EXTRA PART

20.1K 992 250
                                    

📍Absen dulu dong author pengen kenal lebih deket sama kalian-,
Kalian umur berapa dan asalnya darimana?

Jangan lupa share, vote and komen!

_Quotes ada di akhir cerita_

Seorang cowok kini sedang duduk termenung dikursi meja belajarnya, tatapanya kosong sambil terus memegang secarik kertas yang berada ditanganya. Satu tetes air mata itu jatuh kembali membasahi pipinya, andai saja waktu bisa diulang ia ingin dirinya saja yang meninggal.

Tatapan Alan kini jatuh pada bingkai foto yang berisi dirinya dan Acha saat mos, foto itu sama seperti yang berada di lockscreen hpnya. Bayangan Alan kembali jatuh pada saat dia dan beberapa temanya yang belum ia kenal dihukum karena telat datang kesekolah.

Flashback on

Keringat yang terus menetes dari dahi beberapa anak yang sedang mendapatkan hukuman itu tidak mendapat belas kasihan dari kakak kelasnya walaupun hanya sekedar memberikan waktu istirahat bahkan untuk minum. Kelima siswa tersebut kini sedang menunduk menatap sepatu mereka karena takut akan tatapan kakak kelas mereka kecuali dua orang laki-laki yaitu Alan dan Galih mereka sama-sama menatap lurus kearah kakak kelasnya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Sekarang kalian bersihin ruang osis karena dihari pertama kalian mos, kalian telah melanggar aturan, lain kali disiplin!" tegas kakak kelas yang memiliki rambut pendek sambil menyodorkan alat kebersihan untuk kelima adik kelasnya.

Alan meremas pel-anya kuat-kuat karena merasa kakak kelasnya sudah keterlaluan "Kak kita udah lari keliling lapangan sepuluh kali, saya rasa itu sudah cukup. Dan buat kita yang cowok si its okey tapi buat cewek mending nggak usah kak." Bela Alan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari cewek berambut pendek itu.

"Disini itu kami yang menentukan hukumanya bukan kamu!" sentak seorang cowok yang mereka tahu adalah ketua osis mereka.

Acha kini memutar kepalanya kesamping menatap Alan, dan Acha langsung merasa kagum pada cowok itu, rahangnya yang tegas dan rambutnya hitam semakin berkilau karena tetkena paparan sinar matahari. Sedangkan Galih kini menatap Alan sambil memutar bola matanya malas.

"Cepet!" bentak ketua osis mereka yang langsung diangguki oleh mereka semua kecuali Alan. Tapi Alan tetap melangkahkan kakinya mengikuti arahan kakak kelasnya itu.

Kini mereka semua sedang membersihkan ruang osis, terhitung sudah 10 menit mereka membersihkan ruangan tersebut, namun karena ruanganya yang luas membuat mereka lebih lama membersihkan ruangan tersebut.

Acha mengusap keringatnya yang jatuh dari pelipisnya setelah itu kembali menyapu, namun sodoran tangan besar seorang laki-laki membuat Acha menghentikan kegiatanya. Acha mengangkat satu alisnya tidak mengerti maksud cowok itu.

"Biar gue aja, mending lo istirahat, duduk dikursi itu," ucap Alan sambil menunjuk kursi yang berada didalam ruangan itu. Acha masih tidak bergeming menatap Alan cengo, sontak Alan melambaikan tanganya didepan wajah Acha namun cewek itu masih diam sambil terus menatapnya.

"Hey!" sentak Alan yang membuat Acha langsung berjinjit kaget.

"Ah, iya makasih ya, A...lan." jawab Acha sambil mengeja name tag yang ada dibaju cowok tersebut. Acha tersenyum manis yang diangguki oleh cowok itu.

Setelah itu Acha menyodorkan sapunya kearah Alan dan tersenyum senang.

"Nih," Alan kembali menyodorkan tanganya namun sekarang tanganya membawa sapu tangan, Acha semakin mengerutkan alisnya bingung tidak mengerti maksud Alan.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang