goodbye to a world

10.5K 706 139
                                    

📍eh sumpah ga nyangka banget part kemarin bakalan rame, ramein lagi dong part ini, maaf juga kalau ceritanya membosankan😭

_Tatapan yang kosong, seakan kehidupan yang ia jalani tidak ada maknanya, hampa, dan hanya sekedar fatamorgana_

Alan yang sedang mengendarai mobilnya hendak pulang kerumah sehabis mengantarkan Anggis langsung mengerem mobilnya ketika melihat seorang cewek yang hendak melompat dari atas jembatan, yang membuat Alan rela memberhentikan mobilnya adalah karena Alan sangat mengenali cewek tersebut, bajunya juga masih sama saat beberapa jam lalu bertemu denganya.

Dengan cepat Alan keluar dari mobil dan berlari menuju kearah Acha saat Alan sudah berada diradius dekat Acha dia bisa mendengar gumaman dan lirihan yang keluar dari mulut cewek tersebut.

Saat satu langkah lagi dia akan terjatuh Alan langsung menarik baju cewek tersebut dan mendekapnya, pikiran Alan kalang kabut ternyata benar dia Acha, ya sekarang Alan semakin dirundung rasa bersalah, apakah penyebab Acha melakukan hal senekat ini karena dirinya?

"GILA LO!" bentak Alan sambil menatap tajam Acha sedangkan yang dibentak hanya menangis sambil mendorong Alan.

Acha menekuk bibirnya menahan tangis "Alan ngapain nolongin Acha sih? Acha capek Lan mending Acha mati! Acha cuman nyusahin, Acha cuman beban, Acha BODOH!" Acha menekankan kata terakhirnya saat teringat ucapan Alan yang membandingkan dirinya dan Anggis.

lagi-lagi Alan mendekap tubuh mungil Acha yang membuat Acha semakin menangis histeris.

"Pliisss apapun masalahnya jangan pernah berniat untuk mengakhiri hidup bodoh! Lo nggak kasihan sama abang lo."

Alan menarik Acha untuk masuk kedalam mobilnya, ketika sudah berada didalam mobil keduanya hanya diam, Alan tidak menjalankan mobilnya. Sedangkan Acha tidak berniat untuk bertanya dia sedang malas berbicara fikiranya sudah bercabang kemana-mana.

Acha masih memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu, kalau saja tidak ada Alan atau kalau saja Alan telat menariknya mungkin sekarang dia sudah tidak akan bisa melihat dunia lagi.

"Maafin gue," ucap Alan tiba-tiba, namun Acha hanya melirik sebentar tanpa berniat untuk membalasnya.

Alan menghela nafasnya lalu mengacak rambutnya kasar "Lo tahu Cha? Gue pinter dalam bidang apapun, banyak pelajaran yang mudah banget gue pahami tapi cuman satu yang sampai sekarang tidak dapat gue pahami..." Alan menjeda kalimatnya yang membuat Acha langsung menghadap kesamping melihat wajah Alan yang sedang menatap kosong kedepan.

"Yaitu pelajaran untuk bisa mencintai lo."

"Karena Alan nggak ada niat buat bales cinta Acha," balas Acha sambil tersenyum pedih.

Acha terkekeh miris, lalu membuang muka kesamping "Mencintai Alan itu kayak diare, nggak bisa Acha tahan lebih lama lagi, semakin Acha tahan maka akan semakin sakit."

Acha terdiam mengingat perkataan Alan saat ia baru saja terpaksa jadian dengan Galih "Sekarang Acha mau nanya, kenapa harus Anggis Lan? Anggis sahabat Acha."

"Karena gue cintanya sama dia Cha, gue suka semua yang ada pada diri dia, Anggis cantik, baik, dan pinter, satu lagi dia cinta sama gue tapi dia cuman diam itu yang gue suka banget dari dia nggak kayak lo, lagian bukannya lo juga pacaran sama Galih udahlah lo itu sebenarnya cinta sama siapa sih?!"

Acha mengangguk sambil melipat bibirnya kedalam "Yeah Anggis cantik, baik dan pinter, nggak kayak Acha. Lagian kayaknya Galih juga jadian sama Acha biar perjodohanya dibatalin," lirih Acha, namun Alan masih bisa mendengarnya.

"Galih dijodohin?" tanya Alan terkejut.

Acha menganggukkan kepalanya "Iya sama Alin, emang Alan gatau?"

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang