📍JANGAN LUPA KOMEN DISETIAP PARAGRAF!
VOTE JUGA, dengan kalian vote cerita ini berarti kalian menghargai author:)
Buat yang udah baca sampai sejauh ini makasih guys-,
_Walaupun hari ini tak seindah yang kau inginkan, tetap tersenyum ya!_
Setelah Anggis pergi sambil menatap Acha penuh dendam dan kebencian, kini Alan dan Acha sudah duduk kembali dikursi taman, namun mereka sama-sama diam, tidak ada yang mau memulai percakapan.
Otak Acha yang dipenuhi oleh semua kejadian tadi, banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Alan, saking banyaknya sampai membuat Acha bingung pertanyaan mana dulu yang harus ia tanyakan pada cowok disampingnya ini.
Alan melirik Acha yang masih diam "Apa yang gue bilang tadi benar semua Cha, lo bisa lihatkan Anggis nggak ngelak sama sekali, lo jangan mudah percaya sama orang," peringat Alan yang dibalas Acha dengan kekehan.
"Termasuk Alan?" tanya Acha yang membuat Alan tersenyum miris, Alan pantas mendapatkannya, ini semua salahnya, Acha tidak percaya padanya juga karena ulahnya sendiri.
"Ya, termasuk gue, cuman satu hal yang harus lo percaya sama gue, gue bener-bener cinta sama lo Cha, lo percaya itu," balas Alan lirih.
Alan melanjutkan ucapanya sambil menatap kosong kedepan "Gue uring-uringan waktu lo nggak ngespam gue lagi, gue takut lo bener-bener udah lupain gue dan gue gamau hal itu terjadi."
Acha hanya bisa tersenyum tipis matanya langsung berkaca-kaca, Alan membuang wajahnya kesamping, kenapa setiap berbicara dengan Alan Acha selalu menangis dan Alan sangat benci melihat Acha menangis apalagi karenanya "Alan pernah kefikiran nggak se susah apa Acha mencoba untuk ngelupain Alan, sampai akhirnya sedikit lagi Acha berhasil lupain Alan, tapi sekarang Alan datang lagi kehidupan Acha, Acha hanya takut Alan nggak tulus ngomong cinta ke Acha, belajar dari hal kemarin aja Lan," Alan sangat-sangat menyesal telah menyia-nyiakan orang yang telah mengejarnya untuk kedua kalinya ini, tapi Alan janji Alan tidak akan melepaskan Acha.
"Jangan nangis Cha, senyum buat gue," ucap Alan namun Acha tidak menghiraukannya sama sekali.
"Acha juga nggak ngerti sama jalan fikiran Alan, kenapa nggak ngomong sama Acha dari awal kalau Anggis sebenarnya suka sama Alan dan Anggis punya niatan bikin Acha menjauh sama Alan?" lanjut Acha.
"Kalau gue bilang dari awal, gue yakin banget lo nggak akan percaya," Acha mengangguk membenarkan, ya tentu saja Acha tidak akan mempercayai ucapan Alan begitu saja, terlebih sikap Anggis sangat baik padanya.
"Nggak ada yang mau diomongin lagi kan? Acha mau ke kelas," Acha berdiri, mengusap air matanya lalu meninggalkan Alan begitu saja, Alan yang melihat hal itu hanya bisa pasrah, harapan Alan hanya satu semoga Acha masih mencintainya.
Baru saja Alan berdiri hendak ke kelas karena bel masuk juga sebentar lagi akan berbunyi, tapi Alan dikejutkan dengan kedatangan Arka dibelakangnya "Lo udah lama?" tanya Alan was-was yang dibalas gelengan oleh Arka, sungguh Alan sangat takut kalau sampai Arka melihat Acha menangis lalu menyuruh Alan untuk menjauhi Acha, Alan tidak akan rela.
"Kok lo bisa ada disini?" Alan kembali bertanya yang membuat Arka mengangkat satu alisnya.
"Gue emang biasa kesini, harusnya gue yang tanya lo ngapain lo disini? Tempat lo harusnya diruang osis," balas Arka yang membuat Alan terdiam.
Tanpa memperdulikan Alan, Arka langsung duduk dibangku dan memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajah Arka. Alan hendak melangkah pergi namun ia urungkan, Alan lebih memilih duduk disamping Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL WHO FIGHT FOR THEIR LOVE (COMPLETED)
Roman pour Adolescents[C O M P L E T E] [E N D] [S E D A N G D I R E V I S I ] CERITA INI SEDANG DIREVISI JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN BANYAK TYPO ATAU BAHASA TIDAK BAKU MOHON DI MAKLUMI. CERITA MENGANDUNG BAWANG! Untuk kamu yang sedang aku perjuangkan. ~Acha Meylinda Put...