9. the beginning of everything

10.5K 725 34
                                    

Susah ya, suka sama orang yang gak suka sama kita.
-Acha Meylinda Putri.

Kringgggg kringggg

Bel istirahat telah berbunyi, semua murid langsung menuju kantin untuk mengisi perut mereka masing-masing, mungkin bagi beberapa siswa waktu istirahat mereka lebih baik digunakan untuk pergi ke-perpustakaan atau berdiam diri dikelas seperti yang Acha lakukan sekarang.

Padahal Anggis dan Helen sudah memaksanya untuk pergi ke kantin, Arka? Dia sudah keluar kelas lebih dulu.

"Cha ayolah ke-kantin, lo daritadi diem terus, daripada lo disini gaada faedahnya mending temenin gue makan di kantin," Anggis sudah sangat kesal dengan Acha, pasalnya sedari tadi cewek itu hanya membalas 'bentar' tapi tak kunjung berangkat.

"Iya ih si Acha gajelas banget emang," Helen ikut memojokan Acha.

"Ntar, Acha lagi mikir."

"Ck lo mikirin apa sih?" tanya Anggis.

Helen menatap Acha sambil cemberut karena cacing diperutnya sudah demo untuk segera diberi makanan. "Tau nih Acha mikirin apa."

"Nggak deh yuk ke kantin," pasrah Acha karena kepalanya semakin pusing jika memikirkan hal itu. Sontak Helen dan Anggis saling pandang mendengar peruntunan Acha barusan.

"Gila ya lo, waktu gue untuk makan terbuang sia-sia!" teriak Anggis mendramatisir.

"Acha juga pengen makan, bukan Anggis doang," bela Acha.

"Terus daritadi lo ngapain sok mikir-mikir segala, udah de Cha nilai lo aja masih dibawa rata-rata sok-sok kan mau mi..."

Dengab cepat Acha menutup mulut Anggis dengan kedua tangannya. "Ishhh Anggis katanya mau ke kantin tapi daritadi nyerocos terus," balas Acha sambil meninggalkan kelas.

"Tuh kan tuh kan, kita udah nungguin lo, lo nya malah ninggalin kita, haduhh gini banget punya temen."

"Sabar bu, gue yang daritadi laper juga diem bae," balas Helen sambil meringis.

🐾🐾🐾

"Anggis, Helen, kita duduk dimana? Udah penuh semua nih."

"Dirumah gue, mana gue tau lah Cha lo si dari tadi mikir terus," sewot Anggis yang masih sedikit kesal dengan Acha.

"Dihh Anggis daritadi marah marah mulu, cepat tua tau rasa, ntar Sez.."

Buru-buru Anggis membekap mulut Acha yang asal ceplok ini, karena dia melihat orang yang sedang dibicarakan Acha sedang menuju kearah mereka berdua ralat menuju kantin.

"Halooo Acha, Anggis, Helen, Ngapain kalian berdiri disini, oh itu bungkusan buat gue ya Cha? Aduh gausah repot-repot ini juga kita mau beli hehe, tapi kalo lo maksa buat gue juga doyan kok," Reyhan tiba tiba akan mengambil kantung plastik yang berisi bakso untuknya, Helen Dan Anggis, saat Reyhan akan mengambil bungkusan tersebut dengan cepat Acha menyembunyikan kantong plastik tersebut kebelakang tubuhnya.

"Ihh enak aja ini punya kita, ehh Alan, Alan mau kemana mau Acha temenin?" Acha baru menyadari kalau ternyata disini ada Alan ah dia sampai melupakan dimana ada Reyhan atau Seza pasti disitu ada Alan.

"Gausah," balas Alan singkat.

"Aduhhhhh kalo ngomong sama Alan aja sampe alus gitu, tukeran posisi yuk Lan," Ucap Reyhan menyindir Acha.

Acha yang mendengar perkataan Reyhan hanya bisa tersenyum tipis sangat tipis, bahkan teman Alan itu sepertinya juga sudah sama muaknya dengan Acha yang selalu membuat hidup Alan menjadi tidak tenang.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang