_Hidup gue jauh dari kata BAHAGIA, kalau lo liat gue selalu seneng, itu karena gue tau caranya menikmati hidup_
"Alaan," ucap Acha nyaris tidak terdengar karena nafasnya tercekat.
"Ngapain lo kesini?" tanya Arka sinis.
"Gue mau ngajak Acha pulang, lama banget si curhatnya gue nungguin daritadi!" balas Alan.
"Pulang bareng gue!!" ucap Alan yang ditunjukkan untuk Acha.
Acha nyaris saja goyah dan menyetujui permintaan Alan tapi saat melihat wajah Arka dia teringat dengan ucapanya sendiri.
'Ingat Cha lupain Alan' batin Acha.
"Acha..."
"Lo punya dendam apa sih Lan sama gue? Gue ada salah sama lo? Ngomong anjing!" Arka melangkahkan satu kakinya mendekati Alan, sontak Alan langsung mundur dan memegang bahu Arka.
"Santai dong bro, gue kesini cuman mau ngajak Acha pulang bareng, kebetulan sementara ini dia nginep dirumah gue," balas Alan sesantai mungkin.
"Jangan mentang-mentang Alan tau masalah keluarga Acha, terus Alan jadi ngatur Acha gini seolah Alan mau ngelindungin Acha, Acha pengen pulang kerumah. Acha nggak mau lari dari masalah." Arka yang mendengar jawaban Acha langsung terkekeh.
"Masih punya muka lo? Ga malu lo sama dia yang udah mati matian ngejar lo tapi ga lo perduliin sama sekali, dan sekarang lo dengan watadosnya ngajak Acha pulang bareng?!" balas Arka telak.
"Lo gak berhak ngatur-ngatur hidup gue."
Arka tersenyum miring dan tertawa sumbang sambil menatap Alan lekat "Hahaha nggak berhak? Terus lo berhak gitu ngerecokin hidup gue? belum puas lo udah bikin hubungan gue dan Alin hancur? BELUM PUAS LO?"
Alan masih diam menunggu ucapan yang akan dilanjutkan Arka, sedangkan Acha cukup terkejut saat Arka membawa nama Alin.
"Lo sadar nggak sih karena keegoisan lo itu bikin persahabatan kita hancur?"
"LO TAU NGGA NYOKAP GUE UDAH PERGI DAN BOKAP GUE GAK PERNAH PERDULI SAMA GUE LAGI, tau nggak lo?" ucap Arka menggebu-gebu. Mata Arka merah karena saking marahnya.
"Ar udah, Acha takut," Acha memegang lengan Arka tapi Arka sama sekali tidak memperdulikannya dan menyentak tangan Acha dengan kasar karena terbawa emosi.
"Mau ngomong apa lo? Kenapa diem HA?? LO GA MENDADAK BISU KAN?"
Alan merasa sakit hati dengan ucapan Arka karena semua ini bukan sepenuhnya salah dia "GUE GAK SE-EGOIS ITU BUAT HANCURIN PERSAHABATAN KITA YANG UDAH KITA PERTAHANIN BERTAHUN-TAHUN, GUE PUNYA ALASAN SENDIRI, GUE KANGEN SAMA KALIAN, DAN SEKARANG GUE BENERAN GUE CUMAN MAU NGANTERIN ACHA KARENA..." Alan diam lalu tidak melanjutkan alasanya,
"TAPI GUE NGGAK SUKA SAMA ACHA," teriak Alan lantang, lantas kenapa Alan mengajaknya pulang bersama jika dia tidak menyukai Acha."Alasan? Cih alasan apa? Kangen? Lo kangen kita berempat atau Alin doang?" tanya Arka sambil membuang ludahnya lalu menarik kerah seragam Alan.
"Percuma kalo gue kasih tau lo sekarang lo gak akan percaya!"
"Lo dari dulu gak pernah berubah, selalu nyimpen masalah sendiri dan berujung banyak masalah lalu menyusahkan orang lain," sindir Arka.
"Lo kenapa berubah gini Jie? Bukanya dulu lo cowok yang humoris, selalu menyelesaikan masalah dengan baik-baik dan sekarang lo," ucap Alan sambil menatap Arka tidak percaya.
Acha sungguh tidak yakin bahwa mata Alan berkaca-kaca hampir menangis yang biasa Acha lihat adalah Alan yang kasar padanya, tidak pernah perduli padanya, Alan yang keras dan apa tadi? Jie? Bukankah itu panggilan yang sama saat Alin memanggil Arka pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...