6. family?

12.6K 875 45
                                    

Hari ini aku sudah lelah bu, yah. Izinkan aku untuk istirahat terlebih dulu. Jangan marahi aku hari ini.
-Acha Melinda Putri.

"Emm malam ini bang Aldo tidur dirumah kan?" tanya Acha sambil berbisik karena takut suaranya terdengar oleh orangtuan-nya.

"iya emang kenapa?"

Acha tersenyum seraya menatap abangnya sayu "Gapapa si, yaudah bang kalo gitu Acha kekamar dulu, mau istirahat, Acha capek," Aldo mengerti maksud kata capek yang diucapkan Acha bukan merujuk ke fisiknya melainkan batinnya.

Aldo tersenyum pahit menatap adiknya yang sekarang sudah berdiri. "Jangan lupa abis mandi langsung makan!"

"Siapp bang."

Setelah itu Acha pergi dan mulai menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Sedangkan Aldo masi pada posisi yang sama saat Acha berbicara dengannya.

"Segitu takutnya lo ditinggal sama abang de," gumam Aldo sambil tersenyum miris.

"Eh bang Aldo baru pulang?" Suara seorang wanita itu mampu membuyarkan lamunan Aldo.

Aldo memutar kepalanya kebelakang menatap ibunya yang baru saja masuk kerumah. "Iya bu, tadi Aldo njemput Acha dulu."

"Ngapain kamu jemput dia, buang-buang waktu aja!" Aldo menatap ibunya pasrah dan menghembuskan nafasnya lelah, padahal dia sudah memberi tahu ibunya kalau Acha juga butuh perhatian dari kedua orang tuanya tapi tetap saja mereka seperti tidak memperdulikan hal itu.

"Kenapa Ibu masih belum bisa ngelupain kejadian itu, ikhlasin bu, lagian itu bukan sepenuhnya salah Acha!" Aldo menatap kosong kearah ibunya.

"Kenapa kamu selalu membela anak sialan itu Aldoo!"

"Aldo masuk kamar dulu bu," Aldo mengalihkan pembicaraan ketika ibunya mulai tersulut emosi.

Risa hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah, dia juga lelah berdebat dengan anak-anaknya. Entahlah Risa belum bisa mengikhlaskan kepergian seseorang yang berharga dalam hidupnya.

🐾🐾🐾

Seperti biasa makan malam dirumah Acha sangat tenang ralat terlalu tenang, tidak ada yang mau memulai percakapan kecuali Aldo yang memulai. Kalaupun orang tua Acha yang memulai percakapan hanya Aldo yang mereka ajak bicara sedangkan Acha hanya mereka anggap seperti angin lalu, suasana yang mencekam ini yang selalu membuat Acha semakin tidak betah berada dirumahnya.

"Gimana sekolah kamu Cha?" Tanya Aldo.

"Baik kok bang," Acha tersenyum miris dalam hati dia mengharapkan ibu atau ayahnya lah yang menanyakan hal itu.

Haris menatap kedua anaknya yang sedang makan lalu tatapanya jatuh pada Risa, istrinya. "Ayah duluan kekamar," setelah itu Haris pergi meninggalkan meja makan sambil mendorong keras kursinya, bahkan Acha sampai terkejut karenanya.

"Ibu juga," Baru beberapa detik Ayahnya pergi kekamar kini ibunya pun pergi kekamarnya.

Acha menghela nafas pasrah.

"Abang mau ke kamar juga?" tanya Acha sambil tersenyum kecut, rasa sakit dihatinya kini kian melebar merambat kemana-mana, setiap hari sikap orang tuanya semakin membuat Acha down.

Aldo yang melihat raut sendu dari wajah adiknya hanya bisa menunduk lesu. "Nggak, Abang mau nungguin adek abang yang paling cantik ini selesai makan."

"Temenin Acha dibalkon kamar ya bang, tapi abang duluan aja kekamar Achanya ntar Acha nyusul. Soalnya mau nyuci piring dulu."

"Biar abang bantu ya cha."

"Gausah bang dikit doang kok," Acha meyakinkan Aldo dan akhirnya Aldo mengangguk pasrah.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang