Pergi sulit, bertahan sakit.
-Acha Meylinda Putri.Heri mengangkat tangan kananya untuk mengingatkan gurunya itu. "Pak udah waktunya pulang." Ucap Heri, teman satu kelas Acha.
Sedangkan pak Amir yang sedang menulis dipapan tulis menghentikan aktivitasnya dan matanya melihat kearah jam dinding.
Tiba tiba pak Amir mengucapkan kalimat yang membuat semua siswa siswi dikelas Acha melongo.
"Loh jamnya kalian cepetin ya?""Engga kok pak, bapak liat aja keluar kelas pak banyak anak kelas lain yang udah pada pulang," jawab Heri masi kekeuh pada keinginanya. Memang diluar banyak anak kelas lain yang sudah keluar dari kelas duluan.
"Lah iyasih? Tapi ini belum waktunya pulang dijam saya 15 menit lagi."
"Jamnya bapa kali yang rusak, liat aja jam saya sama ko kaya jam itu," ucap Yuli sambil menunjuk jam yang dinding yang berada diatas papan tulis.
"Mati lampu kali pa makanya bel nya gabunyi," Acha ikut menimpali.
"Loh kalo mati lampu kan lampunya aja yang mati Cha." Heri ikut menimpali, ya cowok itu selalu senang ketika melihat wajah Acha yang sedang malu, maka dari itu dia selalu menjahili cewek berambut panjang itu.
"Hahahaha", teman sekelas Acha tertawa mendengar peruntunan Heri.
Pak Amir mengangkat tanganya lalu berjalan keluar kelas. "Sudah diam bapak mau tanya dulu, sama orang yang sudah dibolehkan pulang."
Saat pak Amir keluar kelas kebetulan sekali Alan sedang melewati kelas XI-2 IPS bersama kedua temanya. "Alannnn!" panggil pak Amir yang berhasil membuat Acha tersenyum senang.
Samar samar Acha mendengar percakapan pak Amir dan Alan karena tempat duduknya yang lumayan jauh dari pintu.
"Iya pak?" tanya Alan yang merasa tidak memiliki urusan dengan pak Amir, kenapa guru itu memanggil dirinya, fikir Alan.
"Kamu mau kemana?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut pak Amir yang membuat teman kelas Acha menahan tawanya bahkan mereka bisa memdengar Reyhan, teman Alan cekikikan menatap gurunya itu.
"Mau pulang lah pak masa mau mandi," balas Reyhan sambil melirik guru didepannya malas.
Pak Amir menatap Reyhan tajam, karena muridnya itu telah menertawakan dirinya, "saya nggak nanya kamu!"
"Maksud saya apa sekarang sudah waktunya pulang Lan?" tanya pak Amir lagi.
"Iya pak." Jawab Alan seadanya.
"Yasudah makasih sekarang kamu boleh pergi."
Setelah itu Acha melihat Alan yang perlahan mulai menjauh dari kelasnya. Acha mencabikkan bibirnya kesal padahal dia masih ingin melihat wajah Alan.
"Baik anak-anak sekarang kita berdoa. Sebelum pulang marilah kita berdoa berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dipersilahkan."
Setelah itu semua siswa menunduk dan membacakan doa mereka masing masing.
"Selesai."
🐾🐾🐾
"Cha Gue duluan ya soalnya abis ini Gue mau kerumah sodara gue," Anggis berucap sambil memasukan buku-bukunya kedalam tas sedangkan Acha masih menyalin catatan Anggis ke bukunya.
"Iya Nggis, ini bukunya di Acha dulu aja ya."
"Iya itu mah gampang, kalo gitu gue duluan Cha dahh," Anggis melambaikan tanganya kearah Acha, Acha tersenyum dan melambaikan tanganya kearah Anggis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...