10. never give up

10.1K 738 43
                                    

When, cinta memandang lewat teleskop, cemburu malah melihat dari mikroskop.
-Acha Meylinda Putri.

"Acha, Anggis gue boleh gabung ga?"

Suara itu, Alan sangat kenal dengan suara itu, suara yang sangat ia rindukan, Alan mendongak dan terkejut ketika melihat sepupu yang sangat ia rindukan ada dihadapanya. Dia masih tidak percaya, karena dulu selain Ayahnya yang pindah tugas juga karena keluarga Alan dan Alin yang sempat memiliki masalah maka dari itu keluarga Alan memilih untuk mengalah dan mengharuskan mereka pindah.

"Alaaannn huaaa gue kangen banget sama lo," teriak Alin reflek dengan sangat kencang sampai membuat seisi kantin menatapnya heran.

Alan juga sama terkejutnya, cowok berlesung pipit itu langsung berdiri dan memeluk Alin dengan sangat erat, Acha masi diam ditempatnya menatap kedua insan yang kini saling berpelukan menyalurkan rasa rindu mereka yang sudah lama mereka pendam. Dalam hati Achasangat cemburu dan menarik ucapanya kembali kalau Alin cantik dan baik. Semua siswa- siswi dikantin melongo menatap Alan tidak percaya Alan memeluk cewek didepan umum apalagi didepan Acha.

"Acha ke wc dulu ya Nggis soalnya udah gatahan." Lirih Acha namun masih bisa didengar oleh Alan dan Alin, karena posisinya mereka berada dibelakang tubuh Acha dan Anggis sedangkan Helen duduk disebelah Anggis.

Pelukan Alan dan Alin terlepas begitu suara Acha terdengar.

"Acha ganggu kalian ya, maaf kalau gitu Acha pergi dulu," cewek pemilik mata hitam teduh itu menatap Alin dengan tatapan yang sulit diartikan. Alin yang tidak tahu tentang Alan dan Acha hanya bisa menatap bingung reaksi Acha, cewek baru itu tersenyum dan tanpa diduganya Acha juga membalas senyumnya. Alin langsung mengerti, pasti ada hubungan antara Alan dan Acha.

"Eh Cha tunggu dulu gue sama Alan cuma.." belum selesai Alin berbicara, Alan langsung memotongnya.

Alan memejamkan matanya sebentar, "Kita pacaran, dan lo gausah ganggu gue lagi," potong Alan sambil merangkul bahu Alin. Acha masih diam ditempatnya bibirnya masih tersenyum walau terlihat jelas bahwa itu hanya senyum paksaan.

"Lo apa apaan si Lan, gue gamau masalah ini terulang kembali," bisik Alin pada Alan, yang membuat Acha panas dingin karena cemburu, pasalnya kedekatan mereka sangat intim, terlihat Alin yang akan mencium pipi Alan.

"Diem, lo nggak tahu gimana sifat asli Acha!" kini Alan juga berbisik pada Alin membalas perkataan sepupu-nya itu.

Seza yang sudah tau mereka berdua langsung menghela nafasnya, itu sama saja Alan akan menyakiti hati seseorang lagi.

"Kok lo ga pernah cerita si Lan?" celetuk Reyhan langsung menatap Alan dengan tatapan yang dibuat seolah-olah dia sedang merajuk.

Anggis masih diam, dia menatap Acha was was dan benar saja satu air mata lolos dari mata Acha tapi buru-buru dia mengusapnya dan berlari keluar dari kantin, sedangkan Helen sudah terlihat murka, tangannya mengepal kuat sambil menatap dua sejoli yang masih berdiri didepannya. Setelah itu Helen memberi kode pada Anggis untuk segera pergi, baru saja Anggis berdiri tangannya ditarik oleh Seza.

"Biarin dulu, dia pasti pengen sendirian."

Anggis menatap punggung Acha yang mulai menjauh dengan tatapan nanar.

"Lo diem aja disini masih ada temenya Acha," bisik Alan pada Alin.

Sedangkan Alin hanya diam dan langsung duduk disamping Anggis.

"Maaf," cicit Alin yang masi bisa Anggis dengar tapi kali ini Anggis diam saja lagipula Alin tidak jelas mengungkapkan maafnya untuk siapa?

"Lo mau makan apa? Biar gue pesenin," suara Alan langsung membuat Anggis dab Helen mendongak dan menatapnya muak.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang