Masalah selalu datang dengan sendirinya tanpa kita minta sedangkan harapan sangat sulit kita wujudkan padahal kita selalu memintanya.
-Acha Meylinda Putri.Bel istirahat baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu, dua orang cewek kini sedang berjalan menuju taman belakang sekolah sesuai janji salah satu dari mereka.
Baru saja Acha duduk dibangku yang telah disediakan ditaman tersebut, Anggis langsung saja menyerangnya dengan pertanyaan yang sejak tadu ingin cewek itu lontarkan. "Ayo Cha ceritain lo kenal Arka darimana?" tanya Anggis tidak sabar.
"Iih Anggis ga sabaran banget." Acha menggerutu menatap sahabatnya sebal.
"Oh iya Cha itu tumben banget lo make jaket, ga gerah lo Cha panas-panas gini make jaket?"
Sial, ternyata Anggis baru menyadari dari tadi Acha memakai jaket dan Acha kini harus memberikan alasan yang tepat agar cewek itu tidak banyak bertanya lagi.
"Segini dinginya Nggis, tuh banyak angin lagi," bohong Acha.
Anggis sontak memelototkan matanya mendengar jawaban ngawur Acha. "Dingin dingin palalu, segini panasnya."
"Yapokoknya Acha lagi pengen make jaket, bagus kan? Ini dari bang Aldo tau," alibi Acha.
Anggis hanya bisa menganggukkan kepalanya, berdebat dengan orang yang keras kepala seperti Acha itu sangat menyebalkan. "Yaudah lah Cha susah ngomong sama lo tuh!" Anggis memutar bola matanya malas.
"Oh ya gimana ceritanya?" lanjut Anggis yang ternyata sudah sangat kepo.
setelah itu Acha menceritakan semua pertemuan pertamanya dengan Arka, bahkan dengan bodohnya dia mengatakan kalau kemarin tidak dijemput, dan hal itu mampu membuat Anggis menatap tajam Acha.
"Kenapa lo bohong sama gue?" tanya Anggis serius, matanya menyiratkan bahwa dia kecewa karena telah dibohongi sampai membuat Acha hampir dilecehkan.
"Anggis mukanya jangan kayak gitu Acha takut, Acha gaada niatan mau boongin Anggis, Acha cuman ngerasa gaenak karena ngerepotin Anggis terus." jawab Acha jujur, Sedangkan Anggis menghela nafasnya lalu tersenyum tipis.
"Kali ini masih gue maafin belum gue sleding lo Cha," Anggis terkekeh berusaha mencairkan suasana.
Dan mereka tidak menyadari bahwa ada seorang yang sedang menguping pembicaraan mereka. Sedangkan orang tersebut tidak merasa bersalah sedikitpun setelah mendengar cerita kedua cewek tersebut ralat cerita seorang cewek yang kemarin meminta untuk mengantarnya pulang.
"Lah itumah salah dia sendiri bilangnya dijemput sama abangnya."
Batin Alan sambil mengedikkan bahu acuh dan pergi dari tempat persembunyiannya.
🐾🐾🐾
Alan pov
Gue berniat untuk menyusul teman teman Gue yang berada dikantin, dan tanpa sengaja Gue mendengar suara teman Acha yang memaksa Acha untuk menceritakan kenapa dia bisa kenal dengan Arka, dan dalam hati gue bertanya siapa Arka? Murid baru? Atau siapa? Karena nama dia persis sama nama sahabat lama gue yang ada di Bandung.
Akhirnya Gue ngikutin mereka dari belakang, Gue gatau kenapa Gue bisa sekepo ini, bagaimana jika ada yang tau pasti julukan good boy akan tersingkir dan mengganti menjadi Alan si penguntit, ah tapi bodo amat sekarang jiwa kepo gue sedang meronta ronta.
Dan setelah mereka sampai ditaman belakang sekolah, mereka duduk dikursi yang telah ada sejak lama disitu.
Setelah itu samar samar Gue denger kalo temanya Acha menanyakan kenapa hari ini Acha memakai jaket dan tidak mau melepas jaketnya. Gue baru menyadari hal itu, tumben sekalih cewek cempreng itu memakai jaket untuk berangkat ke sekolah. Biasanya walau cuaca dingin saja dia tidak memakai jaket sepertinya dia kebal pada dingin, tapi kali ini liatlah cuaca sangat panas tapi dia memakai jaket, apa dia vampir yang takut matahari, oh ayolah otak gue ga sedangkal itu masa iya jaman sekarang masi ada manusia jadi jadian, gue bergidik ngeri membayangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...