what's up with Alan?

9K 644 282
                                    

📍Jangan lupa ramein tiap paragraf ya, cuman kalian yang bisa bikin author seneng dan semangat.

_Orang yang selalu menilai kita jelek dimatanya adalah orang yang ingin berada diposisi kita tapi dia tidak bisa_

Alan

Temuin gue abis pulang sekolah di parkiran, ada yang mau gue omongin tentang kakak gue.

Acha

Iya, tapi Acha nunggu sampe sekolah sepi.

Acha kini sedang menunggu sekolah sepi terlebih dahulu karena akan bertemu Alan, Acha tidak ingin kena gosip yang tidak-tidak lagi sudah cukup gosip tentang dirinya yang suka nempel sana-sini. Jika kalian bertanya kenapa Alan tidak mengantarkan Anggis pulang, biasanya Alan mengantarkan Anggis pulang kalau Anggis tidak bisa dijemput supirnya, Anggis selalu dijemput oleh supirnya karena orang tua Anggis sangat menyayangi cewek cantik tersebut.

Acha masih setia duduk diluar kelas sambil bermain handphone, sebenarnya Acha sudah ditawari untuk pulang bersama Alin tapi Acha menolak, sedangkan Arka marah padanya karena Acha sudah tidak pernah bercerita lagi kepada Arka, kata Arka semenjak Acha pacaran dengan Galih sifat Acha berubah. Tapi Acha janji akan menceritakan semuanya besok ke Arka agar tidak menimbulkan kesalahpahaman lagi.

Saat dirasa sekolah sudah sepi, Acha langsung menuju parkiran dan ternyata Alan masih setia duduk diatas motornya.

"Kenapa?" tanya Acha to the point.

"Lo kenapa berubah gini sih Cha!" balas Alan tidak nyambung.

Acha terkekeh "Berubah gimana Lan? Acha dari dulu juga kayak gini," jawab Acha heran dengan sikap Alan.

Lagi-lagi jawaban Alan tidak nyambung "Tangan lo kenapa?" tanya Alan ketika menyadari banyak luka bekas sayatan ditangan Acha, ada beberapa juga yang belum mengering masih terlihat kemerahan tentu saja Alan terkejut karena ini pertama kalinya ia melihat Acha tidak memakai hoodie atau jaket disekolah setelah sekian lama.

Ternyata yang diucapkan oleh Berlin memang benar, Acha sedang tidak baik-baik saja, ah iya andai saja Alan tahu kalau Acha pernah hampir mengakhiri hidupnya.

Acha langsung menyembunyikan tanganya kebelakang tubuh "Nggak penting Lan, kenapa?" tanya Acha lagi karena dia juga ingin segera pulang, Alan terlalu bertele-tele tidak seperti biasanya.

"Kenapa lo mau aja ngasih jaket lo ke Anggis?" Acha mengangguk miris mendengar pernyataan Alan, ternyata ini karena Anggis, Alan rela membuang waktunya hanya karena pertanyaan tidak penting seperti ini.

"Anggis temen Acha, kalau Anggis terus make baju dia yang basah ntar masuk angin. Acha nggak mau liat Anggis ataupun Helen sakit," lagi-lagi Alan semakin terdiam karena ucapan Acha.

"Lo disuruh balikin tas kakak gue, dan dia minta lo sendiri yang dateng kesana," Acha yang memang dasarnya mudah percaya hanya menganggukkan kepalanya.

"Ntar Acha kesana kalau ada waktu luang."

"Tapi kakak gue maunya sekarang," Acha mengangguk lagi, "abis pulang ini Acha langsung kerumah Alan," balas Acha.

"Ck, gue anter lo pulang ngambil tas kakak gue, terus sekalian kerumah gue," jelas Alan malas.

Acha tampak berfikir lalu mengangguk "Boleh deh."

THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang