📍Jangan lupa ramein iap paragraf!
J a n g a n l u p a v o t e!_Yang namanya sabar itu tidak ada batasnya_
"Hei udah lama nunggu?" Acha yang sedang melamun sontak terkejut dan langsung mengelus dada-nya karena kedatangan Alan yang tiba-tiba.
Alan yang melihat hal itu terkekeh dan reflek mengacak rambut Acha, entah kenapa saat Alan mengacak rambut Acha, justru Acha malah teringat dengan Galih, biasanya Galih yang sering mengacak rambutnya.
Langsung saja cewek berambut panjang tersebut menggelengkan kepalanya karena terus-terusan teringat sosok Galih.
Alan yang melihat hal tersebut langsung merasa bersalah "Maaf Cha."
Acha menatap mata Alan dalam "Kenapa minta maaf?"
"Emm lo tadi geleng-geleng kenapa?" tanya Alan hati-hati.
Acha tersenyum tipis kemudian terkekeh canggung "Nggak papa Lan, yaudah yuk pulang!" ajak Acha yang dibalas anggukan oleh Alan.
Alan yang sudah sangat gemas dengan sikap Acha langsung menangkup pipi cewek tersebut. Acha menegang rasanya seperti ada kupu-kupu yang bertebangan diperutnya.
"Alan," saat Acha memanggil nama cowok tersebut sontak Alan langsung melepaskan tanganya dari pipi Acha, takut Acha akan marah kepadanya.
"Kenapa?" tanya Alan.
"Malu diliatin orang," Alan memutar kepalanya dan benar saja banyak anggota osis yang belum pulang menatap mereka dengan tatapan beragam.
Alan menghela nafasnya dan tersenyum kearah Acha "Udah nggak usah dipikirin."
Acha menunduk menatap sepatunya "Jantung Acha kayaknya udah nggak normal Lan, kok jadi deg deg an gini."
"Kalo gak deg-deg an mati Cha," balas Alan santai.
Acha mengerucutkan bibirnya kesal mendengar balasan Alan, setelah itu Acha membawa tangan Alan ke dada-nya. Sontak Alan menegang dan langsung menarik tanganya dengan cepat.
Alan meneguk ludahnya lalu menarik tangan Acha menuju parkiran sekolah, Acha hanya menurut mengikuti langkah besar kaki Alan.
Alan kembali menangkup pipi Acha sambil menatap Acha serius "Lain kali kalau sama cowok lain gaperlu ngasih bukti kalau jantung lo berdetak dengan cepat," Acha yang mendengar penjelasan Alan menatap cowok itu polos. "Masih deg deg gan gak?" Alan menahan senyumnya ketika melihat mata Acha yang berkedip-kedip karena salting.
Alan menunduk menatap Acha sayu "Maafin gue yang dulu Cha, izinin gue buat merjuangin lo. Gue sayang bahkan cinta sama lo!"
Acha rasanya ingin memeluk Alan dan mengatakan bahwa Acha juga masih cinta kepada Alan, apalagi setelah Acha membaca surat dari Galih dan cowok tersebut meminta agar dirinya kembali pada Alan.
"Acha pengen liat seberapa besar perjuangan Alan buat dapetin Acha," batin Acha.
Alan yang melihat Acha hanya diam hanya bisa menarik nafasnya pasrah "Yuk pulang!" ucap Alan lalu mengacak rambut Acha lagi. Sial kenapa rambut Acha yang diacak-acak, tapi hati Acha yang berantakan?
"Alan kok Acha jadi lemes gini."
Alan mengerutkan keningnya "Lo pusing?" dengan cepat Alan memegang dahi Acha.
"Tangan lo dingin Cha," panik Alan ketika tidak sengaja tanganya menyentuh tangan Acha.
"Nih pake jaket gue," Alan langsung memakaikan jaketnya ke tubuh Acha. Acha yang mendapat perlakuan tersebut dalam hati menertawakan dirinya yang terlalu pengecut untuk mengatakan isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...