Kamu sendiri yang memintaku untuk menjauh darimu namun kamu juga yang melarang aku untuk dekat dengan orang lain.
-Acha Meylinda Putri."Ar," panggil Acha lembut sedangkan yang dipanggil hanya diam menatap kosong berbagai macam tanaman yang berada di halaman rumah Alan. Padahal Acha yakin Arka pasti mendengar panggilan-nya, walaupun suaranya tidak terlalu keras.
Acha sendiri dibuat linglung, Alan bilang Arka memanggilnya tapi sekarang Arka hanya diam bahkan tidak meliriknya sama sekali, apa Alan mengerjainya? Tapi tidak mungkin juga kan karena Arka memang ada disini berarti Alan tidak membohonginya. Cewek yang memiliki rambut panjang itu menatap Arka dari atas sampai bawah, pria itu masih memakai seragam sekolahnya, apakah Arka membolos?
"Arka kesambet atau kesurupan ya? Tapi kalau Arka kesurupan kenapa diem aja kan biasanya kalo orang kesurupan suka mencak-mencak gajelas," batin cewek yang memiliki rambut panjang tersebut, sambil terus menatap wajah datar Arka.
"Arka," kali ini suara-nya ia naikkan satu oktaf tapi tetap nihil, tidak ada pergerakan apapun dari cowok itu dia masih setia pada posisi awalnya diam dan menatap lurus kedepan.
Disisi lain fikiran Arka sedang berkelana kemana-mana, cowok yang selalu menampilkan wajah datar itu sedang mengingat pertemuan pertamanya dengan Acha, gadis yang pernah ia tolong saat diganggu oleh anak sekolah lain yang Arka sendiri tidak tahu mereka dari sekolah mana. Arka tersenyum membayangkanya karena dia berhasil menolong Acha.
"Gimana caranya bikin dia suka sama gue ya? Gimana juga caranya ngungkapin persaan gue ke dia," batin Arka.
"Atau gini aja, Cha gue sebenernya suka sama lo, lo mau ga jadi pacar gue?" Arka kembali tersenyum-senyum sendiri membayangkan ia berbicara seperti itu kepada Acha.
Acha yang melihat-nya menghembuskan nafasnya lelah saat melihat Arka tersenyum tidak jelas tapi tatapan matanya masih kosong, akhirnya dengan terpaksa Acha memukul bahu Arka dengan keras sambil meneriaki namanya sontak hal itu berhasil membuat Arka menegakkan tubuhnya karena terkejut bukan main. Dan jangan lupakan ucapan reflek Arka yang membuat Acha terdiam.
"Gue suka sama lo!"
Arka belum sadar kalau orang yang telah membuatnya terkejut adalah Acha, cowok berwajah datar itu reflek berdiri karena terkejut, namun Arka malah mengangkat alisnya bingung dan malu karena terciduk sedang memikirkan seorang perempuan terlebih dia secara tidak langsung mengungkapkan isi hatinya.
"Ekhem," Arka berdehem untuk merubah mimik wajahnya agar terlihat tidak begitu tegang.
"Hayoo Arka lagi mikirin siapa?" tanya Acha menggoda Arka tapi yang digoda malah membuang mukanya kesamping.
"Hahaha," Acha malah tertawa saat melihat respon Arka seperti itu.
Akhirnya Arka duduk kembali diikuti oleh Acha yang ikut duduk disampingnya. Mereka sedang berada di halaman rumah Alan beruntung disana juga sudah disediakan kursi panjang untuk duduk bersantai. Acha sangat senang bisa datang kerumah Alan, rumah impian semua orang, maybe.
"Arka kenapa manggil Acha?" ucap Acha membuka obrolan karena daritadi Arka hanya diam tidak mau membuka mulutnya.
"Lo ngapain disini?"
"Panjang ceritanya Ar, Acha lagi males ngomong," bohong Acha sambil tersenyum, sebenarnya Acha hanya tidak mau menceritakan keadaan keluarganya pada Arka.
"Biasanya lo nyerocos terus, kenapa hp lo bisa sama Alan?" tanya Arka lagi.
"Hah?" beo Acha karena seingat Acha hanphonenya ada didalam tote bag bukan di Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Teen Fiction[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...