14. imagination

10.2K 707 110
                                    

Bagiku melupakanmu itu sangat mustahil.
-Acha Myelinda Putri.

"Mending sama lo daripada sama penghianat," ucap Arka sambil menunjuk Alan yang membuat semuanya terdiam.

Keadaan masih hening sampai suara Galih memecahkan keheningan tersebut.

"Ck, kalian jangan banyak drama deh. Mending gue pulang," putus Galih.

"Gue ikut anjing!" Balas Arka dengan emosi menggebu-gebu, bahkan Acha sampai terlonjak kaget karena mendengar Arka yang kembali mengumpat.

Galih tersenyum miring dan menatap Alan sebentar.

"Gue gamau sama lo gue maunya sama Acha," balas Galih yang ingin memanasi Alan, karena dia sedikit curiga dengan sikap Alan. Dulu Galih pernah memergoki Alan sedang menatap Acha dalam diam saat jam pelajaran olahraga, kenapa Galih bisa tahu? Kalian lupa Galih suka bolos, dia dengan senang hati jika dikeluarkan dari kelas.

"Ishh Acha maunya sama Alan, Gal," tolak Acha karena dia ingin bersama Alan.

Galih hanya menatap Acha malas "Terserah lo," ucap Galih lalu menyalakan stater motornya.

Arka menghela nafasnya setelah itu pergi melewati mereka bertiga begitu saja, tapi baru beberapa langkah Arka kembali menatap kebelakang tepatnya menatap Acha setelah itu dia benar-benar pergi.

Acha yang merasa tidak enak dengan Arka langsung memarahi Galih. "Galih jahat banget sih, Arka kan mau nebeng doang. Pelit banget sih sesama manusia juga!"

"Banyak omong lo, bukanya terimakasih," setelah mengucapkan itu Galih langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Acha dan Alan.

Setelah Galih dan Arka pergi keadaan antara Acha dan Alan hening, tidak ada yang mau membuka suara. Alan yang sedang memainkan handphonya dan Acha yang hanya diam seperti orang bodoh.

Hingga Alan memecahkan keheningan antara dirinya dan Acha "Pulang naik apa?"

"Emang Alan kesini naik apa?" tanya Acha balik.

"Ditanya malah balik nanya."

"Hehe naik taxi aja Lan."

"Kenapa tadi Arka keliatanya benci banget sama Alan. Terus kenapa Arka mau diantar sama Alan?" ucap Acha hati-hati karena takut salah bicara.

Alan tidak berniat membalas pertanyaan Acha dia takut salah bicara jadi Alan hanya diam sedangkan Acha masih menatap Alan bingung tapi ketika dia ingin bertanya kembali tentang kenapa Alan bisa berada disini dia telan kembali, Acha takut Alan akan marah.

"Maaf, Acha diem nih, terus sekarang kita naik apa Lan?"

"Nunggu motor gue."

"Ha??" beo Acha.

"Motor gue lagi dibawa kesini sama Gema."

"Reyhan juga," lanjut Alan.

"Emang mereka boleh keluar sekolah?"

"Bisa diem kan?" Sentak Alan tanpa melihat Acha.

"Emm tapi motor Alan ada dimana? Kan susah kalo motor Alan ada di parkiran sekolah, ntar.."

"GUE BILANG DIEM JANGAN BANYAK TANYA, LO PUNYA TELINGA GA SIH!" Bentak Alan sambil menunjuk nunjuk Acha.

"Maaf," cicit Acha.

"Maaf maaf maaf terus. Kalo lo masi banyak tanya mending lo pulang sendiri. Sebenernya juga gue ogah pulang sama lo."

Acha menunduk sambil memainkan jarinya "Ko Alan tega banget sama Acha. Acha juga nanyanya kan baik-baik."

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang