17. four best friends

9.9K 739 26
                                    

Cinta itu memang rumit.
-Alina Deandara.

"Coba lo yakinin diri lo, lo suka nggak sama si Acha itu,!" balas Alin, menurutnya Alan itu selalu berniat baik tapi caranya yang selalu salah.

Setelah itu Alan memberikan kembali hanphonenya kepada Alin, sedangkan Alin langsung menatap Alan horor apalagi setelah melihat roomchat terakhir sepupu bodohnya dengan Acha.

"Segitu nggak suka nya lo sama dia Lan?"

"Gue gatau waktu itu gue lagi badmood jadi gue keluarin aja tu uneg uneg gue." Ucap Alan datar.

"Disini yang cewe Lo atau Acha si?" Sewot Alin sambil mendorong dada Alan. Memang sepupu-nya itu bermulut pedas dan selalu asal bicara.

"Terus sekarang kenapa Adjie deket sama Acha, pas gue pertama masuk kelas, Adjie ngebentak Acha didalem kelas, sumpah kalo gue jadi Acha udah gue pukul tuh muka Adjie." Gerutu Alin, ya Adjie adalah panggilan Arka di Bandung.

Alan memelototkan matanya karena terkejut sekaligus tidak percaya. "Apa lo bilang? Adjie ngebentak Acha? Adjie berubah banget sih gila."

Alin mengangguk membenarkan, "Tu mata b aja bisa kan?"

"Nggak, ini serius, kenapa Adjie ngebentak Acha? Parah banget njir."

"Heh emang lo gak kayak gitu? Ngaca dong!" Sinis Alin.

Alan yang mendengar-nya memutar bola mata-nya malas. "Jangan sotoy deh lo, lo gatau apa-apa!"

"Eh eh gue baru masuk aja udah denger gosip lo sama Acha. Lagian Adjie kayaknya baru pindah kesini 2 minggu yang lalu, kata temen kelas gue," balas Alin tidak mau kalah.

"Gue kira kalian janjian terus ninggalin gue sendirian di Bandung, gue baru masuk langsung liat Lo, Arka sama Adit." Alin mendongak menatap langit yang sedikit mendung.

"Sumpah lo jahat banget Lan." lanjut Alin, matanya menerawang saat dimana mereka masih berkumpul bersama sampai kabar bahwa Alin akan dijodohkan dan keadaan langsung berubah drastis. Apalagi dengan adanya perselisihan diantara keluarga Alin dan Alan.

Alan mengusap wajahnya kasar "Gue sebenernya suka... Lupain."

Alin hanya tersenyum simpul matanya tidak luput memandang Acha dan Arka yang sesekali tertawa bersama.

"Nyusul Acha sama Adjie kuy."

Alan langsung menarik tangan Alin sedangkan Alin menatap punggung Alan malas. Namun bukannya menolak justru Alin tetap mengikuti Alan dari belakang.

"Jadi orang makanya jangan belagu," ucap Alin sedikit berbisik.

"Gue denger Lin."

Alin hanya nyengir ketika tahu bahwa Alan masih mendengar suaranya.
Alin bingung disatu sisi dia akan dijodohkan tapi disisi lain dia tidak bisa melupakan Arka.

🐾🐾🐾

"Gal," panggil Gema sedangkan yang dipanggil hanya diam sambil terus mengepulkan asap rokoknya.

"Kalo gue fikir sekarang Acha udah nggak takut sama lo bahkan dia berani nyuruh lo." Ucap Gema tenang.

"Bener banget Gal apa yang diucapin sama Gilang, tumben lo pinter," balas Gilang menyetujui ucapan Gema.

"Eh kampret lo, gue ini sebenernya pinter tapi gamau sombong," balas Gilang pd.

"Gue udah ada rencana." Galih tersenyum miring lalu menyugar poni-nya kebelakang.

Gema dan Gilang saling bertatapan lalu menatap Galih yang sedari tadi sedang merokok. "Apa Gal?" tanya Gema dan Gilang barengan.

"Eh anjir lo ngikutin gue terus," Gilang menatap Gema ngeri.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang