break even

8.6K 603 26
                                    


📍Jangan lupa vote dan komen ya:)
Maaf kemarin aku nggak up karena lagi gada ide, maaf juga kalau ceritanya kurang memuaskan buat kalian:(

_Apa guna-nya mata jika kamu menilai seseorang hanya menggunakan telinga._

"Karena dia pacar Galih!" semua orang yang ada diruangan itu terdiam karena ucapan Galih.

"Udah-udah, sekarang kita bicarain baik-baik biarin temen Galih ikut pah," ucap mamah Galih yang sedari tadi diam.

Jeri hanya melengos lalu duduk kembali ditempatnya semula. Setelah keadaan tenang Galih langsung mengeluarkan uneg-unegnya lagi.

"Papah tau kan Galih udah punya pacar, so perjodohan ini gausah dilanjutin!" ucap Galih yang sangat tidak ingin dijodohkan dengan Alin, Galih sangat sangat tau kalau Alin sangat mencintai Arka. Demi apapun Galih tidak bisa menerima perjodohan ini.

"Ikut papah," balas Jeri yang sudah lelah berdebat dengan anaknya.

"Kita berdua," lanjut Jeri ketika Galih akan menarik tangan Acha. Acha tersenyum kearah Galih seolah mengatakan dia tidak papa disini.

Setelah ayah dan anak tersebut pergi Alin juga langsung meminta berbicara empat mata dengan Acha. Untung saja orang tua Alin menyutujuinya walaupun mereka terlihat jelas tidak menyukai Acha.

"Kenapa bisa lo pacaran sama Galih? Selama ini lo selalu ngejar-ngejar Alan?"

"Mungkin kalau Galih ga dijodohin semua ini juga ga akan terjadi," balas Acha karena teringat beberapa waktu lalu saat kondisi Galih yang sedang tidak baik-baik saja lalu mengajaknya untuk pacaran, sekarang Acha mengerti tujuan Galih adalah agar perjodohan ini tidak berlanjut.

Alin menanggapinya sambil tersenyum, memang kalau bukan karena dirinya persahabatannya juga tidak akan hancur seperti sekarang.

"Gue boleh cerita?"

"Sure."

"Gue juga baru tau kalau perjodohan gue sama Galih bakalan tetep berlanjut, jadi gini secara keluarga Galih pindah karena gapengen perjodohan ini terus berlanjut, nyokap gue saking sayangnya sama nenek pengen banget nurutin semua kemauan beliau walaupun beliau sudah meninggal, almarhum nenek gue yang minta perjodohan ini, mungkin karena dari dulu gue paling deket sama Galih ya?" tanya Alin pada dirinya sendiri.

Alin terkekeh sebentar "Nenek gue ngira kita saling suka kali ya?" tanya Alin lagi entah kepada siapa pertanyaan itu ia lontarkan.

"Awalnya keluarga Galih juga nolak waktu bokap-nyokap gue bilang gitu. Tapi mungkin karena dulu bokap gue udah bantu keluarga Galih sampe sesukses ini mereka nggak bisa nolak. Kalau lo pengen tahu sampe sekarang gue bener-bener nggak bisa lupain Arka Cha."

"Adit itu Galih?" tanya Acha yang sedari tadi tidak mengerti arah pembicaraan Alin.

"Yap, nama panjang dia itu Galih Adytya Pratama kalo lo lupa haha, Adit dari nama tengahnya semua orang bandung tahunya nama dia Adytya Pratama doang padahal ada Galihnya. Lo juga harus tau kalau gue sama Alan cuman sepupuan gada yang tau hal ini kecuali lo, gue, dan Galih, sedeket itu gue sama Galih dulu. Tapi walaupun gue deket sama Galih gue sukanya sama Arka lucu ya, dunia memang sebercanda itu."

Acha jelas terkejut atas semua pengakuan Alin, namun Acha hanya ingin mendengar semua cerita seluk beluk persahabatan mereka hanya menyimak sesekali bertanya.

"Alan sepupu Alin?"

"Iya nenek gue juga yang namain kita makanya hampir mirip gitu karena bulan lahir kita juga sama beda hari doang."

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang