2. hi Arka

18.3K 1.2K 79
                                    

Tuhan, tolong berikan kebahagiaan untuk orang-orang yang aku sayang, karena aku tidak mau mereka merasakan apa yang aku rasakan.
-Acha Meylinda Putri.

Kringg
Kringg

Bel yang dinanti nanti oleh para siswa akhirnya berbunyi, saatnya mereka bertemu dengan kasur empuk kesayangan mereka masing-masing, sama hal-nya dengan Acha yang ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.

"Cha lo pulang bareng gue aja ya," Acha yang sedang memasukan buku kedalam tas menghentikan aktivitasnya, Anggis terus saja memaksa Acha untuk ikut pulang denganya walaupun sudah berkali kali Acha menolak ajakan temanya itu.

"Hari ini Acha banyak pekerjaan dirumah Nggis, nanti kalo Acha pulang bareng Anggis pulangnya pasti kesorean, kebanyakan main," dengus Acha karena setiap pulang bersama Anggis pasti saja sampai rumah malam.

Hari ini Acha tidak mau kena marah oleh orang tuanya karena pulang terlambat, dia sudah sangat lelah dan ingin cepat tidur.

"Kok tahu heheh," balas Anggis sambil menyengir tanpa dosa.

Acha memutar bola matanya malas menatap temanya yang sedari SMP selalu ada untuknya. "Haha hehe bye Acha yang baik hati dan tidak sombong ini mau pulang."

"Eh eh tungguin Cha bareng kedepan gerbangnya," sela Anggis sambil mengejar Acha yang mulai menjauh.

"Yaudah cepet!"

🐾🐾🐾

"Eh lo pulang naik apa Cha? Dijemput abang lo?" Anggis melontarkan pertanyaan tanpa menatap Acha, tanganya sibuk mengotak atik hp sepertinya dia sedang menghubungi supir pribadinya.

"Gatau kayanya naik angkot deh soalnya bang Aldo bilang hari ini ada kelas tambahan di kampusnya."

"Nah mending lo ikut gue aja yuk, tuh supir gue udah jemput lumayan biar ngirit ongkos pulang gue janji deh langsung pulang," Anggis berusaha meyakinkan Acha, tapi tetap saja ia tidak bisa menahan cengiranya karena sedang berusaha membohongi Acha.

"Nggak ah Anggis duluan aja, Acha gaenakan selalu ngrepotin Anggis." balas Acha.

Anggis yang mendengar balasan Acha tidak merasa heran sedikitpun, temanya itu terlalu menjaga perasaan orang lain. Tapi Acha tetap lah Acha yang keras kepala.

"Dihh enggak sama sekali Cha," Anggis menggelengkan kepalanya kuat berusaha meyakinkan Acha kalau cewek itu tidak pernah merepotkannya.

"Kamu duluan aja Nggis jam segini masi banyak angkot kok."

"Uang saku lo masi?" tanya Anggis dengan nada bergurau sedangkan muka Acha kini berubah pias karena yang diucapkan Anggis memang benar adanya tapi dia hanya diam karena dia tau Anggis tidak tahu apapun tentang masalah keluarga Acha.

Sebenarnya Acha termasuk orang yang mampu tapi ada suatu masalah yang membuat dia tidak diberi uang saku oleh orang tuanya, kadang orang tua Acha hanya memberi Acha uang seminggu 2x tapi Acha sangat bersyukur, dia harus menghemat dan membagi uang yang seharusnya ia pakai untuk 2 hari, tapi ia gunakan selama seminggu dan Acha sendiri tidak tau alasanya, dia tidak diberi uang oleh orang tuanya sejak dia kecil. Dulu pamanya lah yang selalu memberi dia uang setiap bulan tapi semenjak Acha SMP pamanya pindah rumah dan tidak memberi kabar apapun.

Acha tersenyum simpul. "Masih kok."

"Cha gue bercanda, muka lo kok jadi suram gitu," Anggis menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa ada yang salah dengan ucapanya.

"Suram gimana? Udah katanya mau pulang tapi dari tadi Anggis nyerocos terus. Kebiasaan!" Acha mengulum bibirnya yang membuat Anggis gemas dan mencubit pipi Acha.

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang