Dunia memang licik, seribu kebaikan akan dilupakan hanya karena satu kesalahan.
-in facebook
Suara deru motor dari dalam gang kini mengalihkan perhatian Galih dan Acha. Kedua remaja itu menatap bang Reno yang baru datang sambil membawa beberapa sayuran. "Bang mana kuncinya kita mau pinjem motor." tanpa pikir panjang Reno langsung melemparkan kunci-nya kearah Galih.
"Nih, tapi isi bensinya udah mau abis," ucap Reno sambil nyengir.
"Gampang itu mah bang, makasih bang." Reno hanya mengacungkan jempol kanannya setelah itu masuk kedalam warung.
"Ayok!" ajak Galih.
"Iya ayok cepetan Gal!" ucap Acha yang kebetulan mengatakannya secara bersamaan dengan Galih.
"Iya iya," dengus Galih, kenapa sekarang ia jadi seperti babu Acha?
"Awas aja ni anak belum tau aja gue orangnya gimana." batin Galih menggerutu.
Setelah itu Galih menjalankan mesin motor milik bang Reno dan melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.
🐾🐾🐾
"Ayo Ar," ucap Alan reflek sambil menarik tangan Arka.
"Lepasin tangan lo, jijik tau ngga," balas Arka sarkas.
Biasanya jika Reyhan atau Seza yang berbicara seperti itu Alan biasa saja, tapi kali ini rasanya begitu sakit ketika Arka yang berbicara seperti itu, padahal mereka dan Arka sama-sama sahabat Alan, ralat kalau Arka mantan sahabatnya. Eh ada ya mantan sahabat?
"Oke."
Arka dan Alan mulai berlari menuju gang kecil yang menghubungkan ke arah jalan raya untuk mencari taksi.
Untung saja, sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada mereka buktinya saat mereka sampai dijalan raya sebuah taksi langsung lewat didepan mereka.
"Bang ikutin motor vario itu!" Sergah Alan pada saat ia baru saja duduk dikursi belakang, sedangkan Arka duduk dikursi depan. Katanya tidak mau satu kursi dengan cowok munafik.
"Baik den!"
Tidak ada percakapan yang terjadi diantara kedua cowok itu, rasa rindu yang ada dalam hati mereka kalah dengan ego mereka masing-masing. Melupakan kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lalui dulu sangat menyakitkan. Tanpa mereka sadari hubungan mereka tidak akan membaik jika tidak ada yang mengalah.
🐾🐾🐾
"Gal takut," lirih Acha sambil meremas baju yang digunakan Galih.
"Diem anjir, gue lagi nyetir, lo kalau mau pegangan ya nggak usah nyubit perut gue sialan!" sentak Galih sambil menjauhkan tangan Acha dari perut-nya.
Tangan Acha kini beralih memegang pundak Galih erat, "bisa nggak sih Galih nggak ngumpatin Acha." Setelah itu Galih tidak menjawab perkataan Acha, cowok itu hanya diam sambil fokus menyetir.
Setelah perjalanan yang lumayan jauh sekarang motor yang dibawa Galih telah sampai diparkiran bandara dan disana Acha langsung melihat kedua orangtuanya dan satu lagi Abangnya sedang mengeluarkan koper Aldo, sepertinya mereka baru saja sampai. Acha langsung loncat dari motor Galih dan hal itu membuat motor yang Galih bawa sedikit oleng untungnya cowok berandal itu bisa menjaga keseimbangan motor tersebut.
"Bang Aldooo!" teriak Acha, Aldo yang melihat Acha berlari kearahnnya, langsung saja melepaskan koper yang dia pegang, dengan cepat dia menghampiri Acha.
"Chaa," Acha langsung memeluk Aldo dengan sangat erat, dan itu tidak luput dari pandangan Galih.
"Lo kesini sama siapa? Lo baik-baik aja kan? Lo..." ucapan Aldo terpotong oleh Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...