald masuk ke dalam kelas dengan berteriak membuat siswa siswi yang tengah tertidur, make-up, main game atau konser dadakan langsung terganggu. Tapi, untuk kaum hawa sih justru dengan anteng melihat Gerald dan Gavin dengan tatapan memuja.
Rambutnya yang berantakan karna habis berlari, dan bulir keringat yang jatuh di pelipis semakin menambah kadar ketampanan mereka. Satu kalimat yang ada di benak mereka, emaknya pada ngidam apaan sampe keluar jadi pangeran begini?
"NGGA USAH DIDENGERIN, BERITA DARI GAVIN ATAU GERALD MAH PASTI NGGA BERMUTU!" teriak Gavaro membuat Gerald dan Gavin mendengus sebal.
"BERMUTU SUMPAH! MAKANYA DENGERIN! KITA AJA TADI NGOBROL SAMA PAK ABBY UNTUK TAU KEBENARANNYA!" seru Gavin lagi dengan bangga dan masih dengan suara keras agar seisi kelas tau.
Mendengar kata pak Abby, Gabriel dan Gabrian, ketua kelas dan wakil kelas tampan itu langsung bangun dari tidurnya. Sebenarnya tidur mereka sudah terganggu sejak Gavin dan Gerald dengan laknatmya masuk ke kelas sambil berteriak.
"Pak Abby? Ngapain lo nanya ke kepala sekolah? Ada apaan emang?" tanya Gabrian langsung menatap kedua sahabatnya itu dengan rasa penasaran.
"PAK ABBY BAWA BIDADARI! TIGA LAGI WOY! GILA CAKEP, BENING, TRUS PASTI TAJIR DILIAT DARI STYLENYA TRUS SEKOLAH DISINI!"
"PINDAHAN DARI BALI, AH GEULIS PISAN!"
"LO SEMUA HARUS LIAT! ADEK KELAS GEMES, KELAS 10 IPS 1. TAPI, LIAT DOANG,"
"IYA JANGAN DIEMBAT, GUE SAMA GERALD UDAH BOOKING TUH!"
"Lo kira barang main booking anak orang!" sahut seorang pria yang merupakan teman kelas mereka.
Suara Gerald dan Gavin tampak saling sahut-sahutan. Gabrian langsung ingin menggeplak kedua sahabatnya, ia kira ada jam kosong atau murid di bubarkan. Berbanding terbalik dengan kaum adam yang mulai penasaran dan berniat untuk menghampiri kelas itu setelah istirahat, tapi tidak dengan Gevano, Gavaro dan Gabriel, mereka tampak santai.
"SIALAN! GUE KIRA BAKAL ADA JAM KOSONG! TAU-TAUNYA LAGI SOAL ADEK KELAS! LAKNAT LO BERDUA," teriak Gabrian menatap jengah ke kedua sahabatnya.
"ADUUH BANG! KALO LO LIAT MEREKA UDAH PASTI NGECES DEH! BODYNYA BAGUS BENER, DILIAT DARI JAUH AJA UDAH SEMPURNA, APALAGI DEKET!" sahut Gerald mendapat jitakan dari Gabriel.
"Ngga usah ngaco lo bayangin yang aneh-aneh!"
Gerald pun tidak peduli dan masih saja membayangkan wajah cantik mereka. "Alahh, secantik apa sih? Disini most wanted cewe kan cuma gue dan Daisy. Jadi, ngga ada yang bisa ngalahin pesona Alamanda Isabelle dan Daisy Adisty." suara itu mampu membuat Gerald menyelesaikan khayalannya.
"Heh, ngga usah sok cantik lo! Eh lo emang cantik sih, tapi adek kelas yang sekarang jauh lebih cantik. Ya ngga, Vin?" ledek Gerald sembari melirik Gavin.
"Yoi dong! Kayanya posisi most wanted Alamanda Isabelle bakal tergeser sama adek kelas itu!" Gavin dan Gerald tertawa melihat wajah Alamanda yang seperti sedang menahan berak.
"Secantik apa sih sampe mereka selalu bahas adik kelas baru itu! Ngga bisa dia gantiin attention atau most wanted di sekolah ini. Cuma kita berdua!" ucap Alamanda dengan penuh penekanan.
"Udah, Al. Mau sampe kapan sih lo mikirin posisi most wanted mulu? Ke sekolah itu cari ilmu, bukan posisi siapa yang paling cakep atau populer!" Entah sudah beberapa kali sahabatnya yang bernama Daisy Adisty ini memberi nasehat, tapi sama saja tidak digubris.
Mereka berdua memang disebut sebagai idola kaum adam di sekolah. Ya karna parasnya yang cantik. Kelas mereka disebut sebagai kelas hits karna di dalamnya terdapat SIX 'G' dan juga dua gadis cantik ini.
"Lo ngga usah sok polos, lugu, atau culun, Dai! Lo emangnya mau kalo misalnya Gabrian kecantol adek kelas itu? Lo kan udah suka Brian sejak SMP. Trus lo rela gitu?" pancing Alamanda, ia sebenarnya tau sahabatnya itu menyukai sang most wanted pria tampan. Gabrian.
"Kalo gue jadi lo sih jelas gue ngga mau. Apalagi kalo sampe Gabriel kecantol sama salah satu adek kelas baru yang katanya cantik. Tapi, gue yakin pasti gue jauh lebih cantik. Gabriel cuma milik gue, dan akan selamanya begitu." Alamanda menyukai Gabriel sejak SMP juga, sedangkan Daisy menyukai Gabrian.
Daisy hanya bisa menghela nafas kasar melihat sikap sahabatnya yang terlalu obsesi. "Gue tau gue suka Gabrian, trus gue harus apa kalo Gabrian nantinya punya pacar atau suka sama adek kelas itu? Ya gue ngga bisa apa-apa karna gue ngga ada hak."
Alamanda memutar bola matamya jengah, "Lo terlalu pasrah sama kehidupan, Dai. Coba licik sedikit aja, lo coba deketin Brian, lo coba kasih perhatian. Kalo misalnya Brian kecantol sama adek kelas baru deh lo sakit hati. Makan hati mulu lo, lo seharusnya labrak siapapun yang jadi pacar Brian!"
Daisy sampai geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. "Buat apa labrak orang kaya gitu apalagi ke adek kelas? Mau keliatan senioritas, iya? Lo ngelakuin itu ngga akan ubah apapun, Al. Ada saatnya sesuatu yang kita inginkan ngga bisa terkabul. Ada saatnya sesuatu yang kita paksa ngga akan membuahkan hasil. Kalo emang gue ngga bisa sama Brian, ya itu berarti gue ngga jodoh. Tapi, kalo gue emang berjodoh sama Brian, sebanyak apapun dia pacaran, sejauh apapun dia pergi ninggalin gue, suatu saat dia akan ke gue, karna gue rumahnya."
MY CAMELLIA
Untuk informasi lebih lanjut tentang 'My Camellia' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!
Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211
KAMU SEDANG MEMBACA
My Camellia
Romance"Kamu Astungkara, aku Amin. Kamu Pura, aku Gereja. Kamu Weda, aku Injil. Bisakah aku menyempurnakan semuanya tanpa ada lagi perbedaan diantara kita walaupun aku tau itu tak mungkin?" "Apa aku bisa menjadikan dirimu milikku, meski aku tau dunia tak...